Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))
Bi Nirah hanya bisa mengangguk pasrah saat melihat isyarat mata dari Kenzo.
“Iya bener Non, soal makanan, Den Kenzo itu emang sering masak sendiri, bahkan sering bantuin Bibi, iya kan Den?” Bi Nirah kembali bertanya pada Kenzo.
Kenzo mengangguk lalu meminta Bi Nirah untuk kembali ke kamarnya saja untuk beristirahat.
“Bibi gak papa di kamar aja istirahat, Bibi udah makan kan?” Tanya Kenzo.
Bi Nirah kembali mengangguk sambil tersenyum jahil, ia tahu apa yang dimaksud oleh Kenzo, “Iya Den, udah, ya udah ya Bibi istirahat dulu.”
Sebenarnya, Kenzo masih tak habis pikir dengan dirinya sendiri. Kenapa sekarang malah melakukan hal ini? Jelas-jelas sebelumnya ia memutuskan akan bersikap dingin pada Dilla, agar membuat Dilla semakin mengejarnya. Namun sekarang, semuanya malah berubah seperti ini.
“Bapak mau makan apa?” Tanya Dilla.
Sambil melihat isi kulkas, Kenzo menjawab, “Apa aja Mah.”
Dilla terkejut mendengar ucapan Kenzo, “Apaan Mah?”
Kenzo terkekeh, lalu menjawab, “Kamu bukan bagian dari perusahaan saya lagi, tapi masih aja panggil Bapak, ya gak salah dong saya panggil kamu Mamah? Hahahaha.”
Dilla tak tahu harus meresponsnya seperti apa, ia pun berkata, “Gak begitu konsepnya Pak. Bagaimana pun saya kan harus tetap hormatin Bapak. Bapak suka tumis jamur gak? Saya liat kayaknya ada jamur di kulkas.”
“Suka banget! Saya juga suka banget sama ikan, bisa masak ikan goreng plus sambalnya?” Sahut Kenzo.
“Oh okay, jadi malam ini kita masak jamur sama ikan goreng dan sambalnya ya?”
Kenzo mengangguk, “Okay, oh iya, mulai sekarang panggil aja Kenzo ya. Biar gak ada jarak di antara kita. Saya pure pengen temenan aja kok, gak bermaksud apa-apa.”
Sambil mulai mencuci jamur dan ikan yang akan digoreng, Dilla berkata, “Oh temenan aja. Yakin? Okay hehehe. Kenzo, tolong bantu iris jamur ya.”
‘Sial! Kenapa si Dilla ini selalu berhasil bikin penasaran aja sih!’ Gumam Kenzo dalam hati.
“Let’s see! Hahaha, siapa tau bakal ada yang kangen pas saya pergi nanti. Okay, apa lagi yang harus diiris?”
“Saya jarang kangen sama orang, yang ada orang lain yang sering kangen sama saya. Gitu Kenzo hehe. Iris jamur, daun bawang, bawang merah sama bawang putih ya.”
“Oh gitu ya? Okay hehehe.”
Mereka berdua pun asyik memasak selama satu jam lamanya. Setelah selesai memasak, mereka pun langsung makan bersama.
“Enak banget ya masakan kita?” Tanya Kenzo.
“Enak dong, siapa dulu yang masaknya.” Jawab Dilla sambil tersenyum bangga.
Kenzo hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku Dilla yang sangat menggemaskan, “Kamu tuh ya, untuk cantik dan pinter, jadi kepedean juga gak apa-apa hahaha.”
Malam ini, menjadi malam yang membuat Dilla semakin yakin. Bahwa Kenzo bukanlah pria jahat, bukan pria hidung belang. Kenzo benar-benar sangat tulus membantu dirinya pada saat itu.
Setelah selesai makan, Dilla dengan tulus berkata, “Kenzo, saya tau saya gak bisa balas semua kebaikan Kenzo. Tapi, dari hati terdalam, saya bener-bener berterima kasih sebanyak-banyaknya udah mau saya repotin. Kalo waktu itu gak ada kamu, mungkin saya udah tinggal mayat aja kali ya.”
Dengan sedikit angkuh, Kenzo menjawab, “Kamu ini terlalu berlebihan, hal kayak gitu sudah seharusnya dilakukan oleh sesama manusia. Saling melindungi, saling menjaga. Gimana kabar kamu akhir-akhir ini? Ayah kamu gimana kabarnya?”
“Enggak berlebihan dong, wajar sekali saya berterima kasih. Kabar saya baik-baik aja, ayah juga baik-baik aja. Oh iya, ayah titip salam ya buat kamu, katanya makasih udah selamatin saya waktu itu.”
“Iya sama-sama ya. Kedepannya, tolong jangan pernah pergi sendirian ke tempat yang berbahaya lagi ya.” Ucap Kenzo sambil mengelus kepala Dilla.
Pada detik ini, wajah Dilla langsung memerah. Entah apa yang terjadi pada dirinya, belaian tangan Kenzo itu seolah menghantarkan listrik yang membuat sekujur tubuhnya membeku.
“Um Kenzo, aku harus pulang ke rumah. Abis cuci piring, aku pulang ya.” Ucap Dilla buru-buru.
“Eng, biar bi Nirah aja gak apa-apa, kamu pulangnya saya antar ya. Pulangnya saya bisa naik taksi. Saya gak mau biarin kamu pergi sendirian lagi. Jangan ditolak ya, khusus malam ini,” Kenzo terdiam sesaat.
“Khusus malam ini apa Kenzo?” Tanya Dilla.
“Khusus malam ini, kamu harus nurut sama saya. Okay?”
Dila, “….”
Bersambung ….
Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)