Eps 8 : Izinkan Aku Menikahimu Lagi

0
(0)

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))

Benar kata pepatah orang tua, yang paling sulit itu memang mengalahkan diri sendiri. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, proses persidangan terus berlanjut. Sampai saat ini, sudah diadakan sidang kasus korupsi ini sebanyak 5 kali. Sebanyak 5 kali ini juga, Melvin dan Rara bertemu di kedua belah pihak yang berbeda. Rara tak menyangka, Melvin akan bisa setega ini pada dirinya.

“Baik, para hadirin yang terhormat, mohon tenang. Sidang kali ini adalah sidang penentu, sidang terakhir untuk kasus ini.”

Rara terlihat begitu kurus dan kering. Mungkin karena kehidupannya di dalam penjara tak begitu baik. Karena hal ini juga, Melvin selalu menahan diri untuk menatap Rara. Ia tak ingin membuat dirinya timbul rasa kasihan dan rasa iba lagi. Semua bukti-bukti sudah jelas, semua bukti mengarah pada Rara yang menjadi dalang dalam kasus korupsi ini.

Hari ini, hakim menjatuhkan putusan bersalah kepada Rara. Rara terbukti korupsi dengan total 350 miliar rupiah. Semua bukti sudah jelas, Rara tak bisa berkutik lagi.

Persidangan pun berakhir. Sebelum pergi, Melvin menghampiri Rara. Para hadirin, termasuk pak Ilham yang datang untuk menjadi saksi, langsung menahan Melvin. Mereka mengira Melvin akan menyerang Rara, tetapi ternyata tidak.

Melvin hanya berkata, “Sialan, kamu udah bunuh ayah aku. Sana membusuk di penjara!”

Setelah itu, Melvin pun pergi, dan Rara langsung menggila, “Kamu! Pacar macam apa lebih percaya sama orang lain! Sialan kamu Melvin! Laki-laki gak berguna! Anak manja! Gak guna kamu!”

Pak Ilham segera mengejar langkah kaki Melvin, “Melvin tunggu!”

Melvin tak menghentikan langkah kakinya, ia terlampau kecewa pada dirinya sendiri. Uang yang dibawa kabur oleh Rara tak bisa kembali, Rara sudah menggunakannya untuk membayar utang-utang ayahnya. Uang yang akan kembali, mungkin hanya sebagiannya saja, uang yang masih tersisa di rekening milik Rara.

Pak Ilham langsung masuk ke dalam mobil Melvin.

“Ada apa lagi sih Pak? Masih mau ngetawain saya hah? Saya udah capek! Udah capek hidup!” Teriak Melvin.

“Kamu gak akan pernah berubah kalau masih belum bisa kontrol diri kamu. Tenangin diri kamu. Jalan kamu masih panjang, dengan modal yang tersisa, kamu pasti bisa bangkit. Ayo, buat ayah kamu bangga di surga sana. Saya mau balik lagi ke kampung siang nanti, walaupun jauh, tapi kamu tetep bisa hubungi saya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi saya. Kamu anak yang hebat Melvin, saya percaya.” Ucap pak Ilham.

Melvin menghela napas yang terasa paling berat seumur hidupnya. Ia sadar, dirinya tak boleh terus begini. Ia harus bangkit!

“Makasih banyak ya Pak. Makasih selama ini udah bantu saya sama ayah. Saya gak akan lama-lama kayak gini, saya pasti bangkit. Oh iya Pak, saya anterin ke bandara ya sekalian?” Ucap Melvin.

Pak Ilham menepuk pundak Melvin, “Sama-sama, saya juga berterima kasih banyak sama kamu sama pak Supardi, tanpa kalian, saya enggak pernah gali kemampuan saya, saya gak mungkin bisa kayak hari ini. Saya gak perlu diantar, kamu perlu istirahat Melvin.”

“Saya udah kelamaan di rumah sendirian, perlu ngobrol sama orang lain juga sebelum gila beneran haha. Saya antar sekarang ya Pak.”

Mereka berdua pun pergi menuju bandara. Sepanjang jalan, mereka berdua terus berbincang, masalah keluarga, bisnis, dan lain-lain.

Lain dengan keadaan di rumah pak Soekarja. Ayah Dina sedang memberikan nasihat dan masukan kepada Dina.

“Sayang, kamu cari aja laki-laki lain ya. Lupain Melvin, keadaan dia sedang buruk.” Ucap pak Soekarja.

Dina terdiam sesaat, lalu menjawab, “Aku tau, perekonomian kak Melvin sedang kacau, tapi,”

Pak Soekarja segera memotong ucapannya, “Bukan masalah perekonomiannya. Tapi, keadaan mentalnya, perasaannya, pacarnya baru aja divonis bersalah, si Melvin itu keliatan banget masih bimbang, masih berat hati ke pacarnya itu. Kamu kalo terus maksain deket sama dia, yang ada kamu yang bakal disakiti, kamu cuma bakal jadi pelampiasannya aja! Ayah gak mau kamu menderita.”

“Ayah! Orang kalo lagi jatuh ya perlu dukungan orang lain. Kalau bukan kita yang tolong, mau siapa lagi? Kak Melvin tuh yah, udah mah anak tungga, ibunya anak tunggal juga, ayahnya anak tunggal juga, coba tebak, siapa yang bakal ada buat dukung dia sekarang? Cuma ada kita Yah. Lagipula, aku sekarang gak masalahin perjodohan, bisa berteman sama dia aja udah seneng banget.” Jawab Dina.

“Apa yang kamu omongin emang bener, tapi, jangan sampe sakitin diri kamu, jangan sampe korbanin perasaan kamu buat orang yang gak sayang sama kamu ya, janji sama ayah?”

Dina tersenyum, “Ayah emang cowok paling romantis deh, aku sayang sama Ayah. Makasih ya Yah.”

Pak Soekarja menjawab, “Maafin ayah yah, waktu itu gak tau Melvin udah punya pacar, terus ayah kenalin gitu aja ke kamu.”

Bersambung…

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Eps 7Eps 9

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Eps 8 : Izinkan Aku Menikahimu Lagi

Eps 8 : Izinkan Aku Menikahimu Lagi

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))

Benar kata pepatah orang tua, yang paling sulit itu memang mengalahkan diri sendiri. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, proses persidangan terus berlanjut. Sampai saat ini, sudah diadakan sidang kasus korupsi ini sebanyak 5 kali. Sebanyak 5 kali ini juga, Melvin dan Rara bertemu di kedua belah pihak yang berbeda. Rara tak menyangka, Melvin akan bisa setega ini pada dirinya.

"Baik, para hadirin yang terhormat, mohon tenang. Sidang kali ini adalah sidang penentu, sidang terakhir untuk kasus ini."

Rara terlihat begitu kurus dan kering. Mungkin karena kehidupannya di dalam penjara tak begitu baik. Karena hal ini juga, Melvin selalu menahan diri untuk menatap Rara. Ia tak ingin membuat dirinya timbul rasa kasihan dan rasa iba lagi. Semua bukti-bukti sudah jelas, semua bukti mengarah pada Rara yang menjadi dalang dalam kasus korupsi ini.

Hari ini, hakim menjatuhkan putusan bersalah kepada Rara. Rara terbukti korupsi dengan total 350 miliar rupiah. Semua bukti sudah jelas, Rara tak bisa berkutik lagi.

Persidangan pun berakhir. Sebelum pergi, Melvin menghampiri Rara. Para hadirin, termasuk pak Ilham yang datang untuk menjadi saksi, langsung menahan Melvin. Mereka mengira Melvin akan menyerang Rara, tetapi ternyata tidak.

Melvin hanya berkata, "Sialan, kamu udah bunuh ayah aku. Sana membusuk di penjara!"

Setelah itu, Melvin pun pergi, dan Rara langsung menggila, "Kamu! Pacar macam apa lebih percaya sama orang lain! Sialan kamu Melvin! Laki-laki gak berguna! Anak manja! Gak guna kamu!"

Pak Ilham segera mengejar langkah kaki Melvin, "Melvin tunggu!"

Melvin tak menghentikan langkah kakinya, ia terlampau kecewa pada dirinya sendiri. Uang yang dibawa kabur oleh Rara tak bisa kembali, Rara sudah menggunakannya untuk membayar utang-utang ayahnya. Uang yang akan kembali, mungkin hanya sebagiannya saja, uang yang masih tersisa di rekening milik Rara.

Pak Ilham langsung masuk ke dalam mobil Melvin.

"Ada apa lagi sih Pak? Masih mau ngetawain saya hah? Saya udah capek! Udah capek hidup!" Teriak Melvin.

"Kamu gak akan pernah berubah kalau masih belum bisa kontrol diri kamu. Tenangin diri kamu. Jalan kamu masih panjang, dengan modal yang tersisa, kamu pasti bisa bangkit. Ayo, buat ayah kamu bangga di surga sana. Saya mau balik lagi ke kampung siang nanti, walaupun jauh, tapi kamu tetep bisa hubungi saya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi saya. Kamu anak yang hebat Melvin, saya percaya." Ucap pak Ilham.

Melvin menghela napas yang terasa paling berat seumur hidupnya. Ia sadar, dirinya tak boleh terus begini. Ia harus bangkit!

"Makasih banyak ya Pak. Makasih selama ini udah bantu saya sama ayah. Saya gak akan lama-lama kayak gini, saya pasti bangkit. Oh iya Pak, saya anterin ke bandara ya sekalian?" Ucap Melvin.

Pak Ilham menepuk pundak Melvin, "Sama-sama, saya juga berterima kasih banyak sama kamu sama pak Supardi, tanpa kalian, saya enggak pernah gali kemampuan saya, saya gak mungkin bisa kayak hari ini. Saya gak perlu diantar, kamu perlu istirahat Melvin."

"Saya udah kelamaan di rumah sendirian, perlu ngobrol sama orang lain juga sebelum gila beneran haha. Saya antar sekarang ya Pak."

Mereka berdua pun pergi menuju bandara. Sepanjang jalan, mereka berdua terus berbincang, masalah keluarga, bisnis, dan lain-lain.

Lain dengan keadaan di rumah pak Soekarja. Ayah Dina sedang memberikan nasihat dan masukan kepada Dina.

"Sayang, kamu cari aja laki-laki lain ya. Lupain Melvin, keadaan dia sedang buruk." Ucap pak Soekarja.

Dina terdiam sesaat, lalu menjawab, "Aku tau, perekonomian kak Melvin sedang kacau, tapi,"

Pak Soekarja segera memotong ucapannya, "Bukan masalah perekonomiannya. Tapi, keadaan mentalnya, perasaannya, pacarnya baru aja divonis bersalah, si Melvin itu keliatan banget masih bimbang, masih berat hati ke pacarnya itu. Kamu kalo terus maksain deket sama dia, yang ada kamu yang bakal disakiti, kamu cuma bakal jadi pelampiasannya aja! Ayah gak mau kamu menderita."

"Ayah! Orang kalo lagi jatuh ya perlu dukungan orang lain. Kalau bukan kita yang tolong, mau siapa lagi? Kak Melvin tuh yah, udah mah anak tungga, ibunya anak tunggal juga, ayahnya anak tunggal juga, coba tebak, siapa yang bakal ada buat dukung dia sekarang? Cuma ada kita Yah. Lagipula, aku sekarang gak masalahin perjodohan, bisa berteman sama dia aja udah seneng banget." Jawab Dina.

"Apa yang kamu omongin emang bener, tapi, jangan sampe sakitin diri kamu, jangan sampe korbanin perasaan kamu buat orang yang gak sayang sama kamu ya, janji sama ayah?"

Dina tersenyum, "Ayah emang cowok paling romantis deh, aku sayang sama Ayah. Makasih ya Yah."

Pak Soekarja menjawab, "Maafin ayah yah, waktu itu gak tau Melvin udah punya pacar, terus ayah kenalin gitu aja ke kamu."

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Eps 7 -- Eps 9

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset