Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!
“Iya, saya nangis karena Bapak.” Ucap Dilla.
Kenzo menunduk, lalu pergi setelah mengatakan, “Niat saya baik. Besok jam 10 ikut sopir saya ya.”
Dilla hanya diam saja, tak merespons ucapan Kenzo sama sekali.
Malam ini akan terasa sangat panjang. Dilla tak henti-hentinya menebak-nebak apa yang sedang terjadi pada saat ini. Sampai pintu kamar itu terketuk, Dilla baru terbangun dari lamunannya.
Toktoktok
“Silakan masuk.” Ucap Dilla.
Bi Nirah masuk dengan membawa menu makan malam Dilla.
“Dimakan ya Non.” Ucap Bi Nirah.
“Iya Bi makasih, Bi, Pak Kenzo kemana ya? Biasanya kalau malem ke sini?” Tanya Dilla.
“Itu Non, Pak Kenzo pergi tadi. Katanya ada urusan kerjaan.” Jawab Bi Nirah.
“Oh begitu ya.” Dilla merasa heran, kenapa dirinya bisa menanyakan keberadaan Kenzo. Padahal jelas sekali, dirinya sedang kesal pada Kenzo.
Setelah selesai makan malam, Dilla mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, waktu sudah tengah malam, tapi kantuk masih belum terasa juga. Akhirnya, Dilla memutuskan untuk menonton film tengah malam melalui televisi yang ada di kamar itu, sampai akhirnya tertidur.
Saat waktu sudah mulai pagi, Dilla merasakan kehadiran Kenzo di kamarnya. Dilla mendengar suara pintu kamar yang terbuka, lalu Kenzo diam-diam menghampirinya dan mencium kening Dilla, lalu pergi. Dilla tak ingin memberontak, ia tidak ingin membuat situasi yang tidak jelas ini semakin tidak karuan. Setelah Kenzo pergi, Dilla kembali terlelap tidur.
Hari ini, tubuh Dilla mulai terasa lebih segar. Ia sudah bisa menggerakan seluruh tubuhnya lagi. Efek samping dari obat itu benar-benar sudah hilang. Pagi ini, sebelum Dilla ikut pergi dengan sopir Kenzo, dokter pribadi Kenzo memeriksa keadaaan Dilla terlebih dahulu.
Pukul 10 pagi pun tiba, Dilla menuruni tangga menuju garasi rumah Kenzo. Namun ia tak melihat keberadaan Kenzo sama sekali. Tanpa banyak berpikir, Dilla segera naik ke dalam mobil itu.
Mobil pun melaju, Dilla pun bertanya, “Pak, kita mau kemana nih?”
“Pulang ke rumah Non. Saya udah ada alamatnya kok.” Ucap Pak Sopir.
Dilla heran, kenapa alamat rumahnya bisa diketahui oleh orang lain, ia pun kembali bertanya, “Tau alamat saya dari mana?”
Sopir itu langsung menjawab, “Dari Pak Kenzo. Oh iya, ada pesan dari Pak Kenzo, Ibu boleh istirahat gak perlu ke kantor selama 3 hari ke depan.”
“Oh okay. Terima kasih Pak.”
Dilla dibuat merasa heran lagi. Ia mulai yakin kalau Kenzo adalah seorang maniak, seorang yang bermasalah, karena sampai mencari tahu tentang dirinya begitu detail.
Sesampainya di apartemennya, Dilla disambut oleh tangis haru ayahnya, “Nak, kamu pulang juga akhirnya! Ayah bersyukur, kamu masih selamat. Maafin ayah ya, gak bisa selalu ada buat kamu.”
“Maafin aku juga ya Yah, aku yang gak bisa jaga diri. Yang penting aku selamat, enggak kenapa-kenapa.” Ucap Dilla.
Ayah Dilla segera mengajak Dilla ke ruang makan, “Ayo makan dulu, ayah udah masak makanan kesukaan kamu.”
Dilla mengangguk, lalu mengikuti ayahnya ke ruang makan. Ayah Dilla sudah memasakan berbagai hidangan kesukaan Dilla.
Setelah selesai makan, Dilla bertanya, “Yah, kok Ayah bisa kayak udah tau aku bakal balik hari ini? Sampe masak begitu banyak masakan kayak gini.”
Ayah Dilla tersenyum, lalu mengeluarkan ponselnya, “Liat berita hari ini ya.”
Sebuah video yang berisikan klarifikasi dari kepolisian, pihak kepolisian berkata, “Selamat pagi semuanya. Pagi ini, kami mengundang rekan wartawan semuanya untuk konferensi pers perihal kasus hilangnya Saudari Dilla. Pada saat ini, keadaan saudari Dilla baik-baik saja. Kasus yang merugikan saudari Dilla ini adalah kasus perdagangan manusia. Para pelaku yang terdiri dari sipil dan oknum aparat ini sudah berhasil kami tangkap. Berdasarkan pendalaman kasus, para korban ini akan dikirim ke luar negeri untuk dijadikan budak. Kami berhasil menghubungi pihak luar negeri juga, ada 120 warga negara kami yang terjebak di sana dan berhasil dipulangkan. Terima kasih atas dukungan teman-teman semua, kadang kami terlihat diam saja karena memang proses penyelidikan yang tidak mudah.”
Setelah videonya selesai diputar, Ayah Dilla berkata, “Kita harus berterima kasih sama bos kamu. Bos kamu udah cerita semuanya, beliau jaga kamu di rumahnya biar kamu tetap aman, karena di kasus ini, kepolisian benar-benar harus teliti agar bisa tahu mana orang yang terlibat atau enggak. Ayah lega banget pas dua hari yang lalu, Bosmu itu Pak Kenzo datang kemari menceritakan semuanya.”
Dilla terkejut mendengar ucapan ayahnya. Jadi, selama ini, Kenzo memang benar-benar berniat menolongnya? Melindunginya? Dilla merasa menyesal kenapa dirinya begitu kasar pada Kenzo kemarin.
Dilla segera membuka tas yang diberikan oleh Bi Nirah tadi pagi. Di dalam tas itu, ada segala benda yang dimiliki oleh Dilla. Dilla segera mengisi daya baterai ponselnya. Setelah baterai ponselnya sudah agak penuh, Dilla langsung menghubungi Kenzo.
Bukan suara Kenzo yang ia dengar, melainkan, “Maaf, nomor yang ada tuju sedang berada di luar jangkauan. Silakan coba beberapa saat lagi.”
Bersambung…
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)