Cinta Satu Malam Eps 8

0
(0)
Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!

“Den, gak berangkat ke kantor?” tanya Bi Nirah, pembantu Kenzo.

Kenzo masih diam saja, menatap Dilla yang tak kunjung sadar.

“Den, di sini ada pak dokter, ada bibi juga, Non Dilla aman. Den Kenzo juga masih belum makan dari kemarin. Makan dulu ya.” lanjut Bi Nirah.

“Jangan ganggu saya dulu. Kalian gak ada yang saya izinin buat keluar dari rumah ini. Jangan sampai kabar keberadaan Dilla di sini bocor.” jawab Kenzo singkat.

Dokter yang mengawasi Dilla di kamar itu, dan Bi Nirah hanya bisa terdiam, tak begitu mengerti apa yang dimaksud oleh Kenzo. Setelah itu, Kenzo pun pergi ke kamarnya, lalu menelepon Ardi.

“Hallo, Pak.” sapa Ardi pelan.

“Saya ke luar negeri dulu seminggu. Ada urusan mendadak, tolong handle dulu semua kerjaan di kantor ya.”

Kenzo langsung mematikan telepon itu, tanpa menunggu Ardi untuk meresponsnya.

Kabar hilangnya Dilla semakin membuat gempar di seluruh negeri ini. Pasalnya, jejak kepergian Dilla dari club itu tak pernah terlihat. Akan tetapi, setelah penggeledahan dilakukan, Dilla tetap tak ditemukan keberadaannya di club itu.

Ardi merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan bosnya. Tak biasa sekali pergi ke luar negeri semendadak ini, dan dari nada bicaranya, tersirat sebuah kemisteriusan yang seolah tak ingin diketahui oleh orang lain.

***

Satu minggu berlalu, Keberadaan Dilla masih tak diketahui. Hampir semua netizen yang mengetahui kabar ini, sangat geram dengan tindakan kepolisian yang terhitung lamban, malah terlihat hanya diam saja.

Hilangnya Dilla, berbarengan dengan menghilangnya keberadaan Kenzo juga. Orang-orang terdekat Kenzo di perusahaan, seperti Ardi, Elisa, mulai mencium kecurigaan dalam kasus menghilangnya Dilla. Mereka berdua tahu, Kenzo sangat menyukai Dilla. Lantas, apakah Kenzo ….

Kediaman Kenzo

“Aw, pusing sekali.” Dilla mulai terbangun dari komanya.

Kenzo yang selalu siaga di sampingnya, segera mengelus rambutnya, “Dilla, akhirnya kamu bangun.”

“Kok saya ada di sini Pak? Ini di mana?” ucap Dilla pelan.

“Kamu di tempat yang aman,” Kenzo menoleh pada Dokter kepercayaannya, “Pak, tolong periksa dulu keadaan Dilla.”

“Baik, Pak.” ucap sang dokter.

Dokter itu menghampiri Dilla, lalu mulai memeriksa tubuhnya.

“Mbak, jangan banyak bergerak dulu, kami akan menjelaskannya nanti.”

Saat dokter memeriksa tubuhnya, Dilla mencoba untuk menggerakan tubuhnya. Dan hasilnya, Dilla tak bisa merasakan tubuhnya.

“Dok, kenapa saya gak bisa gerakin tangan sama kaki saya? Astaga, Dok! Kenzo! Apa yang udah kamu lakuin ke saya?!”

Kenzo hanya bisa menangis mendengar ucapan Dilla.

Melihat Kenzo tak berbicara, akhirnya Dilla mencoba mengingat hal terakhir yang ia dengar pada waktu itu. Dilla ingat, ada beberapa pria besar menghampirinya, tapi …. Bayangan pria-pria tak ada yang seperti Kenzo, lantas, apa mereka semua adalah orang suruhan Kenzo?

Setelah keheningan berlalu, Kenzo akhirnya berbicara pada Dilla, “Kamu aman di sini, sabar dulu. Yang pasti, kamu bakal berterima kasih sama aku. Aku gak jahat, tolong.” lalu, Kenzo pun pergi dari ruangan itu.

Kenzo pergi meninggalkan Dilla yang masih linglung.

“Dok, sebenarnya, apa yang terjadi?” tanya Dilla.

“Sekitar sepuluh hari yang lalu, Mbak hampir diculik, kasusnya masih dalam penyelidikan, karena pelakunya banyak, dan mereka sangat terorganisir. Jadi, Mbak jangan banyak tanya dulu sama Pak Kenzo ya, kasian beliau. Udah sekitar sepuluh hari ini, terus-terusan khawatirin Mbak, bolak-balik ke kantor polisi.”

“Hah? Sepuluh hari? Saya udah pingsan sepuluh hari?”

Dilla terkejut, ia tak menyangka dirinya akan pingsan sampai selama itu.

“Kalau gitu, boleh gak saya hubungi ayah saya? Dia pasti khawatir.”

Dokter menghela napas, lalu menjawab, “Kalau ini, tanya Pak Kenzo aja ya.”

“Ya sudah. Omong-omong, Dok, kenapa tubuh saya gak bisa digerakin?”

Tiba-tiba pintu kamar kembali terbuka. Kenzo masuk dengan membawakan bubur dan minuman jahe hangat.

“Aku jamin bisa. Tinggal nunggu reaksi obatnya hilang, kamu bisa gerakin tubuh kamu lagi. Sekarang, aku suapin dulu ya.”

Dilla hanya bisa mengangguk. Dirinya masih belum bisa menggerakan tubuhnya, jadi hanya bisa pasrah disuapi oleh Kenzo.

Entah kenapa, Dilla bisa sepercaya itu pada Kenzo. Padahal, dirinya sendiri pun tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi, kenapa selama ini bisa ada di rumahnya.

Setelah dokter memberikan suntikan ke lengan Dilla, dokter itu pun segera meninggalkan ruangan itu, meninggalkan Kenzo dan Dilla berdua saja.

“Kamu percaya kan sama aku?” tanya Kenzo.

“I dont know. Aku takut sebenarnya, tapi ….”

Kenzo menatap dalam ke arahnya, “Tapi kenapa?”

“Aku berusaha buat yakinin diri aku, kalau kamu bukan orang jahat. Kamu tau sendiri, kejadian ini bener-bener creepy,”

“Aku ngerti, dua hari lagi kasus ini akan rampung. Dua hari lagi juga, aku jamin kamu bakal pulih lagi.”

Setelah selesai makan, dengan malu-malu, Kenzo meminta izin pada Dilla, “Dilla, can I kiss your forehead? Aku cemas ….”

“Uh, lupain aja udah, apaan sih,” lanjut Kenzo.

“Yes, could you please hug me too? Aku lagi cemas banget juga.” ucap Dilla.

Bersambung….a

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)   

Episode 7Episode 9

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Cinta Satu Malam

Cinta Satu Malam

Status: Completed Author: Artist:

Beberapa orang berpikir, hubungan seks hanya untuk kebutuhan saja. Padahal, tetap saja, banyak atau sedikit, selalu ada cinta yang terlibat di dalamnya.

Banyak orang memiliki pemikiran, pihak laki-laki-lah yang sering menjadi pihak yang jahat dalam suatu hubungan. Padahal, faktanya tak selalu seperti itu. Terkadang, bahkan sering, pihak perempuan-lah yang paling tega berbuat jahat.

Setelah cinta satu malam itu berlalu, mungkin Dilla tidak merasakan apapun. Mungkin... Hanya perasaan puas karena rasa sepinya sudah tertutupi oleh kehadiran Kenzo. Walau hanya semalam saja.

Lain dengan Kenzo. Kenzo yang selalu percaya akan cinta pada pandangan pertama, merasakan perihnya ditinggalkan begitu saja. Setelah ditinggalkan pergi oleh Dilla, Kenzo menangis sendirian di kamar hotel itu. Konon katanya, air mata paling jujur adalah air mata seorang laki-laki.

Kenzo menangisi nasibnya, lagi-lagi harus ditinggalkan oleh orang yang berhasil merebut hatinya. Setelah melajang cukup lama, sekitar 6 tahun lamanya. Kenzo akhirnya bisa membuat hatinya tidak memikirkan mantan kekasihnya, yang tega meninggalkannya demi menikahi selingkuhannya. Kenzo selalu menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya kenapa tidak bisa berusaha lebih keras untuk membuat mantan kekasihnya lebih mencintainya.

Kenzo menangis sampai tertidur kembali. Tiba-tiba, ia bermimpi ayahnya yang sudah lama meninggal datang menghampirinya, lalu berkata, "Laki-laki tidak boleh cengeng, kejar dia, buktikan kalau kamu sangat berharga, sangat pantas untuk wanita itu miliki. Ayah yakin kamu bisa, kamu kuat, semangat!"

Ayah Kenzo meninggal sejak Kenzo berusia 10 tahun. Meninggal karena serangan jantung saat sedang menonton pertandingan bola, di depan tv, bersama Kenzo. Namun, sampai sekarang, baru kali ini ayah Kenzo datang ke mimpinya. Dalam mimpi itu, Kenzo ingin memeluk ayahnya, namun ia malah terbangun.

Begitu terbangun, Kenzo langsung menghapus air matanya. Dalam hatinya ia bertekad, kali ini, apapun rintangannya, halangannya, ia harus terus berjuang mendapatkan hati Dilla. Kenzo yakin, Dilla bukan orang jahat, ia hanya seorang korban dari jahatnya kesepian...

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya