Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!
“Eh tau gak sih, gosipnya, Dilla ada di rumah Pak Kenzo tau!”
“Masa sih?”
“Iya! Banyak banget orang yang bilang mereka liat Dilla di rumah Pak Kenzo!”
“Pak Kenzo maniak apa ya?”
Simpang siur tentang berita ini mulai menyebar di seluruh kantor. Hampir semua orang membicarakan gosip ini. Termasuk Ardi. Ardi mulai bingung harus berbuat apa. Kenzo jelas-jelas memberi tahunya, sedang bepergian ke luar negeri. Namun faktanya, Kenzo ada di rumahnya. Untuk mengobati rasa penasarannya, Ardi pergi melewati rumah Kenzo hanya untuk mencari informasi ini. Dan akhirnya, ia memang melihat Kenzo di rumahnya.
Hari ini, Ardi ingin menghubungi Kenzo. Namun sebelum itu, Ardi pergi menemui Elisa dulu.
“Lisa, udah denger gosip tentang Pak Kenzo?” Tanya Ardi.
Elisa menyimpan dokumen yang sedang ia baca, lalu menatap Ardi yang duduk di depannya, “Udah denger. Hmm saya gak tau harus gimana.”
“Kemarin saya iseng ke rumahnya, dan Pak Kenzo emang ada di rumahnya.” Ucap Ardi.
“Udah saya duga.”
“Gimana kalau saya telepon? Baik-baik tanyain hal ini. Karena, kalau dibiarin, bisa jadi kasus kriminal.”
“Sebenarnya udah kriminal kalau gosipnya emang bener. Telepon aja coba, ngobrol dari hati ke hati.”
Ardi mengangguk, lalu mengeluarkan ponselnya. Setelah mengetik nomor ponsel Kenzo, Ardi segera meneleponnya.
Tak lama kemudian, Kenzo segera mengangkat teleponnya, dan langsung berkata, “Jangan lakuin apapun, kasih saya waktu 2 hari paling lama.”
Ardi belum sempat berbicara, Kenzo langsung menutup teleponnya.
Ardi dan Elisa langsung membeku saat mendengar suara bosnya itu. Mereka semakin bingung, entah apa yang sedang terjadi pada bosnya itu.
Elisa segera berbicara, “Pak Kenzo bukan orang yang jahat. Jadi, lebih baik kita tutup mulut dulu. Kalau dua hari ini masih belum ada kabar, baru kita jujur ke polisi.”
Ardi semakin bingung, lalu menjawab Elisa, “Tapi, Elisa, kalau dalam dua hari ini ada sesuatu yang menimpa Dilla, terus kita jujur, hasilnya kita bakal keseret juga karena udah menutupi kasus kriminal! Kita enggak tahu, Pak Kenzo punya kelainan atau enggak!”
Pada saat ini, telepon kantor Elisa berdering.
“Hallo Bu, saya dari resepsionis.”
“Hallo, iya ada apa?” Tanya Elisa.
“Barusan ada surat dari pihak kepolisian. Undangan untuk Ibu dan Pak Ardi. Polisi butuh keterangan dari Ibu dan Bapak.”
Elisa terkejut, pasti ada sesuatu yang salah, “Buka aja, harus kapan saya ke sana?”
“Ditunggu sampai besok Bu.”
“Okay, terima kasih.”
Setelah telepon dimatikan, Ardi segera bertanya, “Apa? Ada apa?”
Dengan tatapan kosong, Elisa berkata, “Ada surat panggilan dari kepolisian. Ada sesuatu yang salah ini. Kalau emang gak kenapa-kenapa, gak mungkin polisi sampai turun tangan kayak gini.”
Ardi memegang dagunya, lalu berkata, “Pasti ada yang gak beres. Kita ke polisinya besok aja. Saya berencana kasih tau Pak Kenzo tentang ini. Mau gak mau besok dia harus jelasin semuanya.”
“Setuju. Sekarang, lebih baik kirim sms lagi. Kasih tau dia tentang ini.”
Setela kembali ke ruangan kerjanya, Ardi segera mengirimkan sms kepada Kenzo, “Pak, saya dan Elisa mendapatkan surat panggilan dari kepolisian. Paling telat besok Bapak harus jelasin semuanya.”
Lima menit kemudian, Ardi segera mendapatkan sms balasan dari Kenzo, “Okay. Paling telat besok jam 3 sore. Jangan ngelakuin apapun dulu. Percaya sama saya.”
Dan di rumah Kenzo, Dilla mulai ketakutan saat melihat berita pihak kepolisian sudah turun tangan mencari keberadaan dirinya. Dilla semakin yakin, ada sesuatu yang disembunyikan Kenzo.
“Pak, saya mau pulang sekarang! Saya mau ke polisi! Ini udah penculikan namanya!” Teriak Dilla pada Kenzo.
Kenzo terdiam beberapa saat, lalu menjawab, “Tenang dulu, maksimal besok! Kamu bakal berterima kasih sama aku! Semuanya demi kebaikan kamu!”
“Apanya yang buat kebaikan saya? Kalau sesuatu gak terjadi, gak mungkin polisi sampe nyariin aku kayak gini! Kasian ayah saya!” Dilla masih tak menyerah.
“Pokoknya kamu tetep harus di rumah saya sampe besok! Jangan sampe berani buat melangkahkan kaki kamu selangkah pun dari rumah saya!” Nada bicara Kenzo semakin meningkat.
Dilla mulai ketakutan, kenapa Kenzo menjadi seperti ini padanya. Mungkinkah, Kenzo itu tipikal maniak yang sering ia baca di novel-novel itu?
Setelah Dilla terdiam, Kenzo tiba-tiba melembutkan nada bicaranya, “Dilla. Saya sayang sama kamu. Saya mohon, kali ini aja, kalau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu karena saya gini, silakan benci saya seumur hidup kamu. Patuh ya, please.”
Dilla tak bisa menahan air matanya lagi. Dengan air mata yang berlinang, Dilla mengangguk lalu meminta Kenzo untuk keluar dari kamarnya.
“Pak, boleh keluar dulu? Saya mau sendiri.” Ucap Dilla.
“Kamu, kamu nangis? Karena saya ya?” Kenzo pun tak bisa menahan tangisnya juga.
Bukan haru yang dirasakan oleh Dilla, melainkan rasa ngeri. Kenapa suasana hati Kenzo bisa berubah secepat ini. Mungkinkah, mungkinkah Kenzo memang sedang berniat melakukan sesuatu padanya?
Dilla yang sudah mulai bisa menggerakan tubuhnya, mulai memikirkan cara untuk melarikan diri dari rumah Kenzo.
“Iya, saya nangis karena Bapak.” Ucap Dilla.
Bersambung….
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)
Kenzo psiko nih?
Hahaha, untuk kepastiannya kita liat di next episode 😀