Goodbye To The Old Me – Eps 8

0
(0)
Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!

Dua minggu berlalu seperti ini. Selama Ayah dan Edward belum kembali dari perjalanan bisnis mereka, Kelly bisa tinggal dengan tenang di rumah Alisa. Kelly selalu merasa dirinya akan merepotkan Alisa, tapi sebenarnya Alisa malah senang karena kehadiran Kelly, Alisa jadi tidak kesepian lagi.

Kelly pun sudah mulai pulih, bekas luka, memar, mulai samar dari kulit Kelly. Tubuh kali pun jauh lebih gemuk dibandingkan saat pertama kali dia datang ke rumah Alisa.

Sebenarnya berita tentang pencarian keli sudah menyebar ke seluruh penjuru kota, tapi karena kekuatan dan kedudukan ayah Alisa, tidak seorangpun yang berani mencurigai keberadaan Kelly di rumah Alyssa. Kelly sudah berencana untuk pergi ke luar kota, ke tempat dimana ibu dan ayahnya berada.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, menu sarapan sudah selesai dimasak. Alyssa dan Kelly pergi ke ruang makan, duduk saling berhadap-hadapan.

“Alisa terima kasih banyak, kalau tidak ada kamu mungkin aku sudah mati. Aku benar-benar beruntung memiliki sahabat sepertimu.”

Alyssa termenung mendengarkan ucapan Kelly tadi. Ada sejenis rasa haru yang bersarang di hatinya saat ini. Ternyata masih ada seseorang yang merasa beruntung karena memiliki dirinya.

Alisa menghela nafas, ia tersenyum ringan, “Kelly, aku ini sahabatmu. Sudah seharusnya aku seperti ini kepadamu. Tolong jangan sungkan, pintu rumahku selalu terbuka untukmu.” Ucap Alisa.

Kelly pun tersenyum dan mengangguk, “Semoga seluruh kebahagiaan isi dunia ini bisa menjadi milikmu Alisa, di tengah kejamnya dunia ternyata Tuhan masih memberikan berkah orang-orang baik sepertimu.”

Saat mereka berdua sedang asyik berbincang, tiba-tiba bibiana menghampiri mereka, “Non ayo dimakan makanannya, mobilnya sudah datang, dan 30 menit lagi keretanya akan segera berangkat.”

“Baik, Bi.” Ucap Alisa.

Alisa sudah memesankan tiket kereta untuk Kelly pergi ke tempat dimana orang tuanya berada. Asalnya orang tuanya juga tinggal di kota Zuhra, tapi suami Kelly memindahkan mereka ke kota lain untuk mengurus salah satu bisnis keluarganya. Namun dengar-dengar, ayahnya sudah berhenti mengurus bisnis keluarga suami Kelly. Ya, suami kali hanya mengiming-imingi bisnis untuk keluarga Kelly, agar mereka mau melepaskan Kelly menikah dengannya. Tapi setelah 3 bulan menikah, bisnis itu tiba-tiba diambil alih lagi oleh keluarga suami Kelly, dengan alasan sudah bangkrut, padahal tidak sama sekali. Karena sudah terlanjur pindah ke sana, akhirnya keluarga kali menetap di sana untuk memulai usahanya usaha kecil-kecilannya.

Kelly dan Alisa pun berpisah di sini, Kelly diantar ke stasiun kereta oleh sopir Alisa.

Rumah pun kembali sepi. Selama dua minggu ini, Alisa merasa dirinya seperti memiliki seorang kakak. Ia bisa curhat tentang pria idamannya, keluh kesah pria yang dijodohkan dengannya, dan banyak hal lainnya.

Namun Alisa tak bisa berlama-lama melamun seperti ini. Karena malam ini adalah perayaan pesta agung. Pesta di mana para pejabat pemerintah dan para bangsawan berkumpul. Harusnya ayahnya dan Edward kembali siang ini. Mereka pasti tidak akan melewatkan acara ini. Karena bagi mereka, pesta agung merupakan harta karun, jalan pintas mereka untuk mendapatkan kolega baru untuk memperluas bisnisnya.

Alisa mulai sibuk memilih mana yang akan ia kenakan untuk malam nanti. Waktu itu Edward pernah bilang, dia akan mengenakan jas warna berwarna biru tua. Jadi Alisa pun memilih gaun yang senada dengan jas Edward.

Benar saja, ayahnya dan Edward datang yang tepat pada waktu jam makan siang. Setelah makan siang, ayahnya langsung tidur di kamarnya. Setelah perjalanan jauh, mungkin dia ingin mengumpulkan tenaga untuk pesta agung malam nanti.

Malam pun tiba, Edward sudah menunggunya di lantai bawah. Edward sangat terpana saat melihat Alisa menuruni tangga. Dalam balutan gaun berwarna biru tua, dengan riasan wajah yang ringan tapi menunjukkan keeleganan, membuat Alisa terlihat seperti seorang Dewi yang turun dari kayangan.

Edward dan Alyssa pergi berdua dengan menaiki mobil Edward. Sedangkan ayahnya pergi sendiri dengan diantar oleh sopirnya.

Pesta ini dirayakan di istana negara. Desain yang sangat mewah, lantai yang berlapis emas, para pelayan yang tampan dan gagah, membuat pesta ini benar-benar sangat agung. Namun begitu memasuki aula pesta, Alisa terkejut saat melihat keberadaan Freddy. Saat berpapasan dengan Freddy, Alyssa pun menyapanya, “Hai, Freddy.”

Freddy terkejut, dalam acara semegah ini, Alisa mau menyapa dirinya. Tapi demi kebaikan Alisa dan dirinya, Freddy hanya tersenyum dan memberi isyarat kepada Lisa untuk tetap di samping Edward.

Alisa pun tak cukup bodoh, ia menyapa Freddy saat Edward sedang berbincang dengan kolega bisnisnya. Di dunia bisnis, Edward memiliki dua sahabat yang sangat dekat dengannya, yaitu Yosias dan Kelvin. Bukan hanya di dunia bisnis, di dunia malam dan wanita pun mereka masih bersahabat dekat.

Melihat Alisa yang tak berada di sampingnya, Edward pun langsung memanggil Alisa. Dengan suara pelan ia berkata, “Alisa, Alisa ke sini. Sapa dulu teman-temanku!”

Alisa pun mengangguk lalu menghampiri Edward di sana.

Yosias tersenyum, dengan alis yang terangkat menyiratkan dirinya yang seperti melihat barang yang bagus. Yosias pun langsung bersalaman dengan Alisa, “Hai Alisa, dulu kita pernah bertemu sekali. Di acara pernikahan salah satu teman Edward dan aku. Masih ingat? Kamu semakin cantik.”

Melihat tangan Yosias yang tak kunjung lepas dari tangan Alisa, Edward langsung melepaskan tangan Yosias, “Sudah sudah, enak saja kamu ini.”

Yosias pun tertawa, “Edward, kamu ini ini seperti belum mengenalku saja.”

Mereka berempat pun saling berbincang dan bergurau.

Yosias adalah seorang anak tertinggi pemerintahan sekaligus pebisnis tambang dengan level lebih tinggi dari ayah Alisa, Gustav. Jelas kali terlihat jelas ia sangat tertarik pada Alisa, tapi tertarik hanya untuk menidurinya saja, bukan untuk menjadikannya sebagai pasangannya.

Yosias berbicara kepada Edward, “Edward, aku hampir lupa, ayahku secara khusus ingin bertemu denganmu sebentar. Kevin dan Alyssa tunggu di sini sebentar ya.”

Edward sangat bingung, biasanya tidak pernah seperti ini. Edward pun hanya mengangguk lalu mengikutinya. Setelah sampai ke sebuah tempat yang tidak begitu banyak orang, Yosias berkata, “Ambil satu lahan tambangku, tambang itu luasnya 1 hektar. Tukar dengan Alisa satu malam saja.”

Edward pun langsung melotot ketika dia mendengar ucapan sahabat ya ini seolah tidak percaya, “Gila kamu ya. Alisa itu calon istriku!”

Edward yang biasanya selalu temperamental, saat ini hanya menunjukan ekspresi kesal, naluri bajingannya sangat kuat, ia tak langsung marah karena tawaran yang diberikan Yosias juga cukup menguntungkan.

Yosias pun tersenyum picik, “Edward Edward, aku tahu sekali seperti apa dirimu. Buat saja dia mabuk, biarkan aku menikmatinya semalam. Datanglah pagi nanti, berbaringlah di sampingnya, dan ia pun akan menganggap kamu yang sudah tidur dengannya. Dengan seperti ini, kamu tidak akan kehilangan Alisa dan tambang dariku itu. Ayolah, bantulah kawanmu ini. Kamu tahu aku bagaimana kalau aku penasaran akan seorang wanita.”

Edward pun terdiam sejenak, lalu mengangguk, “Baiklah.”

Tepat pada saat ini, Edward dan Yosias dikejutkan oleh suara gelas pecah. Mereka berdua langsung panik, takut ada yang menguping pembicaraan mereka. Begitu mereka melihat asal sumber suara…

Bersambung…

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Episode 7Episode 9 

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Goodbye To The Old Me – Eps 8

Goodbye To The Old Me – Eps 8

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!

Dua minggu berlalu seperti ini. Selama Ayah dan Edward belum kembali dari perjalanan bisnis mereka, Kelly bisa tinggal dengan tenang di rumah Alisa. Kelly selalu merasa dirinya akan merepotkan Alisa, tapi sebenarnya Alisa malah senang karena kehadiran Kelly, Alisa jadi tidak kesepian lagi.

Kelly pun sudah mulai pulih, bekas luka, memar, mulai samar dari kulit Kelly. Tubuh kali pun jauh lebih gemuk dibandingkan saat pertama kali dia datang ke rumah Alisa.

Sebenarnya berita tentang pencarian keli sudah menyebar ke seluruh penjuru kota, tapi karena kekuatan dan kedudukan ayah Alisa, tidak seorangpun yang berani mencurigai keberadaan Kelly di rumah Alyssa. Kelly sudah berencana untuk pergi ke luar kota, ke tempat dimana ibu dan ayahnya berada.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, menu sarapan sudah selesai dimasak. Alyssa dan Kelly pergi ke ruang makan, duduk saling berhadap-hadapan.

"Alisa terima kasih banyak, kalau tidak ada kamu mungkin aku sudah mati. Aku benar-benar beruntung memiliki sahabat sepertimu."

Alyssa termenung mendengarkan ucapan Kelly tadi. Ada sejenis rasa haru yang bersarang di hatinya saat ini. Ternyata masih ada seseorang yang merasa beruntung karena memiliki dirinya.

Alisa menghela nafas, ia tersenyum ringan, "Kelly, aku ini sahabatmu. Sudah seharusnya aku seperti ini kepadamu. Tolong jangan sungkan, pintu rumahku selalu terbuka untukmu." Ucap Alisa.

Kelly pun tersenyum dan mengangguk, "Semoga seluruh kebahagiaan isi dunia ini bisa menjadi milikmu Alisa, di tengah kejamnya dunia ternyata Tuhan masih memberikan berkah orang-orang baik sepertimu."

Saat mereka berdua sedang asyik berbincang, tiba-tiba bibiana menghampiri mereka, "Non ayo dimakan makanannya, mobilnya sudah datang, dan 30 menit lagi keretanya akan segera berangkat."

"Baik, Bi." Ucap Alisa.

Alisa sudah memesankan tiket kereta untuk Kelly pergi ke tempat dimana orang tuanya berada. Asalnya orang tuanya juga tinggal di kota Zuhra, tapi suami Kelly memindahkan mereka ke kota lain untuk mengurus salah satu bisnis keluarganya. Namun dengar-dengar, ayahnya sudah berhenti mengurus bisnis keluarga suami Kelly. Ya, suami kali hanya mengiming-imingi bisnis untuk keluarga Kelly, agar mereka mau melepaskan Kelly menikah dengannya. Tapi setelah 3 bulan menikah, bisnis itu tiba-tiba diambil alih lagi oleh keluarga suami Kelly, dengan alasan sudah bangkrut, padahal tidak sama sekali. Karena sudah terlanjur pindah ke sana, akhirnya keluarga kali menetap di sana untuk memulai usahanya usaha kecil-kecilannya.

Kelly dan Alisa pun berpisah di sini, Kelly diantar ke stasiun kereta oleh sopir Alisa.

Rumah pun kembali sepi. Selama dua minggu ini, Alisa merasa dirinya seperti memiliki seorang kakak. Ia bisa curhat tentang pria idamannya, keluh kesah pria yang dijodohkan dengannya, dan banyak hal lainnya.

Namun Alisa tak bisa berlama-lama melamun seperti ini. Karena malam ini adalah perayaan pesta agung. Pesta di mana para pejabat pemerintah dan para bangsawan berkumpul. Harusnya ayahnya dan Edward kembali siang ini. Mereka pasti tidak akan melewatkan acara ini. Karena bagi mereka, pesta agung merupakan harta karun, jalan pintas mereka untuk mendapatkan kolega baru untuk memperluas bisnisnya.

Alisa mulai sibuk memilih mana yang akan ia kenakan untuk malam nanti. Waktu itu Edward pernah bilang, dia akan mengenakan jas warna berwarna biru tua. Jadi Alisa pun memilih gaun yang senada dengan jas Edward.

Benar saja, ayahnya dan Edward datang yang tepat pada waktu jam makan siang. Setelah makan siang, ayahnya langsung tidur di kamarnya. Setelah perjalanan jauh, mungkin dia ingin mengumpulkan tenaga untuk pesta agung malam nanti.

Malam pun tiba, Edward sudah menunggunya di lantai bawah. Edward sangat terpana saat melihat Alisa menuruni tangga. Dalam balutan gaun berwarna biru tua, dengan riasan wajah yang ringan tapi menunjukkan keeleganan, membuat Alisa terlihat seperti seorang Dewi yang turun dari kayangan.

Edward dan Alyssa pergi berdua dengan menaiki mobil Edward. Sedangkan ayahnya pergi sendiri dengan diantar oleh sopirnya.

Pesta ini dirayakan di istana negara. Desain yang sangat mewah, lantai yang berlapis emas, para pelayan yang tampan dan gagah, membuat pesta ini benar-benar sangat agung. Namun begitu memasuki aula pesta, Alisa terkejut saat melihat keberadaan Freddy. Saat berpapasan dengan Freddy, Alyssa pun menyapanya, "Hai, Freddy."

Freddy terkejut, dalam acara semegah ini, Alisa mau menyapa dirinya. Tapi demi kebaikan Alisa dan dirinya, Freddy hanya tersenyum dan memberi isyarat kepada Lisa untuk tetap di samping Edward.

Alisa pun tak cukup bodoh, ia menyapa Freddy saat Edward sedang berbincang dengan kolega bisnisnya. Di dunia bisnis, Edward memiliki dua sahabat yang sangat dekat dengannya, yaitu Yosias dan Kelvin. Bukan hanya di dunia bisnis, di dunia malam dan wanita pun mereka masih bersahabat dekat.

Melihat Alisa yang tak berada di sampingnya, Edward pun langsung memanggil Alisa. Dengan suara pelan ia berkata, "Alisa, Alisa ke sini. Sapa dulu teman-temanku!"

Alisa pun mengangguk lalu menghampiri Edward di sana.

Yosias tersenyum, dengan alis yang terangkat menyiratkan dirinya yang seperti melihat barang yang bagus. Yosias pun langsung bersalaman dengan Alisa, "Hai Alisa, dulu kita pernah bertemu sekali. Di acara pernikahan salah satu teman Edward dan aku. Masih ingat? Kamu semakin cantik."

Melihat tangan Yosias yang tak kunjung lepas dari tangan Alisa, Edward langsung melepaskan tangan Yosias, "Sudah sudah, enak saja kamu ini."

Yosias pun tertawa, "Edward, kamu ini ini seperti belum mengenalku saja."

Mereka berempat pun saling berbincang dan bergurau.

Yosias adalah seorang anak tertinggi pemerintahan sekaligus pebisnis tambang dengan level lebih tinggi dari ayah Alisa, Gustav. Jelas kali terlihat jelas ia sangat tertarik pada Alisa, tapi tertarik hanya untuk menidurinya saja, bukan untuk menjadikannya sebagai pasangannya.

Yosias berbicara kepada Edward, "Edward, aku hampir lupa, ayahku secara khusus ingin bertemu denganmu sebentar. Kevin dan Alyssa tunggu di sini sebentar ya."

Edward sangat bingung, biasanya tidak pernah seperti ini. Edward pun hanya mengangguk lalu mengikutinya. Setelah sampai ke sebuah tempat yang tidak begitu banyak orang, Yosias berkata, "Ambil satu lahan tambangku, tambang itu luasnya 1 hektar. Tukar dengan Alisa satu malam saja."

Edward pun langsung melotot ketika dia mendengar ucapan sahabat ya ini seolah tidak percaya, “Gila kamu ya. Alisa itu calon istriku!”

Edward yang biasanya selalu temperamental, saat ini hanya menunjukan ekspresi kesal, naluri bajingannya sangat kuat, ia tak langsung marah karena tawaran yang diberikan Yosias juga cukup menguntungkan.

Yosias pun tersenyum picik, “Edward Edward, aku tahu sekali seperti apa dirimu. Buat saja dia mabuk, biarkan aku menikmatinya semalam. Datanglah pagi nanti, berbaringlah di sampingnya, dan ia pun akan menganggap kamu yang sudah tidur dengannya. Dengan seperti ini, kamu tidak akan kehilangan Alisa dan tambang dariku itu. Ayolah, bantulah kawanmu ini. Kamu tahu aku bagaimana kalau aku penasaran akan seorang wanita.”

Edward pun terdiam sejenak, lalu mengangguk, “Baiklah.”

Tepat pada saat ini, Edward dan Yosias dikejutkan oleh suara gelas pecah. Mereka berdua langsung panik, takut ada yang menguping pembicaraan mereka. Begitu mereka melihat asal sumber suara…

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Episode 7 -- Episode 9 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya