Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))
Perumahan Anggur, Jl. Brazil No.3
“Hallo, paket! Hallo Mbak, ada paket!” teriak Bella.
Bella merasa agak konyol, kenapa dirinya reflek berteriak seperti ini. Tapi tak apa, jika dirinya langsung memberi tahu Arlina, kalau dirinya yang datang, Arlina mungkin tidak akan membukakan pintunya. Bella masih berusaha memanggil seseorang untuk keluar, namun masih belum ada juga.
Arlina kembali berteriak, “Halo, permisi, ada paket!”
Pada saat ini, pintu gerbang pun terbuka.
BRUK!
Bella langsung memeluk Arlina, sambil berlinangan air mata, Bella mengeluh, “Dasar jahat! Jahat!”
Arlina masih bingung, ia tak tahu harus meresponsnya seperti apa. Pada saat ini, Arlina mulai mengelus kepala Bella.
“Bella, gak perlu cosplay jadi tukang paket. Kamu sekali teriak aja, aku langsung tau ini kamu yang dateng. Masuk dulu yuk,” ajak Arlina.
Wajah Bella langsung memerah, dasar Arlina sialan, masih sempat saja bergurau. Setelah melepaskan pelukannya, Bella segera memasukan mobilnya ke dalam garasi rumah Arlina.
Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Arlina mengajak Bella masuk ke dalam rumahnya.
Kedatangan mereka berdua langsung disambut oleh Mbak Suni, pembantu Arlina, “Eh selamat datang Non, mau minum apa? Mbak bikinin nanti.”
Bella masih agak linglung karena tangisannya tadi, ia mengucek matanya, lalu menjawab, “Apa aja yang anget Mbak, di luar anginnya kenceng banget tadi hehe.”
Mbak Suni menjawab, “Baik Non, saya bikinin dulu ya.”
Sebelum Mbak Suni pergi, Arlina berkata, “Antar ke kamar saya aja ya.”
Bella terkejut saat mendengar ucapan Arlina. Mau apa pergi ke kamarnya? Haduh.
Setelah sampai di kamarnya, Arlina segera membuka laptopnya.
Bella yang duduk di meja kerjanya, bertanya, “Kak, mau apa?”
“Wait,” ucap Bella sambil memberi isyarat agar Bella jangan banyak berbicara dulu.
Bella mengangguk, lalu pada saat ini, mbak Suni mengetuk pintu kamar itu, lalu masuk dan mengantarkan minumannya.
“Lagi apa nih malem-malem gini? Hehe, Non Arlina mau kapan rapihin kopernya?” tanya Mbak Suni.
“Masih ada kerjaan sisa nih aku, temenku mau nginep. Besok aja gak apa-apa,” jawab Arlina.
Bella kembali tertegun, apa maksudnya Arlina ini.
Setelah mbak Suni pergi, Arlina baru berkata, “Mbak Suni itu pembantu pilihan mamiku. Dia suka laporan ke mami, aku sempet ketauan jalan sama cewek, makanya sekarang dipaksa S2 jauh banget. Padahal …”
Bella agak sedih, ternyata Arlina sudah memiliki pacar, ia segera bertanya, “Padahal apa Kak?”
“Padahal, baru nemu dari Tinder hahaha. Belum sempet pacaran, tapi udah ketauan. Huh,” jawab Arlina.
Bella semakin bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa harus sedih saat mendengar kemungkinan Arlina memiliki pacar.
“Jadi, Kakak jadi perginya? Bukan boong itu? Kenapa sih Kak.” Bella kembali menangis.
Arlina mengeluarkan wine dari dalam lemari pakaiannya. Ia menuangkannya ke dalam dua gelas.
Setelah meminumnya, Arlina berkata, “Sudahlah, kondisi kita sangat rumit. Kita enggak akan pernah berakhir menjadi apa pun.”
Air mata Bella semakin deras keluar, Bella mencoba untuk menahan dirinya, tetapi tak bisa, akhirnya ia berkata, “Oke, aku ngerti. Makasih ya Kak. Aku pergi dulu sekarang.”
Bella beranjak pergi, dan Arlina langsung meraih lengannya dan menariknya ke dalam pelukannya.
“No, wait, dont go. Malam ini, malam terakhir aku di sini. Kamu gak mau temenin aku apa?”
“Kamu jahat banget Kak. Bikin anak orang baper terus pergi gitu aja. Jauh lagi perginya.” Air mata Bella semakin banyak yang keluar.
Arlina melepaskan pelukannya, lalu kembali meminum wine langsung dari botolnya.
“Posisi kamu punya pacar. Dan aku gak mau rusak kamu, sebelum terlalu jauh, lupain aku Bella,” ucap Arlina sambil menangis juga.
Apa yang dikatakan oleh Arlina memang ada benarnya juga. Bella hanya bisa termenung, tak tahu harus berbuat apa.
Setelah keheningan berlalu, Bella meraih gelas yang berisikan wine itu, lalu meminumnya.
“I love you Kak,” ucap Bella sambil mengecup bibir Arlina.
Arlina melepaskan ciuman Bella, lalu mengunci pintu kamarnya. Setelah itu, ia segera mematikan lampu kamarnya, dan menarik Bella ke ranjangnya.
“Love you too Bella,” ujar Arlina.
Malam itu pun berlalu dengan penuh suka cita. Baik Arlina ataupun Bella sudah mulai sadar akan status mereka. Mau dipaksakan bagaimanapun, mereka berdua tak akan pernah berakhir bersama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, rasa kantuk sudah mulai menghampiri Bella.
“Kak, aku ngantuk. Peluk aku ya, kasih aku pelukan yang gak akan terlupakan. Aku ngerasa tenang banget ada di pelukan Kakak.” Ucap Bella sambil menatap Arlina.
“Let me hug you, hug you forever Bella.”
“Good night the love of my life.”
Bersambung…
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)