“Kak Bella, sebentar lagi kan ujian nasional, aku kepo nih, Kak Bella gimana sih cara ngatur waktunya? Sibuk di sekolah, di dunia modeling, belum lagi pacaran tapi nilai rapot selalu bagus hehehe,” tanya Andri, salah satu anggota ekskul majalah sekolah.
“Sebenarnya aku gak ada taktik khusus mengatur waktu sih. Aku jarang belajar di rumah, jadi sekalinya sekolah, ya aku fokus belajar perhatiin guru, biar bisa langsung ngerti. Jadi, aku gak perlu belajar lagi di rumah. Kalau sekolah sudah selesai, aku benar-benar fokus pemotretan. Jadi intinya ya fokus. Kalau pacaran sih ya pas libur aja hehehe kan tetap perlu refreshing,” jawab Bella.
“Oh begitu ya. Berarti intinya di fokus. Aku salut banget sih sama Kakak. Oh iya, terima kasih ya Kak sudah meluangkan waktunya untuk wawancara ini,” ucap Andri.
“Sama-sa …”
“Hai sayang! Ayo pulang. Kuisku sudah selesai nih. Lagi apa nih kalian,” ucap Reza.
Bella belum sempat merespons Andri, Reza, pacarnya sudah datang menghampirinya. Kedatangan Reza membuat heboh orang-orang di sekitar Bella dan Andri. Bagaimana tidak, Reza, ketua ekskul basket yang terkenal berwajah paling tampan di sekolah ini, memperlakukan pacarnya bak seorang putri, hingga membuat orang-orang merasa sangat iri melihatnya. Reza selalu mengantar jemput Bella, kemanapun Bella pergi.
“Sama-sama ya Andri, maaf aku buru-buru. Pulang dulu ya,” ucap Bella sambil pergi bersama Reza.
Hari itu, mereka berdua buru-buru meninggalkan sekolah setelah bel berbunyi karena mereka akan menghadiri acara pembukaan kontes model ibukota. Tidak sembarang orang bisa mengikuti kontes ini. Semua kontestan disaring terlebih dahulu oleh juri-juri profesional. Dari total 5000 orang, hanya 100 orang yang tersaring dan bisa tampil di panggung ajang ini. Dan salah satu orang yang terpilih itu adalah Bella.
Reza dan Bella sudah sampai di gedung, tempat acara itu diselenggarakan.
“Hai Bella ya. Saya Arlina, desainer yang ditunjuk untuk mempersiapkan kostummu.”
Seseorang mencegat Bella, saat Bella sedang bergegas masuk ke dalam gedung itu. Arlina, seorang desainer magang, mahasiswa salah satu universitas ternama, berusia dua tahun lebih tua daripada Bella.
“Eh, hallo, iya aku Bella. Aku harus kemana ya sekarang? Maaf terlambat, aku benar-benar baru pulang dari sekolah ini,” ucap Bella.
“Tidak apa-apa, sekarang ayo cepat ikut saya. Saya sudah mempersiapkan beberapa kostum. Mas-nya boleh ikut juga dengan kami,” jawab Arlina.
“Bella, hei ayo cepat!”
“Bell!”
Reza tampak bingung dan heran saat melihat Bella malah melongo menatap Arlina, desainer kostumnya.
“Ma … maaf … aku agak pusing. Iya ayo, kita pergi sekarang,” jawab Bella.
Melihat Bella yang tak kunjung mengikuti dirinya, Arlina menoleh dan bertanya, “Kamu baik-baik saja Bella? Perlu minum obat? Saya ada obat sakit kepala kalau kamu perlu.”
“Ti … Tidak usah Mbak. Terima kasih banyak. Sepertinya, aku hanya grogi saja,” jawab Bella.
Reza tersenyum hangat saat melihat Bella yang sibuk memilah kostumnya sambil merias wajahnya. Reza merasa sangat beruntung bisa memiliki Bella. Bella, selain cantik dari dalam, ia juga cantik dari luar. Prestasinya di dalam sekolah maupun luar sekolah sama cemerlangnya. Reza merasa, Bella bisa dikatakan sangat sempurna. Tak akan ada yang bisa menandinginya.
“Ngapain kamu senyum-senyum sendiri, gila ya kamu hahaha,” gurau Bella.
“Aku kagum sama kamu, aku bangga. Semangat ya. Aku akan terus dukung kamu,” ucap Reza.
******************
Hebat!
Thanks luv