Eps 2 : Iblis Berjubah Malaikat

0
(0)
Kost-kostan Aldi, Kota H.

“Put! Putri! Putri!!!” Teriak Aldi.

Aldi tak langsung panik. Ia sangat mengenal sosok Putri yang humoris, dan suka bercanda. Namun, setelah 2 menit berlalu, Aldi masih tak mendengar suara Putri.

“Halo, Put Put udah ah gak lucu lagi. Matiin cepet rekaman ketawanya, siapa sih ish aku takut Put, creepy banget sih.” Teriak Aldi, lalu mematikan teleponnya.

Aldi kesal, ia bergumam dalam hati, “Aduh apaan sih, gak lucu banget.”

Aldi mencoba menelepon Putri kembali. Namun, setelah mencoba meneleponnya berulang kali, teleponnya masih tak diangkat juga. Aldi yang sudah mengenal kedua orang tua Putri, akhirnya memutuskan untuk menelepon Ayahnya Putri.

Aldi mengetik nomor telepon rumah Putri. Pak Tarno dan Bu Endah yang sedang menonton tv, langsung mengangkat telepon begitu mendengar telepon rumah mereka berdering.

“Halo, dengan siapa ya?” Tanya Pak Tarno.

“Pak, ini aku Aldi, Pak tolong lihat Putri di kamar Pak, cepat Pak!” Teriak Aldi.

“Ada apa Nak? Putri baik-baik saja kok.” Jawab Pak Tarno.

“Tadi Putri pingsan waktu telepon sama aku, ayo Pak cepat!” Aldi semakin tak sabar.

“Baiklah.”

“Bu, tolong cek Putri ya, Ayah mau pipis dulu, kebelet.” Pak Tarno menyuruh istrinya.

“Ya sudah Pak, kalau ada apa-apa tolong kabari aku ya Pak, khawatir sekali aku ini.” Ucap Aldi yang sedikit kesal karena Ayah Putri bisa begitu santai dan biasa saja.

“Iya iya, terima kasih sudah begitu peduli pada putri Bapak, sudah dulu ya.” Ucap Pak Tarno, lalu menutup teleponnya.

Kediaman Pak Tarno, Kota L.

Pak Tarno pun pergi ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, Pak Tarno mendengar teriakan Bu Endah.

“Ayah, Ayah cepat kemari, ini Putri kenapa sih di dalem. Pintunya di kunci. Ayah cepet dong ke sini, lama banget!”

Pak Tarno segera bergegas naik ke lantai dua. Bu Endah tak mendengar respons dari Putri, ia hanya mendengar suara tertawa dari dalam kamar Putri. Namun, begitu Pak Tarno sampai ke depan kamar Putri, Pak Tarno malah tak mendengar suara apapun.

Pak Tarno naik ke lantai atas dengan membawa palu di tangannya, ia segera membuka paksa pintu kamar Putri dengan kunci cadangan yang ia miliki.

“Ibu Ayah, ada apa ke sini? Kenapa gak ketuk pintu, langsung masuk begitu saja?” Tanya Putri dengan nada bicara yang sangat dingin.

Saat pintu kamar terbuka, Bu Endah dan Pak Tarno, mendapati Putri sedang duduk bersimpuh di balkon kamarnya. Bu Endah langsung menyadari ada yang aneh dengan keadaan putri semata wayangnya. Wajah Putri sangat pucat, tak sesegar saat ia baru pulang tadi.

“Astagfirullah Nak, istigfar sayang. Astagfirullah, Astafirullah, ya Allah, Allah-ku yang Maha Besar, tolong lindungi putri kami ya Allah.” Ucap Bu Endah.

Pak Tarno yang masih shock masih berdiri di pintu balkon. Tak disangka, Putri merespons perkataan Ibunya dengan cara mendorong Ibunya. Pak Tarno segera menghampiri Putri, “Nak, kamu kenapa? Sudah ya, ayo berdiri. Kita istirahat dulu ya.”

“Baik Pak, aku kelelahan sekali hari ini. Aku baik-baik saja kok.” Ucap Putri, dengan nada bicara yang masih saja dingin.

Bu Endah terhenyak, ia tak bisa berkata-kata lagi. Entah apa yang terjadi pada putrinya. Putri tak pernah kasar, ia membesarkan Putri dengan penuh kasih sekali pun tak pernah kasar padanya. Jangankan main tangan, membentak saja tidak pernah. Tapi, kenapa, kenapa hari ini Putri begitu kasar pada dirinya?

Bu Endah sangat sedih. Rasa sakit terbesar seorang Ibu adalah diperlakukan kasar oleh anaknya sendiri, anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang, tapi malah memperlakukan dirinya seperti ini. Bu Endah langsung pergi ke kamarnya. Bu Endah menangis sesegukan sampai Pak Tarno datang.

“Bu, sabar Bu. Mungkin Putri sedang punya masalah, emosinya jadi labil. Putri masih masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Sabar ya Bu, nanti Bapak coba baik-baik bicara sama Putri.” Ucap Pak Tarno, menenangkan Bu Endah.

“Ibu cuma kaget aja Yah, Putri gak pernah gini sebelumnya.”

“Iya wajah Ibu sedih, sudah ya jangan nangis lagi. Nanti cantiknya hilang hehehe.” Ucap Pak Tarno, sambil memeluk Bu Endah dari belakang.

********************

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD) 

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Iblis Berjubah Malaikat

Iblis Berjubah Malaikat

Status: Ongoing Author: Artist:

Sinopsis:

Panggil saja dia Putri. Seorang gadis yang lahir di sebuah keluarga yang terlihat sangat harmonis, keluarga yang kompak, saling mendukung baik walau dalam keadaan sulit.

Ayah Putri, Pak Tarno adalah seorang pedagang sayur di salah satu pasar di Kota L. Dan ibunya, Ibu Endah adalah seorang ibu rumah tangga, yang terkadang membantu suaminya berjualan di pasar. Perjalanan hidup keluarga Pak Tarno ini tak selalu berjalan mulus. Mengandalkan kehidupan dari usaha berdagang skala kecil, tak begitu menjamin kesejahteraan mereka. Tak jarang, mereka harus berhemat saat usaha milik Pak Tarno lesu.  Lesu secara ekonomi, terkadang bahkan karena persaingan para pedagang yang tidak sehat. Bagaimanapun cobaannya, tapi mereka tetap saling berpegang tangan.

Sampai akhirnya suatu kejadian besar menimpa keluarga kecil ini. Putri tak sadarkan diri, seolah pingsan dan memejamkan matanya, namun tubuhnya terus meronta-ronta, tak jarang juga mengatakan kata-kata yang tidak pantas. Segala upaya sudah dilakukan oleh Pak Tarno dan Ibu Endah. Dari pergi ke dokter, sampai ke orang pintar. Namun, hasilnya tetap nihil. Beberapa dari orang pintar yang mencoba mengobati Putri, malah terluka bahkan sampai ada yang meninggal dunia.

Pak Tarno dan Ibu Enda tak pernah menyerah. Sampai suatu kejadian aneh terjadi, semuanya benar-benar berakhir... Berakhir dengan..........

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of Alinrei Group