DDBG Bab 11 (END)

DDBG Bab 11
5
(2)

Hening menyelimuti apartemen. Hanya suara detik jam dinding yang terdengar, pelan namun menusuk. Aku berdiri kaku, tubuhku masih berbalut kain kusam dari desa itu, penuh kotoran dan noda darah kering.

Dito bangkit dari sofa, mengambil kotak P3K dari lemari. Tanpa menatapku, dia berkata datar, “Duduk.”

Aku menurut, duduk di kursi makan dengan tubuh gemetar. Tanganku basah oleh keringat, jantungku berdebar kencang.

Dito menarik kursi di sampingku, membuka kotak P3K, dan mulai membersihkan luka di lututku. Gerakannya cepat, teliti, tapi dingin. Tidak ada kelembutan yang biasanya selalu kurasakan darinya.

“Aw…” aku meringis ketika kapas yang dibasahi alkohol menyentuh kulit robekku.

“Diam,” ucapnya singkat, tanpa menoleh.

Aku menggigit bibir, menahan rasa sakit. Dito kemudian membalut lukaku dengan perban rapi. Lalu tangannya beralih ke lenganku yang penuh goresan akibat bambu dan tali kasar. Lagi-lagi kapas dan alkohol menyengat, membuatku mengerang pelan.

Tatapan matanya hanya fokus pada luka-luka itu, bukan pada wajahku. Suaranya tetap dingin. “Kamu bisa kena infeksi kalau dibiarkan.”

Aku menunduk, air mata menggenang. “Dit…”

Dia berhenti sebentar, lalu menatapku sekilas. Mata itu kosong, dingin, penuh lelah. “Apa?”

Aku tercekat. Kata-kata yang ingin keluar justru membeku. Aku ingin bilang semuanya, ingin minta maaf, ingin mengaku. Tapi tatapannya membuatku takut.

Dito kembali menunduk, tangannya membalut pergelangan tanganku yang memar. “Banyak yang harus kamu jelaskan. Tapi sekarang, aku cuma mau pastikan kamu nggak mati duluan karena luka-luka ini.”

Aku tidak bisa menahan air mata lagi. Setiap sentuhannya yang dulu selalu penuh cinta kini terasa seperti kewajiban. Tangannya memang menyembuhkan tubuhku, tapi sikapnya membiarkan hatiku berdarah semakin parah.

“Kenapa kamu masih peduli sama aku?” tanyaku lirih.

Dito berhenti sejenak, menarik napas panjang, lalu berkata datar, “Karena kamu istriku.”

Hanya itu. Tidak lebih, tidak kurang.

Hening panjang memenuhi ruangan. Dito selesai membalut luka-lukaku, lalu menutup kotak P3K dengan satu hentakan. Dia berdiri, berjalan pelan ke arah koper besar di sudut ruangan, dan mulai memasukkan pakaiannya tanpa menoleh.

Aku berdiri kaku. “Dito… kamu mau ke mana?”

Tangannya tetap sibuk. “Aku harus minta maaf dulu sama kamu,” ucapnya pelan tapi tegas. “Selama ini aku terlalu sibuk kerja, terlalu cuek. Aku pikir dengan jadi penyabar, semua masalah kita bisa beres sendiri. Ternyata aku salah. Aku gagal jadi suami yang baik buat kamu.”

Air mataku jatuh lagi. Kata-katanya menusuk, tapi aku masih menunggu kalimat berikutnya.

Dito berhenti sejenak, menoleh padaku. Sorot matanya dingin tapi tajam. “Tapi satu hal, Chel… perselingkuhan nggak bisa dimaafkan. Itu udah hancurin semuanya.”

Kakiku lemas. “Jangan bilang…”

“Aku ceraikan kamu.”

Dunia runtuh di hadapanku. “Nggak! Jangan, Dit… aku mohon… jangan ceraiin aku.” Aku berlari mendekatinya, memegang lengannya erat. “Aku salah, aku menyesal. Tapi aku nggak bisa hidup tanpa kamu.”

Dito menepis tanganku, lalu kembali memasukkan bajunya ke koper. Wajahnya datar, tanpa air mata, tanpa senyum.

“Dit, tolong dengar aku!” suaraku pecah, hampir histeris. Aku berlutut di samping koper itu, memohon. “Aku akan berubah. Aku akan perbaiki semua. Jangan tinggalkan aku…”

Tiba-tiba suara ketukan keras terdengar dari pintu. Aku menoleh, mataku melebar.

Pintu terbuka, dan sosok yang membuatku terperanjat berdiri di sana.

Ardi.

Tubuhku kaku. “Ardi?!”

Dia masuk santai, seolah tidak ada yang aneh. Wajahnya tidak menunjukkan rasa bersalah, justru tenang, dingin.

Dito menutup koper, lalu berdiri. Dari sakunya, dia mengeluarkan sejumlah uang cash bergepok-gepok, lalu menaruhnya di atas meja. “Ini cukup. Anggap lunas.”

Aku terdiam, jantungku hampir berhenti. “Apa maksudnya, Dit?”

Ardi menatapku sebentar, lalu menghela napas pendek. “Awalnya aku cuma penasaran sama kamu. Perempuan ambisius, bosan sama rumah tangganya. Menarik buat ditaklukkan. Tapi ke sininya… ada tawaran yang lebih menguntungkan.”

Aku membeku, mulutku terbuka tanpa suara. Kata-kata itu menggema di kepalaku, menenggelamkan semua yang tersisa.

Dito menatap Ardi dengan sorot dingin. “Kita selesai.”

Ardi hanya mengangguk, lalu berbalik pergi.

Aku jatuh terduduk di lantai, tubuhku gemetar hebat. Air mata tak lagi terbendung, bercampur dengan rasa hancur yang tak bisa kujelaskan.

Di meja, uang cash masih tergeletak, simbol pengkhianatan yang bahkan lebih pahit daripada luka-luka di tubuhku.

Dan aku ditinggalkan menggantung… tak tahu lagi siapa yang benar-benar kucintai, siapa yang benar-benar menghancurkanku.

Semua menjadi tanda tanya abadi, seberapa keras aku mencari tahu tentang desa itu, tak ada satu pun informasi yang menjelaskan. Di balik uang antara Ardi, dan Dito, entah apa yang terjadi.

Satu hal yang pasti, tidak ada perselingkuhan yang berujung baik.

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 2

No votes so far! Be the first to rate this post.

DOSA DI BALIK GAPURA

DOSA DI BALIK GAPURA

Status: Completed Author: Released: 2025
Seorang wanita muda yang mulai jenuh dengan rumah tangganya terjerat dalam perselingkuhan dengan rekan sekantor penuh rayuan. Awalnya hanya pelarian sesaat, namun liburan yang dijanjikan berubah jadi jerat ketika ia justru dibawa ke desa terpencil dengan aturan adat yang keras, hingga terpaksa dinikahkan secara adat tanpa benar-benar rela. Di tengah upayanya mencari jalan keluar, sang suami yang resah akhirnya menemukan jejak istrinya. Pertemuan di desa itu pun jadi titik balik mengejutkan. Antara cinta, pengkhianatan, dan adat yang mengikat, akankah rumah tangga mereka masih bisa diselamatkan?

Comment

  1. lina says:

    Akhirnya awnovel update lagi, semangat tor!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya