Antara Cinta dan Keyakinan

0
(0)
Cerpen karya Yusria Aspar

Mencintai  tidak berarti harus memiliki. Itulah yang sering terucap oleh dua insan yang saling mencintai, tapi tidak ditakdirkan untuk bersama. Disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor keluarga, pekerjaan, sampai pada faktor yang benar-benar tak mungkin untuk bersatu yaitu perbedaan keyakinan. Hal itu terjadi bila kedua insan yang saling mencintai mempunyai keyakinan berbeda dan sama-sama tetap mempertahankan keyakinan masing-masing. Maka tidak ada jalan lain selain harus mengalami sebuah perpisahan. Menyakitkan. Itulah yang akan dirasakan. Namun, sebagian bahkan semua orang akan berkata kalau jodoh tak akan kemana. Yah, itu memanglah benar. Jika memang mereka berjodoh maka akan ada jalan untuk mereka agar bisa bersama.

Perbedaan keyakinan adalah salah satu benteng terkuat yang mampu menghalangi dua insan yang saling mencintai. Yah karena dua keyakinan yang berbeda tidak bisa untuk bersatu. Kecuali jika salah satu diantaranya harus mengorbankan keyakinan yang dimiliki demi cintanya. Dilema, itulah yang sedang dirasakan pemuda tampan yang bernama Ahmad Raihan. Pemuda yang biasa disapa Raihan itu mencintai seorang gadis yang bernama Alisya Cristy. Gadis yang kerap disapa Alisya itu juga mencintai Raihan. Namu, apalah daya perbedaan diantara keduanya yang mengharuskan mereka untuk mengubur rasa cinta itu dalam-dalam.

***

Pagi hari yang cerah karena sang mentari telah muncul dari persembunyiannya. Terlihat seorang pemuda tampan mengendarai mobil menuju kampus. Setelah beberapa lama akhirnya pemuda itu sampai di pekarangan kampus. Ternyata pemuda itu adalah Ahmad Raihan yang dikagumi banyak gadis yang ada di kampus maupun di luar kampus. Namun, hanya ada satu gadis yang mampu memikat hatinya.

Setelah memarkir mobilnya,Raihan pun segera masuk ke kampus.

“Hai Raihan,” sapa seorang gadis cantik berbaju merah dengan rok selutut dengan warna yang senada dengan bajunya,  ditambah dengan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai.

“Hai Alisya,” ucap Raihan dengan senyum.

Gadis itu Alisya Cristy, dialah gadis yang mampu memikat hati Raihan hingga Raihan mencintainya. Namun, Raihan tidak pernah mengungkapkan perasaanya kepada Alisya. Bukan karena dia takut cintanya bertepuk sebelah tangan, hanya saja dia tahu bahwa perbedaan diantara mereka tak mungkin bisa bersatu. Bukan perbedaan kasta bukan usia yang terlalu jauh namun perbedaan keyakinan. Yah, mereka memiliki keyakinan atau agama yang berbeda. Raihan seorang muslim sementara Alisya gadis nasrani.

“Hei! mengapa menatapku seperti itu?” ucap Alisya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Raihan.

“Astagfirullah!” ucap Raihan kaget.

“Aku terlihat canti, ya? ” canda Alisya.

“Sangat cantik,” bisik Raihan yang hanya terdengar samar-samar di telinga Alisya.

“Apa yang kamu katakan?” tanya Alisya.

“Eh, bukan apa-apa,” elak Raihan.

“Tapi, aku seperti mendengar kamu mengatakan sesuatu,” ucap Alisya.

“Sudah lupakan saja, sekarang ayo kita masuk sebentar lagi jam kuliah dimulai!” ucap Raihan.

“Iya,” ucap Alisya.

Mereka pun akhirnya masuk ke ruangan dan melakukan aktivitas mereka sebagai mahasiswa.

Semua aktivitas Raihan dan Alisya di kampus sudah selesai dan kini tiba waktunya untuk pulang.

“Sya, mau aku antar pulang?” tanya Raihan.

“Tidak, terima kasih. Sebentar lagi ada supir yang jemput,” jawab Alisya dengan lembut.

Sebenarnya dia ingin berkata iya hanya saja ia takut jika selalu bersama Raihan. Alisya tidak ingin perasaannya pada Raihan kian bertambah. Karena ia tahu bahwa sangat mustahil jika bisa menjalin hubungan dengan seorang yang punya keyakinan berbeda dengannya.

“Ya sudah aku pulang dulu, sampai jumpa lagi,” ucap Raihan dengan sedikit kecewa.

Dia sebenarnya masih ingin bersama gadis itu walau hanya sekedar mengantarnya pulang. Namun nyatanya gadis itu tidak mau.

***

Hari-hari telah berlalu dengan rasa yang tak pernah diungkapkan. Mereka hanya menyimpan rasa itu dalam hati, meski itu sangat menyakitkan. Karena bagi Raihan keyakinannya sebagai seorang muslim lebih penting daripada cintanya pada Alisya. Dia tidak mungkin mengorbankan agamanya hanya demi cinta. Begitupun dengan Alisya, cintanya pada keyakinan dan juga Tuhannya membuatnya ingin membuang rasa cintanya pada Raihan.

Tuhan, mengapa cinta serumit ini? Mengapa harus mencintai jika tak bisa memiliki?

Itulah yang dipikirkan Alisya. Memang rumit, ketika cinta tak harus memiliki.

***

Pagi ini Alisya ingin berpamitan pada Raihan. Dia ingin pindah ke luar kota. Bukan tanpa alasan, namun dengan beberapa alasan.

“Raihan!” teriak Alisya dari belakang.

“Iya Sya, ada apa?” tanya Raihan.

“Aku akan pindah ke luar kota besok,” ucap Alisya.

“Pindah?” tanya Raihan.

Alisya hanya mengangguk pelan.

“Kenapa harus pindah?” tanya Raihan.

“Ayahku pindah kerja di luar kota jadi aku harus ikut,” ucap Alisya.

Sebenarnya bukan hanya itu alasan Alisya untuk pindah, karena alasan utamanya adalah agar dia bisa melupakan Raihan. Namun ia tak berani mengatakan itu pada Raihan.

“Jadi begitu, semoga kamu baik-baik saja di sana, aku harap kita bisa bertemu suatu saat nanti,” ucap Raihan.

“Aku juga berharap seperti itu,” ucap Alisya.

Setelah pertemuan itu, tak ada lagi komunikasi diantara mereka. Hanya ada rindu yang kian menyiksa. Entah kenapa, Alisya benar-benar menghindari Raihan.

***

Beberapa tahun telah berlalu, Raihan telah lulus kuliah dan sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan milik ayahnya. Pemuda itu kini terlihat lebih tampan dan berwibawa. Tak jarang para gadis menatapnya dengan rasa kagum. Namun dia belum bisa melupakan seorang gadis yang dia cintai, meski dia sudah berusa keras untuk melupakannya. Bahkan ayahnya ingin menjodohkannya dengan gadis bernama Hanna namun Raihan menolak. Padahal gadis itu juga tak kalah cantik dengan Alisya, dan gadis itu solehah. Entah apa yang ada dipikiran Raihan. Sementara Alisya, tak ada kabar tentang gadis itu. Entah kemana dirinya kini.

Suatu hari Raihan pergi ke sebuah taman. Dan tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seorang gadis.

“Astagfirullah!” ucap gadis itu kaget.

“Maaf … aku tidak sengaja,” ucap gadis itu lagi tanpa melihat Raihan.

Entah kenapa, mendengar suara gadis itu mengingatkan Raihan pada seseorang. Namun tidak mungkin jika pemilik suara itu adalah orang yang sama. Bagaimana tidak, penampilannya saja berbeda.

“Tidak apa-apa,” ucap Raihan.

Mendengar ucapan Raihan, gadis itu kemudian menatap Raihan.

“Raihan,” ucap gadis itu.

“Alisya!” ucap Raihan terkejut karena tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya adalah gadis yang selama ini dia rindukan.

 “Apa aku tidak salah lihat? Apa kamu benar-benar Alisya?” tanya Raihan yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Iya Rai, ini benar aku Alisya,” jawab Alisya.

“Masya Allah, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berubah seperti ini,” ucap Raihan kagum.

Alisya benar-benar berubah, penampilannya kini menandakan bahwa dia adalah seorang muslimah. Ada rasa bahagia di hati Raihan.

“Iya, aku pun tidak bisa menduga kalau aku masuk Islam. Mungkin inilah yang disebut hidayah dari Allah,” ucap Alisya.

“Oh ya, kenapa semenjak kamu pergi kamu tak pernah memberiku kabar apapun?” tanya Raihan.

“Maafkan aku Rai, sebenarnya aku sengaja ingin menghindarimu. Karena aku tidak mau semakin mencintai kamu, sementara waktu itu kamu dan aku berbeda keyakinan,” jelas Alisya.

“Ternyata kamu mencintai aku Sya?” tanya Raihan yang mendapat anggukan dari Alisya.

“Sya, aku juga mencintai kamu sejak dulu,” ucap Raihan yang membuat hati Alisya terasa bahagia.

Jujur saja, Raihan merasa sangat senang bertemu gadis itu lagi. Terlebih gadis yang dicintainya itu telah memiliki keyakinan yang sama dengannya. Mungkin inilah yang dikatakan jodoh. Meski terpisah sejauh apapun, kalau jodoh pasti  bertemu. Raihan tak pernah menyangka jika Allah akan mempertemukannya kembali dengan Alisya.

Awalnya memang tidak mungkin mereka bisa bersatu. Namun karena Allah yang menghendaki, sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

Tamat. 

Author : Yusria Aspar

Fb : Aspa Rhya
IG : @yusria31

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Antara Cinta dan Keyakinan

Antara Cinta dan Keyakinan

Cerpen karya Yusria Aspar

Mencintai  tidak berarti harus memiliki. Itulah yang sering terucap oleh dua insan yang saling mencintai, tapi tidak ditakdirkan untuk bersama. Disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor keluarga, pekerjaan, sampai pada faktor yang benar-benar tak mungkin untuk bersatu yaitu perbedaan keyakinan. Hal itu terjadi bila kedua insan yang saling mencintai mempunyai keyakinan berbeda dan sama-sama tetap mempertahankan keyakinan masing-masing. Maka tidak ada jalan lain selain harus mengalami sebuah perpisahan. Menyakitkan. Itulah yang akan dirasakan. Namun, sebagian bahkan semua orang akan berkata kalau jodoh tak akan kemana. Yah, itu memanglah benar. Jika memang mereka berjodoh maka akan ada jalan untuk mereka agar bisa bersama.

Perbedaan keyakinan adalah salah satu benteng terkuat yang mampu menghalangi dua insan yang saling mencintai. Yah karena dua keyakinan yang berbeda tidak bisa untuk bersatu. Kecuali jika salah satu diantaranya harus mengorbankan keyakinan yang dimiliki demi cintanya. Dilema, itulah yang sedang dirasakan pemuda tampan yang bernama Ahmad Raihan. Pemuda yang biasa disapa Raihan itu mencintai seorang gadis yang bernama Alisya Cristy. Gadis yang kerap disapa Alisya itu juga mencintai Raihan. Namu, apalah daya perbedaan diantara keduanya yang mengharuskan mereka untuk mengubur rasa cinta itu dalam-dalam.

***

Pagi hari yang cerah karena sang mentari telah muncul dari persembunyiannya. Terlihat seorang pemuda tampan mengendarai mobil menuju kampus. Setelah beberapa lama akhirnya pemuda itu sampai di pekarangan kampus. Ternyata pemuda itu adalah Ahmad Raihan yang dikagumi banyak gadis yang ada di kampus maupun di luar kampus. Namun, hanya ada satu gadis yang mampu memikat hatinya.

Setelah memarkir mobilnya,Raihan pun segera masuk ke kampus.

"Hai Raihan," sapa seorang gadis cantik berbaju merah dengan rok selutut dengan warna yang senada dengan bajunya,  ditambah dengan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai.

"Hai Alisya," ucap Raihan dengan senyum.

Gadis itu Alisya Cristy, dialah gadis yang mampu memikat hati Raihan hingga Raihan mencintainya. Namun, Raihan tidak pernah mengungkapkan perasaanya kepada Alisya. Bukan karena dia takut cintanya bertepuk sebelah tangan, hanya saja dia tahu bahwa perbedaan diantara mereka tak mungkin bisa bersatu. Bukan perbedaan kasta bukan usia yang terlalu jauh namun perbedaan keyakinan. Yah, mereka memiliki keyakinan atau agama yang berbeda. Raihan seorang muslim sementara Alisya gadis nasrani.

"Hei! mengapa menatapku seperti itu?" ucap Alisya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Raihan.

"Astagfirullah!" ucap Raihan kaget.

"Aku terlihat canti, ya? " canda Alisya.

"Sangat cantik," bisik Raihan yang hanya terdengar samar-samar di telinga Alisya.

"Apa yang kamu katakan?" tanya Alisya.

"Eh, bukan apa-apa," elak Raihan.

"Tapi, aku seperti mendengar kamu mengatakan sesuatu," ucap Alisya.

"Sudah lupakan saja, sekarang ayo kita masuk sebentar lagi jam kuliah dimulai!" ucap Raihan.

"Iya," ucap Alisya.

Mereka pun akhirnya masuk ke ruangan dan melakukan aktivitas mereka sebagai mahasiswa.

Semua aktivitas Raihan dan Alisya di kampus sudah selesai dan kini tiba waktunya untuk pulang.

"Sya, mau aku antar pulang?" tanya Raihan.

"Tidak, terima kasih. Sebentar lagi ada supir yang jemput," jawab Alisya dengan lembut.

Sebenarnya dia ingin berkata iya hanya saja ia takut jika selalu bersama Raihan. Alisya tidak ingin perasaannya pada Raihan kian bertambah. Karena ia tahu bahwa sangat mustahil jika bisa menjalin hubungan dengan seorang yang punya keyakinan berbeda dengannya.

"Ya sudah aku pulang dulu, sampai jumpa lagi," ucap Raihan dengan sedikit kecewa.

Dia sebenarnya masih ingin bersama gadis itu walau hanya sekedar mengantarnya pulang. Namun nyatanya gadis itu tidak mau.

***

Hari-hari telah berlalu dengan rasa yang tak pernah diungkapkan. Mereka hanya menyimpan rasa itu dalam hati, meski itu sangat menyakitkan. Karena bagi Raihan keyakinannya sebagai seorang muslim lebih penting daripada cintanya pada Alisya. Dia tidak mungkin mengorbankan agamanya hanya demi cinta. Begitupun dengan Alisya, cintanya pada keyakinan dan juga Tuhannya membuatnya ingin membuang rasa cintanya pada Raihan.

Tuhan, mengapa cinta serumit ini? Mengapa harus mencintai jika tak bisa memiliki?

Itulah yang dipikirkan Alisya. Memang rumit, ketika cinta tak harus memiliki.

***

Pagi ini Alisya ingin berpamitan pada Raihan. Dia ingin pindah ke luar kota. Bukan tanpa alasan, namun dengan beberapa alasan.

"Raihan!" teriak Alisya dari belakang.

"Iya Sya, ada apa?" tanya Raihan.

"Aku akan pindah ke luar kota besok," ucap Alisya.

"Pindah?" tanya Raihan.

Alisya hanya mengangguk pelan.

"Kenapa harus pindah?" tanya Raihan.

"Ayahku pindah kerja di luar kota jadi aku harus ikut," ucap Alisya.

Sebenarnya bukan hanya itu alasan Alisya untuk pindah, karena alasan utamanya adalah agar dia bisa melupakan Raihan. Namun ia tak berani mengatakan itu pada Raihan.

"Jadi begitu, semoga kamu baik-baik saja di sana, aku harap kita bisa bertemu suatu saat nanti," ucap Raihan.

"Aku juga berharap seperti itu," ucap Alisya.

Setelah pertemuan itu, tak ada lagi komunikasi diantara mereka. Hanya ada rindu yang kian menyiksa. Entah kenapa, Alisya benar-benar menghindari Raihan.

***

Beberapa tahun telah berlalu, Raihan telah lulus kuliah dan sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan milik ayahnya. Pemuda itu kini terlihat lebih tampan dan berwibawa. Tak jarang para gadis menatapnya dengan rasa kagum. Namun dia belum bisa melupakan seorang gadis yang dia cintai, meski dia sudah berusa keras untuk melupakannya. Bahkan ayahnya ingin menjodohkannya dengan gadis bernama Hanna namun Raihan menolak. Padahal gadis itu juga tak kalah cantik dengan Alisya, dan gadis itu solehah. Entah apa yang ada dipikiran Raihan. Sementara Alisya, tak ada kabar tentang gadis itu. Entah kemana dirinya kini.

Suatu hari Raihan pergi ke sebuah taman. Dan tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seorang gadis.

"Astagfirullah!" ucap gadis itu kaget.

"Maaf ... aku tidak sengaja," ucap gadis itu lagi tanpa melihat Raihan.

Entah kenapa, mendengar suara gadis itu mengingatkan Raihan pada seseorang. Namun tidak mungkin jika pemilik suara itu adalah orang yang sama. Bagaimana tidak, penampilannya saja berbeda.

"Tidak apa-apa," ucap Raihan.

Mendengar ucapan Raihan, gadis itu kemudian menatap Raihan.

"Raihan," ucap gadis itu.

"Alisya!" ucap Raihan terkejut karena tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya adalah gadis yang selama ini dia rindukan.

 "Apa aku tidak salah lihat? Apa kamu benar-benar Alisya?" tanya Raihan yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Iya Rai, ini benar aku Alisya," jawab Alisya.

"Masya Allah, aku tidak menyangka kalau kamu bisa berubah seperti ini," ucap Raihan kagum.

Alisya benar-benar berubah, penampilannya kini menandakan bahwa dia adalah seorang muslimah. Ada rasa bahagia di hati Raihan.

"Iya, aku pun tidak bisa menduga kalau aku masuk Islam. Mungkin inilah yang disebut hidayah dari Allah," ucap Alisya.

"Oh ya, kenapa semenjak kamu pergi kamu tak pernah memberiku kabar apapun?" tanya Raihan.

"Maafkan aku Rai, sebenarnya aku sengaja ingin menghindarimu. Karena aku tidak mau semakin mencintai kamu, sementara waktu itu kamu dan aku berbeda keyakinan," jelas Alisya.

"Ternyata kamu mencintai aku Sya?" tanya Raihan yang mendapat anggukan dari Alisya.

"Sya, aku juga mencintai kamu sejak dulu," ucap Raihan yang membuat hati Alisya terasa bahagia.

Jujur saja, Raihan merasa sangat senang bertemu gadis itu lagi. Terlebih gadis yang dicintainya itu telah memiliki keyakinan yang sama dengannya. Mungkin inilah yang dikatakan jodoh. Meski terpisah sejauh apapun, kalau jodoh pasti  bertemu. Raihan tak pernah menyangka jika Allah akan mempertemukannya kembali dengan Alisya.

Awalnya memang tidak mungkin mereka bisa bersatu. Namun karena Allah yang menghendaki, sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

Tamat. 

Author : Yusria Aspar
Fb : Aspa Rhya
IG : @yusria31

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya