Bagaikan mendapat ilham, Dika mendapatkan ide untuk mengenang masa-masa indah cinta mereka di SMA. Dika mengumpulkan teman-teman sekelasnya untuk berkumpul di kampus SMA-nya dulu, dan memberikan pemandangan yang sama saat ia menyatakan cintanya kepada Christin dulu.
Sabtu pagi yang indah, Dika bangun-bangun pagi sekali, ia ingin menyiapkan semuanya serapi mungkin, bunga-bunga dan juga balon, tak lupa kertas karton yang bertuliskan “I always love you, now and forever”.

Dika meminta Reni, sahabat Christin untuk mengajak Christin datang ke sekolahnya. Karena Dika tahu, kalau dirinya yang mengajaknya, sudah bisa dipastikan Christin tidak akan mau. Reni memastikan Christin pasti akan datang jam 10 pagi nanti, Dika pun akhirnya merasa sangat lega.
Pagi ini masih pukul 7 pagi, Dika sudah tidak ada di kamar tamu. Christin tak banyak berpikir, ia malah merasa senang Dika tidak ada di rumah itu.
Di lapangan sekolah, sembari menyiapkan segalanya, Reni bertanya kepada Dika, “Dik, kalian tuh sebenarnya kenapa sih? Kalau lo mau kasih tau gue itu juga.”
Dika langsung berterus terang, “Gak tau deh, sikap Christin langsung berubah 180 derajat, entah kenapa gue juga gak ngerti. Mungkin gue yang salah, jadi suami gak becus jaga dia. Jadi, gue pengen kasih dia moment, yang bikin dia sadar kalau cinta gue selalu ada buat dia.”
Reni merasa agak aneh, pasti ada sesuatu yang aneh dengan hubungan mereka. Beberapa waktu lalu, ia masih bisa melihat postingan dari Christin sedang party dengan teman-teman kantornya, tanpa Dika. Biasanya, Christin selalu ditemani Dika kemana pun ia pergi. Lain dengan postingan-postingannya beberapa waktu ini.
“Gue gak bermaksud adu domba ya, tapi diiat dari update-an dia akhir-akhir ini, dia keliatan fine-fine aja kok Dik,” ucap Reni.
Dika terkejut, “Loh? Update apa? Kok gue gak tau ya? Di-hide kali ya?”
“Oh okay.” Reni tak melanjutkan perkataannya lagi.
Dika yang sangat penasaran akhirnya meminta Reni untuk menunjukkan postingan Christin.
“Ren, pinjem hp lo dong, mau liat, gak apa-apa, gue gak akan marah,” ucap Dika.
Reni pun merasa agak bersalah, ia tak ingin ikut campur masalah rumah tangga sahabatnya itu. Namun, ia terpaksa meminjamkan ponselnya.
“Ya Tuhan Christin.” Bulir air mata Dika membasahi pipinya, rasa cemburu di hatinya meledak saat melihat postingan Christin yang memperlihatkan dirinya sedang merangkul rekan kerjanya, Tio.
“Tio kan udah punya istri, mereka gini karena temen kerja aja kali ya Ren?” tanya Dika dengan penuh keputusasaan.
“Gak mungkinlah Christin selingkuh, dia cuma lagi pengen me time aja kayaknya, ya udah mending kita cepet-cepet beresin ini aja yuk, temen-temen sebentar lagi pasti mau nyampe,” jawab Reni.
“Gue percaya sama Christin, gak akan dia sampe kayak gitu, gak akan, iya ‘kan Ren?” tanya Dika lagi.
Reni terdiam sesaat, karena dia tahu, pasti ada sesuatu di antara Christin dan Tio. Sudah seminggu ini, Christin selalu memposting kebersamaannya dengan Tio. Namun ia tak ingin banyak berbicara lagi, sisanya biarkan Dika dan Christin yang menyelesaikannya.
Satu per satu teman-teman sekelasnya dulu mulai berdatangan,
“Bro Dika, so sweet bener, jadi terinspirasi giniin si istri juga nih biar kita makin rapet hahaha,” ujar salah satu teman Dika.
Dika hanya tersenyum dan berkata kepada teman-temannya yang sudah datang, “Guys, makasih banyak ya kalian udah nyempetin datang ke sini. Makasih banyak udah mau dateng di perayaan anniversary gue sama Christin.”
Tentu saja, Dika tak ingin teman-temannya mengetahui kabar keretakan rumah tangganya itu. Oleh karena itu, ia hanya mengatakan kalau dirinya dan Christin hanya ingin merayakan anniversarynya saja.
Pukul 10 tiba, dan Christin sampai di ujung lapangan sekolah itu. Christin tak tahu ada apa dibalik kerumunan itu.
“Christin, sini!” teriak Reni dari kejauhan.
Christin masih belum sadar kalau yang hadir di sana adalah teman-teman sekelasnya dulu. Ia berjalan secara perlahan sampai ke tengah lapangan itu, lalu disambut dengan senyuman terhangat Dika.
“Happy anniversary sayang, I love you forever,” ucap Dika.
Semua teman-teman di sana pun langsung bertepuk tangan. Semuanya bisa merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh Christin dan Dika.
Tak berselang lama, riuh tepuk tangan itu berubah menjadi keheningan saat Christin merespons, “Dika, aku mau kita cerai.”
Bersambung …
Eps 1 — Eps 3 (Coming soon)