Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))
Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Putri segera pergi ke gerbang untuk menunggu Aldi. Pas sekali, begitu Putri sampai di gerbang, Aldi pun sampai juga.
“Nih helmnya, kita cari tempat sekalian buat makan ya. Aku belum makan dari siang.” Ucap Aldi sambil memberikan helm kepada Putri.
Putri berbisik, “Iya Kak, cepet ya. Takut ada orang ayah yang liat kita.”
Mereka pun pergi menuju sebuah kafe yang tidak jauh dari sekolah Putri. Sesampainya di sana, Putri segera masuk dan memilih tempat duduk yang agak jauh dari jendela.
Setelah selesai memesan makanan, Aldi berkata, “Kurang lebihnya aku udah tau, aku denger kabar burung dari tetangga kita. Sekarang, aku mau tau dari mulut kamu gimana.”
Putri menunduk, lalu dengan pelan berkata, “Tapi Jangan marah ya.”
Aldi tersenyum, “Enggak, aku gak akan marah. Kita selesaikan semuanya bareng-bareng ya. Kamu gak sendirian.”
Putri pun menghela napas berat, lalu mulai berkata, “Aku, aku gak ngerti apa yang sebenarnya terjadi. Aku denger kata tetangga awalnya, tapi aku tetep enggak percaya. Lalu, akhirnya aku denger kata Ayah. Ayah bilang, bapak Kakak mau numbalin aku, makanya aku bisa sampe sakit kayak kemarin. Maafin aku Kak, aku baru bisa pegang hape lagi hari ini, kemarin-kemarin, ayah bener-bener ketat banget jaga aku. Baru bisa kayak sekarang sejak kemarin. Aku juga …”
Aldi memotong ucapan Putri, “Okay, berarti sama seperti yang aku denger. Tenang ya, aku bakal selidikin semua ini. Gosip emang cuma kabar burung, gak jelas, tapi gak mungkin ada gosip itu kalau enggak ada penyebabnya. Aku dari dulu cuma tau bapakku terima pengobatan tradisional, sempet sih mikir sampe ke situ, tapi aku selalu percaya sama bapakku. Malam ini juga, kebetulan bapak sama ibu lagi ke luar kota. Aku bisa cari tau malam ini.”
Menu makanan yang mereka pesan akhirnya diantarkan. Mereka menunda pembicaraan mereka untuk makan terlebih dahulu.
Setelah selesai makan, Putri bertanya pada Aldi, “Kak, aku gak menuduh. Sampai saat ini aku masih percaya banget sama Kakak. Kakak gak mungkin sakitin aku. Aku yakin banget. Malam nanti aku mau ikut ke rumah Kakak ya?”
Aldi tersenyum, lalu menjawab, “Makasih udah percaya sama Kakak ya. Nanti malam kamu gak usah ikut, biar aku aja. Lagipula, emangnya ayah kamu bakal izinin? Enggak mungkin banget loh.”
“Iya juga sih. Tapi, Kakak hati-hati ya. Jangan sampe terluka. Kakak harus ekstra hati-hati pokoknya!” Ucap Putri.
Setelah cukup puas mengobrol, Putri pun pamit pulang, “Kak, udah sore nih. Ayah pasti udah nyariin aku. Aku pulang dulu ya.”
Aldi segera mencegatnya, “Tunggu, aku anterin ya sampe depan gapura?”
Putri pun menolaknya, “Enggak Kak, nanti gak enak kalo diliat sama orangnya ayah.”
Setelah berpamitan, Putri pun pulang naik angkot. Setelah sepuluh menit berlalu, Aldi baru keluar untuk pulang juga.
Ayah Putri tak seperti hari-hari kemarin lagi, sekarang rasanya sudah seperti biasa lagi. Namun, ada satu hal yang aneh, Pak Tarno rasanya semakin perhatian pada Putri. Pak Tarno yang biasanya hanya fokus nonton tv di malam hari, berbeda dengan saat ini.
Pak Tarno menyambut kepulangan Putri, “Putri, sebelum ulang tahun, mau liburan enggak? Yuk, kemana aja sama ibu sama ayah. Kita udah lama banget gak liburan bareng.”
Putri terhenyak, heran dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Di rumah itu, hanya ayahnya saja yang paling malas berpergian, kenapa kali ini bisa tiba-tiba mengajaknya pergi.
“Kenapa enggak abis ulang tahun aja Yah? Tanggung kayaknya kalau sekarang-sekarang pergi.” Ucap Putri.
“Ayah cuma kangen ngabisin waktu bareng. Terus, lagi pengen refreshing aja, akhir-akhir ini pusing banget sama kerjaan. Kamu pikir-pikir aja dulu ya, besok kasih tau ayah yah. Mau ke luar negeri juga ayo.” Jawab Pak Tarno.
Bu Endah yang mendengarnya agak heran, sejak kapan suaminya ingin liburan?
“Ayah kesambet apaan? Tumben banget ngajak liburan keluarga.” Tanya Bu Endah.
Pak Tarno pun berdiri, lalu pergi ke kamarnya. Sebelum pergi, ia berkata, “Mau nyenengin keluarga kok ditanya-tanya mulu ah.”
***
Rumah Aldi.
Sejak pulang dari kafe tadi, Aldi terus mengitari seisi rumahnya. Namun, ia tak menemukan apapun yang mencurigakan, termasuk di dalam kamar bapaknya. Aldi terus berpikir, akhirnya teringat akan satu ruangan yang belum ia kunjungi. Yaitu, tempat praktek ayahnya.
Aldi mencari kunci ruang praktek bapaknya, lalu akhirnya berhasil menemukannya.
Begitu membuka pintu ruangan itu, Aldi terkejut. Isinya, hanya ranjang pasien dan meja kerja bapaknya. Aldi mengitari ruangan itu, sampai akhirnya kakinya tersandung mengenai sesuatu yang seolah tersimpan di bawah ranjang pasien itu.
Aldi menggeser ranjang itu, lalu menemukan sebuah pintu kecil, seolah menghubungkan ruangan itu dengan ruang bawah tanah.
Bersambung…
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan apa aja di web kami (Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)