Iswara-ku
Hampir 24 purnama aku membersamaimu, bagaimana? Apa kamu bahagia?
Setelah melewati berbagai badai dahsyat bersamaku, apa kamu masih sanggup melangkah lebih jauh?
Kembali ke masa-masa di mana takdir baru mempertemukan kita, apa kamu masih ingat bagaimana kita mendambakan kebahagiaan bersama?
Entah kenapa, saat itu aku merasa kata bahagia adalah hal yang cukup sulit untuk diraih.
Tak bisa dipungkiri, hidupmu hidupku sama-sama terpahat dari luka dan kesedihan. Kita sama-sama membawa harapan bahagia dengan tubuh yang tidak pernah benar-benar memahami arti kebahagiaan.
Namun, seiring berjalannya waktu, seiring bertambahnya kedewasaan diri, aku baru menyadari bahwa definisi kebahagiaan di hidup kita terlalu dalam dan tidak penting.
Ada banyak hal yang kita lewatkan karena kebahagiaan kecil yang terlewati.
Di tahun baru ini, aku ingin fokus pada hal-hal kecil.
Aku ingin kamu tetap berjalan ke depan, jangan takut, ada aku di sampingmu.
Aku ingin kamu bahagia atas pencapaian-pencapaian kecil di hari-harimu, kebahagiaanmu akan menular padaku.
Aku ingin kamu tidur nyenyak, walaupun untuk saat ini sangat tidak memungkinkan untukmu tertidur lelap dalam pelukku.
Aku ingin kamu tersenyum karena dikelilingi orang-orang baik.
Iswara, aku tidak ingin kesedihan menyentuh walau sehelai rambutmu. Jangan merasa sendiri, kamu tahu, aku akan selalu berusaha ada untukmu, sekalipun dunia memusuhimu.
Tunggu sampai pertemuan berikutnya, di tempat tidak seorang pun mengenal kita.
Saat itu, seperti biasa, akan kugenggam erat tanganmu.
06/01/2024
special post for my Iswara, from an unfamous island in our country.
