xixixi

Bab 10 Mau Bahas Masa Depan

Mau Bahas Masa Depan
0
(0)

Setelah selesai makan bersama, Melvin dan Dina menghabiskan waktu mereka hanya berdua saja di depan kolam renang di rumah itu.

Sampai saat ini, sebenarnya Melvin dan Dina masih begitu canggung. Mereka tak begitu banyak berbicara, sekalinya berbicara pun benar-benar hanya membahas masalah bisnis dan pendidikan saja. Sampai pada akhirnya, Melvin dengan serius menatap Dina dan berkata, “Dina, boleh tanya sesuatu?”

Dina agak terkejut, kenapa Melvin harus bertanya seperti ini terlebih dahulu pada dirinya. Dina yakin, apa yang ditanyakan oleh Melvin pasti pertanyaan yang serius.

Dina menjawab, “Boleh Kak, Kakak mau tanya apa?”

Melvin dengan penuh keraguan bertanya, “Umh, kamu udah punya pacar? Tanya aja, kamu boleh jawab boleh juga enggak.”

Dina tertunduk, lalu dengan santai menjawab, “Jadi mau dijawab atau enggak? Aku sih tergantung Kakak mau dijawab atau enggak hahaha.”

Dina mencoba mencairkan suasana kaku di antara mereka berdua.

“Jawab aja, soalnya ini penting. Aku mau bahas tentang masa depan kita,” ucap Melvin.

Dina yang sudah berusaha keras untuk menenangkan dirinya, kembali grogi saat mendengar ucapan Melvin tersebut.

“Masa depan apa Kak? Uh.” Dina terdiam sesaat.

“Jawab dulu, soalnya kuncinya ini. Kamu udah punya pacar atau belum?” tanya Melvin lagi.

Dina menatap mata Melvin, dan menjawab, “Aku single, gak ada pacar.”

Melvin tersenyum, lalu menjawab, “Sesuai dugaanku hehe. Jadi gini Din, permintaan terakhir ayah aku itu, beliau pengen aku nikah sama kamu.”

Melvin tak langsung berterus terang, ia menunggu respons Dina untuk melanjutkan perkataannya, Dina menjawab, “Lalu?”

“Aku mau kita sama-sama saling mengenal dulu aja. Aku gak bermaksud buat maksa kamu. Menurutmu, gimana?” tanya Melvin.

Dina berpikir sejenak, walaupun dirinya begitu menyukai Melvin, akan tetapi ia tak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan keputusan untuk menjalani hubungan ini. Dina tidak ingin dirinya hanya dijadikan pelampiasan Melvin saja, setelah Melvin putus dari mantan pacarnya.

“Kita jalanin aja dulu ya Kak,” jawab Dina.

***

Satu minggu berlalu dengan begitu cepat. Selama satu minggu ini pula, hubungan Dina dan Melvin mulai intens. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, tak jarang teleponan di malam hari sampai larut malam juga. Melvin merasa, Dina termasuk tipikal wanita idamannya. Bagaimana tidak, Dina memiliki tubuh yang seksi, cantik, pintar dan cerdas. Benar-benar kriteria wanita idaman Melvin. Begitu pun dengan Dina, Dina merasa Melvin adalah pria idamannya. Tak hanya berparas tampan dan bertubuh kekar, Melvin juga sangat perhatian dan penuh kasih sayang.

Hari ini, adalah waktu sidang akhir skripsi Dina. Hari yang sangat dinanti-nantikan oleh Dina akhirnya datang juga.

Untuk menghindari kemacetan di jalan, khusus untuk hari ini, Dina sengaja menginap di hotel yang terletak di sebelah kampusnya. Orang tua Dina yang sedang berada di luar kota, akan pulang hari ini demi merayakan kesuksesan sidangnya putri mereka tercinta. Melvin sudah memesan private room di sebuah restoran untuk memberikan kejutan untuk Dina. Melvin sengaja menyiapkan semua ini untuk makan malam bersama dengan Dina dan kedua orang tuanya, untuk merayakan kelulusan Dina dan juga sekaligus ingin melamar Dina.

Sebelum lanjut baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, Terima kasih))

 “Bu, Dina deg-degan banget nih, sebentar lagi giliran Dina masuk ruang sidang,” ucap Dina melalui telepon kepada ibunya.

Bu Ane berusaha yang terbaik untuk menenangkan putrinya. Bagaimanapun ia merasa bersalah, karena tak bisa berada di samping putrinya secara langsung untuk menyemangatinya secara langsung.

“Dina sayang, kamu pasti bisa, semangat yah. Deg-degan mah wajar, yang penting jangan sampai gugup yah. Ibu sama ayah bentar lagi mau take off, pokoknya kamu beres, tau-tau ayah sama ibu udah ada di kampus kamu. Semangat ya sayang, kamu pasti bisa,” ucap bu Ane.

Tingkat kepercayaan diri Dina semakin meningkat setelah mendengar suara ibunya. Dina semakin tenang dan lebih siap untuk masuk ke ruangan sidang skripsinya.

Satu jam tiga puluh menit pun berlalu,  sidang skripsi Dina akhirnya selesai dengan hasil yang memuaskan. Dina merasa sangat lega, semua beban pikirannya akhirnya berhasil lepas dari pundaknya.

Setelah mendapatkan ucapan selamat dari teman-temannya, Dina mulai merasa heran, kenapa orang tuanya masih belum sampai juga. Penerbangan mereka hanya berdurasi 40 menit, dan jarak dari Bandara ke kampusnya hanya sekitar 30 menit. Saat ini, mereka seharusnya sudah sampai di kampusnya.

Dina mulai merasakan rasa khawatir saat ponsel kedua orang tuanya tak bisa dihubungi. Aneh sekali, setelah mengecek nomor pesawat yang ditumpangi oleh kedua orang tuanya tersebut, dan status pesawat tersebut sudah mendarat sekitar 50 menit yang lalu. Kekhawatiran Dina semakin menjadi-jadi saat nomor sopir rumahnya tidak bisa dihubungi juga. Ada apa ini?

Setelah 25 menit berlalu, Dina melihat Melvin dengan wajah yang lesu dan tampak sedih berjalan menghampiri Dina. Melvin langsung datang dan memeluk Dina. Dina tak mengerti kenapa Melvin tiba-tiba memeluknya seperti ini.

‘Kak Melvin kenapa tiba-tiba peluk ya?’ gumam Dina dalam hati.

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Izinkan Aku Menikahimu Lagi

Izinkan Aku Menikahimu Lagi

Status: Ongoing Author: Artist:

Prolog:

"Dina! Di mana kamu!" teriak Melvin.

Melvin menendang pintu kamar Dina. Meskipun mereka sudah menikah, namun Melvin tak pernah menyentuh Dina. Mungkin, karena pernikahan ini dilakukan secara terpaksa. Hati Melvin masih terpaut dengan kekasihnya, Rara.

Belum sempat bertanya ada apa dengan Melvin, Melvin langsung menarik Rara ke atas ranjang.

"Malam ini akan menjadi malam pertama dan terakhir untukmu." Teriak Melvin.

"Jangan Vin! Ja...."

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset