Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!
“Ya begitulah Pak kira-kira.” Dilla selesai memaparkan apa yang ditanyakan oleh Kenzo. Melihat Kenzo hanya memandanginya sambil tersenyum, Dilla pun melanjutkan, “Baik Pak, kalau tidak ada apa-apa lagi, saya pulang dulu ya. Takut macet di jalan.”
Dilla beranjak dari kursi di kantor Kenzo. Kenzo yang baru saja tersadar dari lamunannya, langsung reflek bertanya, “Kamu gak punya pacar kan?” Kenzo menggaruk kepalanya, “Astaga, maksud saya,” Kenzo menoleh ke sekitarnya untuk mencari alasan yang tepat, “Kamu bisa pulang sendiri kan? Yah, jangan naik kendaraan umum, umm banyak kejahatan.”
Kenzo benar-benar salah tingkah. Ia baru saja membangun citra cool di depan Dilla. Tapi kenapa sekarang malah salah tingkah sih! Astaga! Kenzo yakin, Dilla akan semakin menghindar darinya, huh.
Dilla menoleh, menatap Kenzo, “Tentu saja saya belum punya pacar. Kalau sudah punya pacar, ngapain masih instal binder beberapa hari yang lalu. Hehe, saya pergi dulu, Pak. See you.”
Wajah Kenzo langsung memerah. Tepat setelah Dilla keluar dari ruangannya, Kenzo langsung loncat-loncat salah tingkah. Ia sangat senang, ternyata Dilla masih mengingatnya.
‘Gak mungkin juga kan bisa lupa, masa sih bisa lupa udah tidur sama orang terkenal kayak gue hahaha.’ gumam Kenzo dalam hati.
Trakk!
Pintu ruangan Kenzo kembali terbuka.
“Bapak kenapa? Umm maaf saya langsung masuk, karena dari tadi ketuk pintu tapi Bapak masih nggak respons saya.” ucap Ardi.
Ardi juga sangat kebingungan, kenapa bosnya bisa seperti ini. Kenzo yang selalu dingin, tak banyak berbicara dengan orang banyak. Hari ini tiba-tiba bertingkah seperti ABG yang baru saja jatuh cinta.
Kenzo langsung diam, ia merapikan kemejanya, lalu berkata, “Ada apa? Silakan duduk.”
Ardi tak banyak bicara, ia langsung terus terang, “Saya mau kasih dokumen kerja sama PT. Awnov. Itu aja Pak,” Ardi tiba-tiba teringat akan sesuatu, “Oh iya Pak, orang transferan dari PT. Awnov mau ditempatkan di Departemen IT atau…”
“Di sebelah ruangan saya. Ada ruangan kosong, kan? Biar saya nggak bolak-balik ke bawah kalau butuh.” ucap Kenzo.
Ardi tahu, orang yang diselidiki oleh dirinya beberapa hari lalu, sama dengan wanita yang baru saja keluar dari kantor Kenzo. Dan wanita itu, adalah karyawan transfer dari PT. Awnov!
“Baik Pak. Saya pamit pulang dulu ya Pak, Happy Weekend.”
“Ya, thankyou ya.”
***
Grup Chat ‘Trio Wekwek’
Lastri: Jahat lo Dill
Karin: Lha ada apa nich
Lastri: Dia ditransfer dong ke Mercy, ninggalin kita
Karin: Wah parah sih, nggak sayang lagi sama kita
****
Dilla yang sedang mengendarai mobilnya, merasakan getaran tanda notifikasi di ponselnya terus bergetar. Saat ia selesai memarkirkan mobilnya, ia melihat sebentar, room chatnya sudah penuh dengan notifikasi dari grup chat ia dan kedua sahabatnya.
Dilla pun menjelaskan, “Duh gaes, dadakan banget ini. Gue juga gak tau kenapa Pak Hendra nyuruh gue pergi ke Mercy. Kita masih bisa maen bareng lah, tiap Rabu dan Jumat gue tetep di Awnov.”
Karin: Huh basi ah
Lastri: Yaudah, mulai Senin lu udah di Mercy kan, gimana kalo malam ini kita nyalon bareng, terus nonton, dah lama gak jalan bareng kita
Dilla: Kalian pasti masih di kantor kan? Gue dah beres di sini, siap-siap di lobby, gue jemput sekarang.
Karin: SIAP
Lastri: MANTAP!
*
Dilla langsung keluar lagi dari parkiran apartemennya, lalu pergi menuju gedung Awnov. Untungnya jalanan tidak begitu macet, jadi dalam waktu lima belas menit, ia sudah sampai lagi di lobby gedung Awnov.
Lastri dan Karin sampai di lobby, bertepatan dengan sampainya Dilla. Mereka bertiga langsung pergi ke mal tempat biasa mereka bermain bersama.
Sebelum pergi ke salon, mereka pergi untuk makan hotpot terlebih dahulu. Saat selesai makan, mereka mulai menanyakan bagaimana keadaan di Mercy kepada Dilla.
Karin: “Dilla, Mercy banyak cogan tuh.”
Lastri: “Iya, apalagi bosnya, aduh gak tahan gue.”
Dilla: “Ish kalian apaan sih, biasa aja sih. Gak ada yang istimewa. Gue lebih nyaman di Awnov, gak ada kalian di Mercy huhuhu.”
Karin: “Yeuh, elu, paling gak asik kalo udah diajak bahas cowok. Udah yuk ah kita pergi ke salon.”
Mereka bertiga pun pergi ke salon untuk perawatan. Saat sedang perawatan, Dilla melihat orang di belakangnya melalui kaca di depannya. Rasanya, wanita itu sangat familier dengannya. Tapi di mana ia melihatnya?
“Aku gak rugi ya cerai sama kamu, mantan aku juga si Kenzo masih mau kalo aku terus pepet! Sana pergi. Aku gak butuh cowok gak guna kayak kamu!” ucap wanita itu.
‘Oh, wanita yang memeluk Kenzo tadi siang!’ gumam Dilla.
Ternyata, wanita itu adalah mantan pacarnya Kenzo. Pantas saja Kenzo tak begitu merespons pelukan wanita itu tadi siang. Sepertinya, wanita itu sudah tak memiliki hubungan apapun lagi dengan Kenzo. Dan tadi siang, dia datang untuk mengeluhkan masalahnya pada Kenzo.
****
Bersambung…
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami (Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)