xixixi

Eps 3 Perasaan Macam Apa ini?

Perasaan Macam Apa ini?
0
(0)

Antusiasme Bella saat chating bersama Arlina membuat Bella lupa untuk membalas pesan Reza. Reza yang tak kunjung mendapatkan balasan pesan dari Bella, tak berpikir macam-macam. Reza berpikir, kemungkinan besar Bella sudah tertidur, karena hari ini benar-benar sangat melelahkan. Oleh karena itu, Reza pun mengirimkan pesan ucapan selamat malam, “Bella sayang, Good night yaa. Hari ini kamu pasti capek banget sampe gak bales chat aku hahaha … tapi gak apa-apa kok, mimpi indah ya sayang.”

Bella yang sedari tadi masih berbalas pesan dengan Arlina, tiba-tiba terkejut saat melihat pesan dari Reza.

‘Astaga, jahat sekali aku. Tapi, gak apa-apa deh, besok lagi aja balas Reza-nya. Toh, lagi seru chating sama Kak Arlina,’ Gumam Bella dalam hati.

Tak terasa, waktu pun sudah menunjukkan pukul 11 malam. Setelah mengobrol via chat, Arlina akhirnya memberikan pesan penutup untuk percakapan mereka malam itu, “Bell, sudah dulu ya. Kamu besok harus sekolah, dan aku juga harus kerja. Tidur dulu yaa. Good night Bella!”

“Iya Kak, hehehe. Good night juga, mimpi indah ya Kak!” jawab Bella.

Setelah mengirimkan balasan untuk Arlina,  Bella tiduran di atas tempat tidurnya sambil memegangi ponselnya. Namun, rasa antusias ini tak bertahan lama. Bella tiba-tiba berpikir, “Ada apa dengan diri ini? Kenapa begitu senang saat Kak Arlina memuji dirinya? Kenapa begitu antusias saat Kak Arlina akhirnya aku-kamu, tidak begitu formal lagi?

Bella memeluk gulingnya. Bella mencoba mengingat kembali ke masa-masa SMP saat ia menyukai kakak kelasnya yang tomboy. Bella kembali bertanya-tanya lagi pada dirinya sendiri, sebenarnya perasaan apa yang ia miliki untuk Reza? Kalau dipikir-pikir, perasaaannya memang tak seantusias saat dirinya menyukai kakak kelasnya dulu.

Dulu, tepatnya saat duduk di kelas 2 SMP, Bella pernah dimarahi oleh kedua orang tuanya karena ketahuan menyukai kakak kelasnya yang merupakan seorang perempuan tomboy. Bella ketahuan menyimpan foto kakak kelasnya di dompetnya. Namun, pada saat itu, Bella masih berpikir mungkin karena dirinya masih dalam masa-masa labil. Hubungannya pun tak berujung memiliki status apa pun, ditambah karena pada saat itu, kakak kelas Bella sudah lulus dan sekolah di SMA di luar kota.

Dan sekarang, kenapa perasaan semacam ini muncul lagi? Rasa senang dalam hati Bella langsung berubah menjadi rasa sedih yang membingungkan. Bella berusaha mati-matian untuk memastikan dirinya masih normal. Ia membuka file-file foto dirinya saat bersama Reza. Tapi sial … hatinya terasa sangat hambar, tak seantusias saat dirinya membuka isi chating dirinya dengan Arlina.

Keesokan paginya, Bella mengirimkan pesan pada Reza, “Reza sayang … good morning, maaf ya semalam aku udah tidur. Hari ini kan cuma kelas lintas minat nih, gimana kalau malam nanti kita nonton? Aku yang traktir, sebagai rasa terima kasihku sama kamu karena kamu selalu baik sama akuu.”

Reza yang baru saja bangun tidur, langsung tersenyum saat melihat pesan dari Bella. Reza sangat bersyukur, Bella tidak hanya cantik dan pintar, tapi tidak matrealistis juga. Hal ini tentu saja tidak memberatkan Reza sebagai seseorang yang masih meminta uang jajan dari orang tuanya.  Reza pun segera membalas, “Morning sayang … Sebenarnya aku gak perlu ditraktir, udah seharusnya juga kan aku peduli sama kamu. Aku kan sayang kamu. Siap-siap gih cepet, 20 menit lagi aku jemput ya.”

Bella dan Reza memang tinggal di perumahan yang sama, hanya beda blok saja. Mereka berpacaran sudah 1 tahun, sejak mereka duduk di kelas 2. Sebelum berpacaran pun, mereka sudah berteman baik sejak kecil. Kemana-mana selalu bersama, termasuk pergi ke sekolah.

Dua puluh menit kemudian, terdengar suara klakson motor dari luar rumah Bella. Bella yang sudah menyelaskan sarapannya, langsung berpamitan pada kedua orang tuanya, “Bu, Yah, Bella pergi dulu yaa. Suami Bella udah jemput.”

Bella memang anak yang humoris, tapi mendengar candaannya seperti ini, ayah Bella langsung menitikan air matanya sesaat setelah Bella pergi.

“Bu, Ayah kok sedih ya. Gak kebayang kalau Bella nikah nanti, diambil sama suaminya. Ayah belum puas ngurus Bella, Bu,” ucap Ayah Bella sambil menyeka air matanya.

“Ih Ayah lebay ah. Kalaupun menikah, pasti kan pulang ke sini lagi kalau lagi ada waktu luang. Lagipula kita harus bersyukur, Ibu kira Bella gak suka cowo waktu SMP. Syukurlah sekarang punya pacar, ganteng terus pinter lagi,” Ucap Ibu.

Ayah langsung tertawa, “Hush ah Ibu, itu kan Bella pas lagi labil dulu. Anak kita masih normal lah.”

***

Sesampainya di sekolah, Bella menerima pesan dari Arlina, “Good morning, Bella. Have a nice day~”

Bella tersenyum sampai salah tingkah. Reza yang masih berdiri di sebelahnya segera berkata, “Dapet chat dari siapa sih? Sampai pipinya merah gitu?”

Bela : “….”

**********************

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Dua Sisi

Dua Sisi

Status: Ongoing Author: Artist:
Sinopsis :
"Bella, perbanyak ibadah saja. Kamu pasti bisa sembuh kok, ayo semangat ya."

Rasanya...

Aku sudah muak dengan ucapan-ucapan seperti itu. Jika aku benar-benar sakit, harusnya aku sudah sembuh. Walaupun hanya berjuang sendirian, tapi bisa kupastikan usahaku untuk bangkit dari nestapa ini sudah sangat keras. - Bella

Semua berawal sejak Bella duduk di bangku kelas tiga SMA. Sebenarnya, semuanya masih terlihat baik-baik saja. Tak ada perubahan yang signifikan. Prestasinya di sekolah masih sangat cemerlang, pun di luar sekolah. Semua orang mengenalnya dengan si Bella pintar, si Bella hebat, dan berbagai pujian lainnya.

Sebuah perasaan, perasaan yang menurut kebanyakan orang sangat tabu, tiba-tiba muncul di hati Bella. Entah apa yang mendasarinya, tapi Bella sendiri sampai tak sanggup lagi untuk mengontrolnya.

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset