Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))
Kabar ditemukannya Dilla, menjadi angin segar di seluruh kota, bahkan kota ini. Karena kasus ini juga, sebuah sindikat perdagangan manusia yang sudah berlangsung selama beberapa tahun ini pun, akhirnya terungkap juga. Hampir semua karyawan di PT. Mercy merasa sangat bersalah. Bos mereka terlihat mencurigakan, hingga membuat mereka menuduhnya. Padahal, kenyataannya, Kenzo diam-diam bekerja keras, mencari detektif swasta terbaik untuk menyelidiki kasus ini, sampai akhirnya pihak kepolisian bisa mempercayai kata-katanya.
Tiga hari berlalu sudah. Dilla sudah bisa kembali bekerja. Sudah tiga hari ini pula, Dilla ingin sekali bertemu atau minimal bisa menghubungi Kenzo untuk berterima kasih, namun, teleponnya tak kunjung terhubung juga. Dilla berpikir, mungkin pekerjaan Kenzo sedang banyak-banyaknya, oleh karena itu ia tidak mengaktifkan ponselnya.
Pagi ini, Dilla pergi ke PT. Awnov dulu sebelum ke PT. Mercy.
“Heh! Bisa-bisanya ya lo pergi dugem sendirian! Bisa-bisanya ya lo ngilang! Gue sedih, ngerasa bersalah, gak bisa …” Lastri tak bisa meneruskan kata-katanya lagi saat ia melihat sosok Dilla berdiri di hadapannya.
Lastri dan Karin langsung memeluk Dilla erat-erat.
“Mulai sekarang juga, lo gak kita izinin buat pergi sendirian lagi, oke?” Ucap Karin sambil menyeka air matanya.
Dilla pun segera menenangkan kedua sahabatnya, ia berkata, “Udah ya, please, gue enggak kenapa-kenapa, kalian tenang. Sekarang, semuanya udah pulih.”
“Tapi, kalo bos lo gak selamtin lo kemarin, mungkin lo udah di negara mana tau! Gak tau masih idup atau enggak!” Jawab Lastri.
Ucapan Lasti membuat Dilla tersadar. Jasa Kenzo memang sangat besar untuk dirinya.
Tak lama kemudian, semua orang yang melihat Dilla langsung menghampiri Dilla dan mengucapkan selamat datang kepadanya. Tak ketinggalan, Hendra pun secara khusus datang ke ruangan tempat Dilla bekerja.
“Selamat datang kembali di Awnov. Mulai hari ini, kamu bisa kembali bekerja di sini. Masa transfer kamu sudah selesai.” Ucap Hendra.
“Terima kasih banyak Pak.” Ucap Dilla, dengan ekspresi yang, sedih.
Dilla tak mengerti akan dirinya sendiri. Sebelumnya, ia sangat ingin kembali ke Awnov, sama sekali tak ingin bekerja di perusahaan milik Kenzo itu. Tapi, tapi kenapa sekarang harus sedih mendengar hal ini?
Hari ini berjalan dengan sangat hambar. Ada sesuatu yang tak bisa pergi dari pikiran Dilla, namun sayang sekali, Dilla sendiri tak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh dirinya sendiri.
Waktu pun berlalu secara perlahan, tak terasa waktu pulang bekerja pun tiba. Sebelum kembali ke apartemennya, Dilla kembali mencoba menghubungi Kenzo. Namun, hasilnya tetap sama. Pada saat ini, Dilla pun mencoba menghubungi Ardi.
“Hallo.”
“Hallo, Pak Ardi?”
“Dilla yah? Ada apa Dill?”
“Pak Kenzonya ada? Saya coba hubungi tapi enggak bisa.”
Ardi tak langsung menjawabnya. Seolah sedang memikirkan sesuatu, setelah beberapa detik ia baru menjawab, “Pak Kenzo sedang ambil cuti. Beliau sedang off dari kantor untuk beberapa hari ke depan.”
“Oh gitu ya, ya udah, saya mau mampir ke kantor sana ya besok pagi, ma …”
“Gak perlu,” Ardi langsung memotong kata-kata Dilla, lalu melanjutkan, “Barang-barang kamu udah dipaketin, mungkin besok pagi juga udah sampai.”
“Saya mau ketemu Pak Kenzo, mau berterima kasih sama beliau, Pak.”
Terdengar buru-buru, Ardi berkata, “Saya kasih info lagi kalau Pak Kenzo udah mulai ngantor lagi. Jaga diri baik-baik ya.”
Setelah itu, telepon pun dimatikan. Dilla heran, kenapa Ardi seperti ini? Kenapa Kenzo juga seperti ini? Apa karena dirinya terlalu kejam pada Kenzo? Padahal, jelas-jelas waktu itu dirinya masih bingung dengan segala yang terjadi.
Malam pun tiba, dan Dilla hanya termenung di balkon apartemennya sambil mengisap sebatang rokok. Aneh sekali, tak biasanya dirinya galau seperti ini.
Langit gelap berlalu, bergantikan cahaya mentari yang masuk ke dalam kamar Dilla. Hari ini, Dilla sengaja bangun pagi-pagi karena ingin menemui Kenzo di Mercy.
“Kemana Nak? Kok pagi-pagi banget?” Tanya ayah Dilla.
“Mau ke kantor Pak Kenzo Yah. Ayah flight malam kan? Aku anterin ya nanti. Bye.” Dilla langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari ayahnya.
Dilla yakin, dirinya bisa galau seperti ini, hanya karena dirinya masih belum mengucapkan terima kasih kepada Kenzo. Oleh karena itu, dirinya harus tetap pergi ke Mercy! Setidaknya berusaha untuk bertemu dengan Kenzo.
Sesampainya di Mercy, Dilla mendapati ruangan Kenzo kosong. Setelah menanyakan kepada resepsionis, Dilla pun mengetahui bahwa bosnya itu sudah lama tidak datang ke kantor.
Dilla masih belum menyerah, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Kenzo. Namun, bukannya Kenzo yang ia lihat, melainkan sosok wanita yang agak akrab di matanya.
Vera! Mantan pacar Kenzo!
Bersambung….
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)