PINOCCHIO DAN PAMAN BERTO

0
(0)

“Indah ya awannya” Pinocchio menatap santai ke langit. Perlahan dia menutup matanya hanya angin yg berhembus lembut yg ia rasakan.

Kicauan burung dan tarian pohon begitu terdengar harmoni ditambah desiran rerumputan menambah keindahan melodi

“Pinocchio” teriakan seseorang dari seberang

Pinocchio mencoba membuka matanya dan melihat siapakah gerangan yg memanggilnya?

Seseorang itu menghampiri Pinocchio

“Sedang apa kau disini sendiri?” Sambil terengah-engah

“Tidak ada, hanya menikmati suasana di sini saja” sambil menatap orang itu

Tangan Pinocchio memukul rumput disebelahnya ” duduk paman”

“Terima kasih” orang itu pun duduk

Suasana hening beberapa saat banyak suasana Padang rumput yg luas tak ada yg mengawali pembicaraan mereka asik menatap indahnya Padang rumput

“Pinocchio” seru orang itu

“Iya paman?” Pinocchio menatap orang itu

“Kita kerumah paman saja yuk, kita makan kebetulan istri saya masak, kamu lapar kan?” tawar orang itu sambil berusaha berdiri

“Iya nih, kebetulan tadi belum sarapan” Pinocchio menatap orang itu

“Pas, yuk” mengulurkan tangannya ke Pinocchio

Pinocchio menerima tawaran orang tersebut dan mereka pun pergi meninggalkan Padang rumput

Tak lama terlihat rumah bergaya khas  farmhouse italia

Dan ada wanita paruh baya sedang menunggu nya sedari tadi

“Sayang kami pulang” kata orang tersebut sembari memeluk istrinya

Pinocchio hanya melihat kemesraan mereka dan melirik area sekitar

“Dia siapa?” Wanita paruh baya itu memalingkan pandangannya yg sekarang menuju ke Pinocchio

“Oh dia Pinocchio, anak dari gapeto”

Jawab orang itu sambil tersenyum kearah Pinocchio

“Hai Tante , aku Pinocchio” mengangguk sambil tersenyum kecil

“Hai Pinocchio, kamu sudah makan? Yuk masuk Tante sudah masak” menggandeng tangan Pinocchio

Pinocchio hanya pasrah dengan tangannya, dia hanya ingin cepat cepat makan

Sampailah mereka di teras belakang rumah disana sudah tersedia meja dan bangku kayu yg sederhana

“Duduklah, Tante akan ambilkan makanannya” wanita paruh baya itu pun masuk kembali dan datang pria paruh baya

“Paman Berto” pria itu duduk didepan Pinocchio

“Ia sayang” jawab pria yg bernama berto

“Disini indah ya” jawab manis Pinocchio

“Iya, lebih indah kalau ke ladang anggur di belakang” sahut Berto dengan menunjuk arahnya

Wanita paruh baya itu pun datang dengan membawa makanan di sebuah piring besar

“Makanan datang” wanita itu manaruh di meja

Aroma sedap mengelus lembut hidung Berto dan Pinocchio

“Wah sedap sekali aromanya, jd tak sabar makan” ujar Pinocchio menatap makanan itu

Wanita itu duduk disebelah Berto dan mereka bersiap untuk berdoa

“Selamat makan” ucap Pinocchio

Mereka berdua hanya menatap gemas ke Pinocchio

“Pelan pelan nak” Pinocchio mengangguk

Setelah makan Pinocchio dan Berto pergi ke ladang anggur di belakang

Wah keren, banyak banget anggurnya paman” berlari kecil ke arah ladang

“Hati hati nak , nanti jatuh” Berto menyetarakan larinya dengan Pinocchio

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama di ladang , mengambil anggur , makan anggur, menyirami tanaman anggur.

Akhirnya Pinocchio lelah lalu duduk di kursi dekat ladang bersama paman berto

Mereka terdiam sejenak mengambil nafas karena lelah sembari menatap lurus ke arah ladang

“Paman” sahut Pinocchio

“Iya Pinocchio” menatap Pinocchio

“Aku mau tanya”

“Tanya saja”

” Anak paman mana?” Berto terkejut dengan ucapan yg keluar dari mulut Pinocchio

Dia terdiam lalu menarik nafas dalam dalam” anak paman sudah tiada” Berto menunduk mencoba untuk tidak bersedih didepan Pinocchio

“Maaf paman” ucap Pinocchio dengan menyesal

“Maaf kenapa? Kamu gk salah nak” memegang tangan Pinocchio

Pinocchio merasa kasihan kepada paman Berto tetapi ia penasaran dengan apa yg terjadi dengan anaknya

“Maaf ni paman, kalau boleh tau apa yg terjadi dengan anak paman?” Tanyanya dengan suara kecil

Paman Berto menarik nafas terlebih dahulu karena sulit menceritakan cerita ini kepada Pinocchio di tambah perasaan yg dulu kembali lagi

“Anak paman sama seperti kamu saja anak lelaki dia bakal hoby bermain bola dan dia kuat terkadang dia sangat baik kepadaku dan kepada roseline .Suatu hari dia sedang bermain dengan kawan kawannya di pantai tepatnya bermain bola sedang asik nya bermain bola hingga bola itu terlempar ke arah laut mereka hanya terdiam lalu anakku berusaha mengambil bola tersebut dengan berenang ke tengah. Alhasil dia tenggelam karena kedalam laut ditambah dia tak bisa berenang teman temannya panik lalu memanggil ku yg sedang berkebun disini. Aku lari secepat mungkin agar tidak menghindari yg tidak di inggin kan tapi terlambat ketika tiba sudah banyak orang disana mereka mengelilingi anakku yg terbujur kaku dan pucat. Aku memeluknya dan menangis sekeras mungkin “ya Tuhan apa salah ku hingga kau mengambil anak ku kenapa ya tuhan?! Kau tidak adil kenapa anak baik seperti dia kau ambil , ambil saja nyawaku”teriak Berto sembari memukul dadanya lalu kubawa mayat anakku kerumah untuk di makamkan, dihari pemakaman istriku sedih berat hingga hampir membuat ia gila tetapi ada seorang yg baik kepadaku dan istriku dia berkata “ini semua ujian tuhan, ada hikmah dibaliknya” orang itu pergi. Setelah hampir sebulan kami berduka dan terpuruk tak ada keinginan untuk hidup bahkan istriku  terus melakukan percobaan bunuh diri. Tetapi orang itu datang dan menyelamatkan istriku mensuport kami , peduli kepada kami ketika kami lapar terpuruk padahal dia orang yg sederhana tetapi ia murah berbagi. Hingga suatu hari kita diberi petunjuk Tuhan kami diberi sebuah kekayaan berupa suksesnya bisnis anggur kami dari hasil ladang kami . Disitu titik terang hidupku bersama Rosalind. Begitulah ceritanya”

Berto menangis dengan tegar, Pinocchio menghampiri paman Berto”semangat paman , anggap aja aku anak paman” sambil tersenyum manis

Berto tersenyum melihat tingkah Pinocchio

“Bagaimana kalau kita bermain bola, aku membawanya” ujar Pinocchio membawa bola yg ada di dekat pohon di ladang

Pinocchio sekarang tau dengan apa yg terjadi dengan paman Berto dan alasan selama ini paman Berto baik kepadaku ramah beserta istrinya Rosalind.

Dia sangat beruntung ada orang baik seperti paman Berto dan bibi rosalind.

Yg menjadi orang tua kedua baginya.

 

Nama author: MUHAMMAD YUSSAR ARDIAN
INSTAGRAM:@my__ardian

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

PINOCCHIO DAN PAMAN BERTO

PINOCCHIO DAN PAMAN BERTO

"Indah ya awannya" Pinocchio menatap santai ke langit. Perlahan dia menutup matanya hanya angin yg berhembus lembut yg ia rasakan.

Kicauan burung dan tarian pohon begitu terdengar harmoni ditambah desiran rerumputan menambah keindahan melodi

"Pinocchio" teriakan seseorang dari seberang

Pinocchio mencoba membuka matanya dan melihat siapakah gerangan yg memanggilnya?

Seseorang itu menghampiri Pinocchio

"Sedang apa kau disini sendiri?" Sambil terengah-engah

"Tidak ada, hanya menikmati suasana di sini saja" sambil menatap orang itu

Tangan Pinocchio memukul rumput disebelahnya " duduk paman"

"Terima kasih" orang itu pun duduk

Suasana hening beberapa saat banyak suasana Padang rumput yg luas tak ada yg mengawali pembicaraan mereka asik menatap indahnya Padang rumput

"Pinocchio" seru orang itu

"Iya paman?" Pinocchio menatap orang itu

"Kita kerumah paman saja yuk, kita makan kebetulan istri saya masak, kamu lapar kan?" tawar orang itu sambil berusaha berdiri

"Iya nih, kebetulan tadi belum sarapan" Pinocchio menatap orang itu

"Pas, yuk" mengulurkan tangannya ke Pinocchio

Pinocchio menerima tawaran orang tersebut dan mereka pun pergi meninggalkan Padang rumput

Tak lama terlihat rumah bergaya khas  farmhouse italia

Dan ada wanita paruh baya sedang menunggu nya sedari tadi

"Sayang kami pulang" kata orang tersebut sembari memeluk istrinya

Pinocchio hanya melihat kemesraan mereka dan melirik area sekitar

"Dia siapa?" Wanita paruh baya itu memalingkan pandangannya yg sekarang menuju ke Pinocchio

"Oh dia Pinocchio, anak dari gapeto"

Jawab orang itu sambil tersenyum kearah Pinocchio

"Hai Tante , aku Pinocchio" mengangguk sambil tersenyum kecil

"Hai Pinocchio, kamu sudah makan? Yuk masuk Tante sudah masak" menggandeng tangan Pinocchio

Pinocchio hanya pasrah dengan tangannya, dia hanya ingin cepat cepat makan

Sampailah mereka di teras belakang rumah disana sudah tersedia meja dan bangku kayu yg sederhana

"Duduklah, Tante akan ambilkan makanannya" wanita paruh baya itu pun masuk kembali dan datang pria paruh baya

"Paman Berto" pria itu duduk didepan Pinocchio

"Ia sayang" jawab pria yg bernama berto

"Disini indah ya" jawab manis Pinocchio

"Iya, lebih indah kalau ke ladang anggur di belakang" sahut Berto dengan menunjuk arahnya

Wanita paruh baya itu pun datang dengan membawa makanan di sebuah piring besar

"Makanan datang" wanita itu manaruh di meja

Aroma sedap mengelus lembut hidung Berto dan Pinocchio

"Wah sedap sekali aromanya, jd tak sabar makan" ujar Pinocchio menatap makanan itu

Wanita itu duduk disebelah Berto dan mereka bersiap untuk berdoa

"Selamat makan" ucap Pinocchio

Mereka berdua hanya menatap gemas ke Pinocchio

"Pelan pelan nak" Pinocchio mengangguk

Setelah makan Pinocchio dan Berto pergi ke ladang anggur di belakang

Wah keren, banyak banget anggurnya paman" berlari kecil ke arah ladang

"Hati hati nak , nanti jatuh" Berto menyetarakan larinya dengan Pinocchio

Mereka berdua menghabiskan waktu bersama di ladang , mengambil anggur , makan anggur, menyirami tanaman anggur.

Akhirnya Pinocchio lelah lalu duduk di kursi dekat ladang bersama paman berto

Mereka terdiam sejenak mengambil nafas karena lelah sembari menatap lurus ke arah ladang

"Paman" sahut Pinocchio

"Iya Pinocchio" menatap Pinocchio

"Aku mau tanya"

"Tanya saja"

" Anak paman mana?" Berto terkejut dengan ucapan yg keluar dari mulut Pinocchio

Dia terdiam lalu menarik nafas dalam dalam" anak paman sudah tiada" Berto menunduk mencoba untuk tidak bersedih didepan Pinocchio

"Maaf paman" ucap Pinocchio dengan menyesal

"Maaf kenapa? Kamu gk salah nak" memegang tangan Pinocchio

Pinocchio merasa kasihan kepada paman Berto tetapi ia penasaran dengan apa yg terjadi dengan anaknya

"Maaf ni paman, kalau boleh tau apa yg terjadi dengan anak paman?" Tanyanya dengan suara kecil

Paman Berto menarik nafas terlebih dahulu karena sulit menceritakan cerita ini kepada Pinocchio di tambah perasaan yg dulu kembali lagi

"Anak paman sama seperti kamu saja anak lelaki dia bakal hoby bermain bola dan dia kuat terkadang dia sangat baik kepadaku dan kepada roseline .Suatu hari dia sedang bermain dengan kawan kawannya di pantai tepatnya bermain bola sedang asik nya bermain bola hingga bola itu terlempar ke arah laut mereka hanya terdiam lalu anakku berusaha mengambil bola tersebut dengan berenang ke tengah. Alhasil dia tenggelam karena kedalam laut ditambah dia tak bisa berenang teman temannya panik lalu memanggil ku yg sedang berkebun disini. Aku lari secepat mungkin agar tidak menghindari yg tidak di inggin kan tapi terlambat ketika tiba sudah banyak orang disana mereka mengelilingi anakku yg terbujur kaku dan pucat. Aku memeluknya dan menangis sekeras mungkin "ya Tuhan apa salah ku hingga kau mengambil anak ku kenapa ya tuhan?! Kau tidak adil kenapa anak baik seperti dia kau ambil , ambil saja nyawaku"teriak Berto sembari memukul dadanya lalu kubawa mayat anakku kerumah untuk di makamkan, dihari pemakaman istriku sedih berat hingga hampir membuat ia gila tetapi ada seorang yg baik kepadaku dan istriku dia berkata "ini semua ujian tuhan, ada hikmah dibaliknya" orang itu pergi. Setelah hampir sebulan kami berduka dan terpuruk tak ada keinginan untuk hidup bahkan istriku  terus melakukan percobaan bunuh diri. Tetapi orang itu datang dan menyelamatkan istriku mensuport kami , peduli kepada kami ketika kami lapar terpuruk padahal dia orang yg sederhana tetapi ia murah berbagi. Hingga suatu hari kita diberi petunjuk Tuhan kami diberi sebuah kekayaan berupa suksesnya bisnis anggur kami dari hasil ladang kami . Disitu titik terang hidupku bersama Rosalind. Begitulah ceritanya"

Berto menangis dengan tegar, Pinocchio menghampiri paman Berto"semangat paman , anggap aja aku anak paman" sambil tersenyum manis

Berto tersenyum melihat tingkah Pinocchio

"Bagaimana kalau kita bermain bola, aku membawanya" ujar Pinocchio membawa bola yg ada di dekat pohon di ladang

Pinocchio sekarang tau dengan apa yg terjadi dengan paman Berto dan alasan selama ini paman Berto baik kepadaku ramah beserta istrinya Rosalind.

Dia sangat beruntung ada orang baik seperti paman Berto dan bibi rosalind.

Yg menjadi orang tua kedua baginya.

 
Nama author: MUHAMMAD YUSSAR ARDIAN
INSTAGRAM:@my__ardian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya