Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))
Kebahagian tak selalu datang dari kemewahan.
“Tidurlah Alisa, sudah larut malam. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku. Aku tidur di sofa depan.”
Alisa yang baru saja selesai mandi, tertegun saat melihat Freddy berbicara seperti ini padanya. Lagi-lagi untuk pertama kalinya, ia melihat pria yang begitu menghargai dirinya sebagai seorang wanita, seorang manusia. Tak terlihat sedikit pun kemesuman dari Freddy.
“Tidak perlu Freddy, kamu tidak perlu tidur di sofa. Biar aku saja. Aku sudah terlalu merepotkanmu.”
“Tidur di kamar. Aku ini seorang laki-laki, sudah tugasku melindungimu. Aku mohon, demi kebaikan dirimu…. Dan…”
“Dan apa, Freddy?”
“Dan diriku juga… Tidurlah.” Ucap Freddy sambil menutup pintu kamar itu.
Alisa langsung menghentikannya, ia menahan gagang pintu itu, “Jelaskan dulu. Kenapa demi dirimu juga? Aku tidak mengerti.”
“Aku tak mau menghakimi diriku sendiri sebagai seorang pecundang. Sakit sekali hatiku saat melihatmu terluka tapi tak bisa berbuat apa-apa. Alisa, tidak usah memikirkan hal ini. Aku tidak tahu apakah ini hanya obsesiku saja, atau.. Memang benar-benar cinta.. Tidurlah, aku sudah mengantuk.”
Alisa tertidur nyenyak malam ini. Walaupun hanya beralaskan kasur tipis, namun rasanya ia tak pernah setenang dan senyaman ini. Mungkin karena untuk pertama kalinya, ia merasa terlindungi oleh pujaan hatinya, yang mencintai dirinya juga. Malam ini, Alisa bermimpi pergi ke taman bunga yang begitu indah bersama Freddy. Mimpi itu terasa sangat indah, sampai akhirnya Edward tiba-tiba muncul dan menyeret Freddy. Alisa yang terkejut dan tak bisa berbuat apa-apa langsung berteriak. Dan teriakannya ini langsung membangunkan dirinya sendiri dari tidurnya.
“Aaaaaa.”
Freddy langsung bergegas masuk ke dalam kamar Alisa, “Alisa, ada apa?”
Alisa kebingungan. Saat ini, ia baru sadar semua itu hanya mimpi saja. Ia pun akhirnya bisa bernapas lega, “Tidak apa-apa, mimpiku agak aneh. Lupakan saja.”
“Mimpi itu hanyalah bunga tidur. Sudah pagi, aku pergi mau pergi ke kota Arkan dulu. Aku disuruh menjemput barang dagangan majikanku. Aku sudah memasak ayam goreng untukmu, jangan lupa makan ya. Ingat jangan keluar rumah, di luar sana berbahaya.”
Raut wajah Alisa langsung terlihat sangat sedih “Aku mau ikut denganmu. Boleh ya? Aku takut sendirian di sini. Lagi pula, tidak ada kenalan ayah atau pun Edward di Arkan.”
Freddy pun terdiam sejenak. Apa yang dikatakan oleh Alisa memang benar. Agak berbahaya jika ia tinggal sendirian di sini. Akhirnya, ia pun memperbolehkan Alisa untuk pergi dengan dirinya.
“Ya sudah, kamu boleh ikut denganku. Sekarang, cepat sarapan, mandi lalu pakai ini. Ini adalah baju ibuku, ibuku sendiri yang menjahitnya. Tenang saja, bajunya bersih kok.”
Alisa merasa sangat terharu. Freddy rela melakukan ini semua demi dirinya. Freddy yang selalu berhemat, sampai mau membeli daging ayam demi dirinya.
“Terima kasih banyak Freddy. Aku tidak akan melupakan semua kebaikanmu.”
Alisa pun keluar dari kamar itu, lalu melihat sepiring ayam goreng di ruang tamu rumah Freddy. Ia pun langsung mencicipi ayam goreng tersebut.
“Freddy, enak sekali. Sejak kapan kamu belajar masak?”
Freddy tertegun. Setelah beberapa saat, ia baru menjawab dengan senyum di wajahnya, “Aku sering tinggal di rumah sendirian sejak aku kecil. Kalau aku tidak bisa masak, bagaimana bisa aku bertahan hidup sampai saat ini. Boros sekali kalau aku harus pergi beli makanan jadi setiap harinya.”
Mereka berdua pun makan bersama sambil berbincang. Setelah selesai makan, Alisa langsung pergi mandi dan mengenakan pakaian milik ibu Freddy.
“Freddy, aku sudah siap. Ayo kita berangkat.”
“Pakai masker ini, aku tidak mau ada orang yang mengenalimu.”
“Baik.”
Mereka berdua naik ke dalam mobil bak pengangkut sayuran. Sepanjang perjalanan ini, Alisa dibuat terpesona oleh pemandangan di luar jendela mobil tersebut. Freddy pun tiada hentinya tersenyum manis begitu melihat Alisa yang sangat girang dan takjub saat melihat pemandangan di luar sana. Pada saat ini, Freddy tersadar, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Seperti halnya Alisa, terlahir di keluarga kaya tapi tak cukup bebas, bahkan bisa dibilang sangat terkekang.
“Freddy, lihat bunga-bunga itu! Indah sekali! Ini adalah pertama kalinya aku melihat bunga sebanyak ini, dengan warna yang beragam.”
Freddy pun tersenyum, “Aku tahu, setiap minggu aku selalu melewati jalan-jalan ini. Hati-hati kepalamu.”
“Iya iya.” Jawab Alisa.
Satu jam kemudian, mobil yang dikendarai oleh Freddy ini sampai di sebuah pasar yang tidak begitu ramai dikunjungi oleh pembeli. Seolah sudah sangat familier dengan tempat ini, Freddy langsung menggandeng Alisa pergi melewati beberapa gang lalu sampai di sebuah gudang sayuran.
“Hai Freddy, apa kabar? Mau ambil apa saja hari ini?” Ucap seorang pria paruh baya yang tampak seperti pemilik dari gudang sayuran ini.
Sebelum Freddy sempat menjawab, pria itu bertanya lagi, “Eh, siapa nona muda ini. Pacarmu ya? Hahaha, akhirnya perjaka tua ini akan segera menikah!”
Wajah Alisa langsung memerah begitu mendengar ini. Namun jawaban Freddy berikutnya, membuat suasana hatinya langsung buruk dalam seketika, “Tidak, bukan Pak. Dia saudaranya bosku, mana mungkin aku bisa menikahinya hahaha.”
Alisa hanya bisa terdiam tak mengatakan sepatah kata pun.
“Hei, anak muda. Jangan terlalu sembrono kalau bicara. Teka-teki di semester ini terlalu ajaib, hal yang terlihat mustahil bisa jadi kenyataan jika semuanya sudah ditakdirkan.”
Freddy pun hanya tersenyum. Ia tak mengatakan apa-apa lagi.
“Jadi, bosmu mau apa saja hari ini?” Tanya pria paruh baya itu.
“Hari ini Bosku hanya perlu wortel dan sawi putih saja. Dua-duanya masing-masing 2 karung ya.”
……..
Setelah selesai berbelanja, karena waktu masih siang, Freddy mengajak Alisa pergi mengunjungi suatu tempat yang sangat indah, dan pasti disukai oleh Alisa. Pasar bunga!
“Kenapa seumur hidupku tak pernah tahu ada tempat seperti ini? Walaupun tidak mau beli apa-apa, tapi rasanya senang sekali walaupun hanya melihat-lihat saja.”
Pasar bunga yang terpisah dari pasar tadi memang sangat luas. Seluruh area pasar ini dipenuhi oleh berbagai jenis bunga. Freddy agak akrab dengan segala sesuatu yang ada di kota Arkan. Jadi, ia tak perlu bingung-bingung harus mengajak Alisa pergi ke mana.”
“Aku masih ada tabunganku, kalau mau, ambil saja. Biar aku yang membelinya untukmu.” Ucap Freddy.
“Tidak usah Freddy. Aku mau membeli bunga mawar hitam. Aku akan mengganti uangmu saat aku pulang ke rumah nanti.”
“Dasar keras kepala, kubilang tidak usah. Ayo kita pergi lihat-lihat.” Ucap Freddy sambil menggandeng tangan Alisa.
Tak lama kemudian, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama Freddy.
“Hei, Freddy, kemarilah!” Suara seorang wanita tua ini terdengar agak lemah.
“Oh, Tante! Baik, aku akan ke sana sekarang.”
“Freddy, lama sekali tak berjumpa denganmu. Aku belum sempat berterima kasih atas kejadian saat kamu menyelamatkanku dari perampokan pada waktu itu. Omong-omong, siapa wanita cantik ini? Walaupun memakai masker namun tertap terlihat sangat cantik.” Ucap wanita itu sambil melirik ke arah Alisa.
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)
Episode 11 — Episode 13 (coming soon)