Aku tak ingin terlalu menjelaskan apa yang terjadi pada hari-hariku bersamanya. Satu bulan pertama terasa sangat indah, sampai pada akhirnya aku mendapati Tina masih berhubungan dengan mereka yang sempat dekat dengannya dulu. Aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan.
Aku masih ingat, suatu malam aku bertengkar hebat dengannya.
“Aku bilangkan sama kamu, aku paling gak bisa toleransi soal perselingkuhan. Jadi mulai saat ini, kita udahan aja ya. Aku nggak mau terlalu banyak luka diantara kita, jadi kamu boleh pergi dari hidup aku sekarang.”
Setelah aku berbicara seperti itu, Tina mulai menampakkan dirinya sendiri. Tina memohon kepadaku, agar aku memaafkannya dan memberikan kesempatan kedua. Tentu saja aku tidak bisa memberikannya Kesempatan Kedua. Tidak setia itu tidak akan bisa diubah, sekalipun aku memaafkannya kali ini ya pasti akan melakukannya lagi di kemudian hari.
“Mira tolong maafin aku, mulai saat ini aku akan benar-benar setia. Kamu boleh pegang HP aku, aku mohon Mira.”
Beberapa hari itu, Tina tidak mau pergi dari kosanku, dia terus memohon untuk kesempatan kedua. Beberapa hari itu pula, aku memperlakukannya sangat tidak baik. Aku menganggapnya seperti angin lalu, sekalinya aku berbicara pasti berkata-kata kasar. Sampai pada akhirnya aku tak kuasa lagi melihat Tina yang terus berderai air mata setiap hari. Sial sekali hatiku luluh kembali, akupun memberikan kesempatan kedua untuknya.
Semenjak kejadian itu, aku tidak mengerti, mereka yang sempat dekat dengan tina mulai mencari tahu tentang diriku titik benar-benar tidak tahu malu bukan? Contohnya seperti ini, beberapa dari mereka mulai mengikutiku di sosial media aku seperti Instagram dan Twitter. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menghubungiku, terlihat seperti sedang ingin mengetahui lebih jauh apa bisa dikatakan sedang mendekatiku.Aneh sekali, sepertinya memang benar kata pepatah. Kalau ingin melihat sikap seseorang yang aslinya bagaimana, lihat aja orang sekitarnya. Sikap mereka tidak jauh beda dengan Tina, yang dulu.
Sejak aku kembali bersama dengan Tina, rasanya perasaanku tak sama seperti dulu lagi. Kepercayaanku tidak kembali seutuhnya. Sejak saat itu pula, aku tak pernah begitu memperlakukan Tina dengan baik lagi. Bisa dikatakan Aku bahkan sering mengecewakannya. kebalikannya dengan Tina, Sejak saat itu Tina benar-benar memperlakukanku dengan baik. Ia selalu terlihat berusaha keras untuk membuatku bahagia dan kembali mencintainya.
“Mira, aku nggak tahu harus kayak gimana lagi aku tahu aku udah berbuat salah sama kamu, tapi aku udah berusaha keras untuk memulihkan keadaan di antara kita. Tapi rasanya semua itu sia-sia, aku tetap nggak bisa merebut kembali hati kamu. Karena aku cinta kamu, nggak apa-apa pergi aja dari hidup aku,” ucap Tina dengan berderai air mata.
Aku tahu aku belum bisa melepaskan Tina, sejak saat itu aku lebih memperlakukan dia dengan baik.
Setelah beberapa waktu berlalu, ternyata benar saja. Tidak setia itu adalah penyakit yang tak bisa disembuhkan. Tina kembali ketahuan dekat dengan orang lain.
Saat waktu itu tiba, aku benar-benar tidak bisa toleransi lagi dengan kelakuannya. Pada saat itu aku langsung melupakannya. Aku benar-benar mengusir dia dengan keras dari kehidupanku. Walaupun sulit, karena perasaanku sudah terlalu dalam untuknya, tapi aku tetap memaksakan diri untuk melupakannya.
Pada saat itu aku bisa melihat, Tina benar-benar menyesali perbuatannya. Tapi apa boleh buat aku pun sudah tidak bisa memaafkannya.
Masalah tidak sampai disitu saja, baru saja putus beberapa Minggu, aku mengetahui Tina sudah bersama dengan orang lain. Aku mengetahui semua itu dari seseorang yang pernah dekat dengan tina dulu.
Seseorang bernama Riana. Riana pernah dekat dengan tina dulu, entah Sejak kapan kami mulai saling mengikuti di Instagram.
Ketika aku sedang menyibukkan diri dengan pekerjaanku, agar aku bisa melupakan Tina sepenuhnya, Riana tiba-tiba mengirimkan unggahan Tina bersama pacarnya yang baru. Maksud Riana baik, ia sering melihat ku mengunggah postingan berbau kesedihan yang ditujukan untuk tina, sedangkan Tina Disana sudah bahagia bersama orang lain.
Sejak saat itu aku semakin yakin dan mantap, untuk sepenuhnya melupakan Tina dari hidupku.
Aplikasi dating yang sudah lama aku tinggalkan, mulai aku instal kembali. Pikirku saat itu, aku harus mencari seseorang yang bisa membuatku benar-benar melupakan Tina. Walaupun aku tahu apa yang aku lakukan adalah salah besar, mencari seseorang hanya untuk dijadikan pelarian saja.
Dan benar saja, aku bertemu dengan banyak orang yang baru tapi tetap tidak bisa membuatku lupa akan Tina.
Aku sempat seperti orang gila, mulai menghubungi Tina untuk memintanya kembali ke kehidupanku. Tapi semuanya seolah terbalik, Tina menolakku karena dengan alasan pacar barunya adalah dia yang menemani Tina saat Tina sedang benar-benar hancur. Padahal saat itu, Tinalah yang membuat Semuanya hancur dan berantakan.
Aku tak tahu harus apa, Aku benar-benar kehilangan Tina dan diriku sendiri.