xixixi

Eps 4 : Iblis Berjubah Malaikat

0
(0)

Brak!!!

Pak Tarno langsung menggebrak meja kerja dokter.

“Tak mungkin, kita pindah rumah sakit saja! Rumah sakit macam apa aneh sekali seperti ini!” Ucap Pak Tarno.

Dokter pun langsung menenangkan Pak Tarno, “Tenang Pak, tenang dulu. Kami juga baru kali ini seperti ini, sebelumnya tak pernah. Kalau bapak tidak percaya, silakan coba di rumah sakit lain. Kami tidak keberatan.”

“Baik Pak, terima kasih banyak ya Pak.” Ucap Bu Enda sambil tetap memegangi pundak Pak Tarno.

Setelah menyelesaikan administrasinya, Pak Tarno dan Bu Endah segera membawa Putri ke rumah sakit yang lain.

Sesampainya di rumah sakit yang baru, Putri segera mendapatkan perawatan di ruang IGD.

Setelah 25 menit berlalu, Dokter pun keluar dari ruang IGD dan memberitahukan hal yang sama seperti dokter di rumah sakit yang sebelumnya.

Pak Tarno tak menerima kenyataan ini. Mereka terus menerus mencari rumah sakit baru, sampai 10 kali berganti rumah sakit. Pak Tarno dan Bu Endah menyerah. Pak Tarno dan Bu Endah memutuskan untuk merawat Putri di rumah sakit ke-10. Walaupun dengan diagnosa yang belum diketahui, namun yang penting tetap ada dokter yang mengevaluasi kondisi tubuhnya.

“Yah, Ayah pergi dulu aja ke Kota C. Selesaikan dulu aja bisnisnya. Biar Ibu aja yang ngurus Putri.” Ucap Bu Endah.

“Bener Ibu gak apa-apa sendiri? Ayah gak tega, tapi udah terlanjur janji sama orangnya.” Ucap Pak Tarno.

“Iya gak apa-apa Yah, usaha kita lagi di bawah juga. Udah, ayah pergi aja dulu ya.” Jawab Bu Endah.

“Makasih ya Bu, Ayah pergi dulu. Kalau ada apa-apa, telepon Ayah ya.” Jawab Pak Tarno, lalu meninggalkan ruang rawat inap VVIP tempat Putri dirawat.

Satu jam kemudian, ponsel Bu Endah berdering. Aldi menelepon Bu Endah untuk menanyakan lokasi ruang rawat Putri, lalu memberitahu Bu Endah juga bahwa dia sudah sampai di parkiran rumah sakit.

Toktoktok

“Masuk.” Ucap Bu Endah.

“Eh Aldi…” Bu Endah belum selesai berbicara, kemudian tiba-tiba terdengar suara teriakan Putri.

“Hei jahat kamu, ngapain kamu ke sini aarrghhh.” Teriak Putri dengan kedua matanya yang masih terpejam.

“Ya Allah, Putri, kamu kenapa sih ya Allah.” Ucap Aldi sambil berjalan menghampiri Putri.

Aneh tapi nyata, Aldi terpental begitu Putri melambaikan tangannya ke arah Aldi. Aldi terpental sejauh 2 meter sampai menabrak dinding ruangan itu.

“Dokter, dokter, tolong kemari, cepat!” Ucap Bu Endah melalui alarm kamar untuk memanggil tim medis.

Tak lama kemudian, Dokter dan 2 orang perawat segera memasuki ruang rawat Putri. Aldi dan Bu Endah menunggu di luar.

Di dalam ruang rawat Putri.

“Dok, ini kenapa ya Dok? Selama saya jadi perawat, baru kali ini nemu kasus seperti ini.” Ucap Melly, salah satu perawat di ruangan.

“Sstt. Sudah, tidak apa-apa. Kalian, tolong bantu saya baca doa sesuai kepercayaan kalian ya.” Ucap Dokter, lalu mengangkat kedua tangannya untuk memimpin doa.

***

“Aaarrrghh dajjal! Iblis! Tolong aku!!!”

Bu Endah dan Aldi terkejut begitu mendengar suara teriakan Putri dari dalam ruangan.

Aldi termenung, sebenarnya apa yang terjadi pada Putri.

“Bu… Maaf sekali kalau aku lancang. Tapi…” Ucap Aldi agak terbata-bata.

“Ibu mengerti Nak, ada yang lain dari Putri. Ibu ada guru ngaji, nanti Ibu telepon untuk diundang ke rumah. Penyakit Putri tidak akan bisa disembuhkan oleh medis. Kita urus administrasinya lalu kita pulang ya. Aldi bisa temenin Ibu dulu untuk mengurus Putri?” Tanya Bu Endah.

“Tentu saja Bu.” Jawab Aldi.

Pada saat ini, Dokter dan kedua perawat itu keluar. Dokter langsung mengajak Bu Endah untuk datang ke ruang kerjanya.

“Bu… Mohon maaf sekali. Sepertinya penyakit Putri Ibu tidak bisa disembuhkan secara medis. Saya pernah mempelajari hal seperti ini saat saya di pesantren dulu. Saya harap, Ibu tidak menduga-duga saya asal-asalan memutuskan sesuatu seperti ini.” Jelas sang dokter.

“Saya mengerti, mengerti sekali. Terima kasih sudah menolong Putri saya. Saya akan segera mengurus kepulangan Putri saya.”

“Bu, simpan kartu nama saya. Kalau Ibu perlu bantuan nanti, Insha Allah saya bisa membantu kalau saya sedang luang.” Ucap dokter yang bernama Pak Ridho ini.

“Baik Dok, terima kasih banyak. Saya pamit dulu ya.” Ucap Bu Endah.

Seluruh registrasi rumah sakit sudah selesai. Bu Endah, Aldi dan Putri sedang bergegas pulang ke rumah dengan menaiki mobil milik Aldi.

Saat sampai di gerbang rumah, Bu Endah menerima telepon dari Pak Haji, guru ngaji Bu Endah yang diundang ke rumah untuk doa bersama.

“Assalamualaikum. Bu Endah, mohon maaf saya mengalami kecelakaan. Saya lagi di jalan menuju rumah Ibu. Mohon maaf sekali saya tidak bisa datang.” Ucap Pak Haji. Suara Pak Haji terdengar seperti sedang menahan rasa sakit.

“Walaikum salam. Astagfirullah, ia tidak apa-apa Pak. Bapak bagaimana kabarnya? Maaf merepotkan ya Pak. Bapak ada di mana sekarang?” Tanya Bu Endah.

Pak Haji terdengar sedang menghela napas panjang, lalu berkata, “Saya di puskesmas, Alhamdulillah hanya luka ringan. Tidak serius, hanya terjatuh dari motor saja. Untuk malam ini, saya bantu doa dari sini ya Bu.”

“Alhamdulillah kalau begitu, terima kasih banyak ya Pak.” Ucap Bu Endah.

“Iya, kalau begitu, sudah dulu ya. Assalamualaikum.”

“Walaikum salam.”

*****

Sejak dari rumah sakit, keadaan Putri masih seperti ini. Putri terus mengigau, seolah sedang bermimpi buruk.

Sampai akhirnya satu teriakan membuat Bu Endah, Aldi dan para pegawai gudang sayuran di rumah itu terkejut.

“Aldi, pergi kamu jahanam!”

****************

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD) 

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Iblis Berjubah Malaikat

Iblis Berjubah Malaikat

Status: Ongoing Author: Artist:

Sinopsis:

Panggil saja dia Putri. Seorang gadis yang lahir di sebuah keluarga yang terlihat sangat harmonis, keluarga yang kompak, saling mendukung baik walau dalam keadaan sulit.

Ayah Putri, Pak Tarno adalah seorang pedagang sayur di salah satu pasar di Kota L. Dan ibunya, Ibu Endah adalah seorang ibu rumah tangga, yang terkadang membantu suaminya berjualan di pasar. Perjalanan hidup keluarga Pak Tarno ini tak selalu berjalan mulus. Mengandalkan kehidupan dari usaha berdagang skala kecil, tak begitu menjamin kesejahteraan mereka. Tak jarang, mereka harus berhemat saat usaha milik Pak Tarno lesu.  Lesu secara ekonomi, terkadang bahkan karena persaingan para pedagang yang tidak sehat. Bagaimanapun cobaannya, tapi mereka tetap saling berpegang tangan.

Sampai akhirnya suatu kejadian besar menimpa keluarga kecil ini. Putri tak sadarkan diri, seolah pingsan dan memejamkan matanya, namun tubuhnya terus meronta-ronta, tak jarang juga mengatakan kata-kata yang tidak pantas. Segala upaya sudah dilakukan oleh Pak Tarno dan Ibu Endah. Dari pergi ke dokter, sampai ke orang pintar. Namun, hasilnya tetap nihil. Beberapa dari orang pintar yang mencoba mengobati Putri, malah terluka bahkan sampai ada yang meninggal dunia.

Pak Tarno dan Ibu Enda tak pernah menyerah. Sampai suatu kejadian aneh terjadi, semuanya benar-benar berakhir... Berakhir dengan..........

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset