Dua Sisi – Eps 7 : Aku Ingin Berubah

0
(0)
Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!

Orang-orang selalu menganggap kehidupan Bella benar-benar sangat sempurna. Namun, jauh di lubuk hati Bella, Bella merasakan nestapa yang tak berujung karena bisa memiliki perasaan seperti ini.

Bella berhasil mengontrol emosinya. Ia menyeka air matanya lalu berkata, “Kamu betul Za. Apa yang kamu katakan semuanya benar sekali. Karena Arlina. Aku juga gak ngerti kenapa aku bisa ngerasain perasaan yang aku rasa dulu ke kak Arlina.” Reza masih belum meresponsnya, Bella pun melanjutkan, “Makanya aku mau ngundurin diri dari kontes itu. Aku mau fokus sama hubungan kita, aku mau fokus jaga rasa cinta yang ada di hati aku buat kamu Za. Aku sayang sama kamu…”

Untuk ukuran anak SMA, Reza terbilang cukup dewasa. Ia bisa menyikapi hal ini dengan kepala dingin, tak terburu-buru marah kepada Bella. Dalam hatinya, Reza yakin, Bella masih bisa berubah. Perasaan kepada Arlina hanyalah perasaan kagum saja, tidak lebih.

“Kita lanjut ngobrol di bawah yuk. Aku gak mau ayah sama ibu kamu tau, gimana kalo mereka pulang lalu liat anaknya nangis gini. Udah ya sayang, yuk cuci muka dulu.” ajak Reza.

Bella segera pergi mencuci muka lalu mengikuti Reza ke ruang tamu di lantai satu.

Hati Bella terasa lebih hancur saat melihat Reza masih saja sabar menghadapinya. Reza sudah begitu baik padanya, tapi kenapa ia malah membalas dengan munculnya perasaan aneh ini.

“Bella…” ucap Reza pelan.

Hati Bella berdertak kencang mendengarnya. Seketika, ia merasa takut Reza akan meninggalkannya. Jadi, ia hanya bisa menunduk, mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Reza.

“Bella, aku yakin perasaan kamu ke Arlina cuma sesaat aja. Akhir-akhir ini, mungkin kamu bakal ngerasa tertekan, bingung, risih sama diri sendiri. Tapi, percaya ya sama aku. Apapun yang terjadi, aku bakal setia dampingi kamu.” Reza mengelus kepada Bella, lalu melanjutkan, “Kamu udah nyiapin kontes ini dari jauh hari banget, yakin mau nyerah gitu aja? Malah aku saranin mending ikut, semakin sering liat Arlina, maka perasaan kamu pun pasti akan pulih kembali. Rasa antusias dalam hati kamu bakal mereda secara perlahan.”

Apa yang dikatakan oleh Reza memang ada benarnya juga. Bella pun langsung memeluk Reza, “Makasih ya sayang. Makasih banyak atas dukungannya. Kamu satu-satunya orang yang mau mengerti perasaan aku, mau mengerti tanpa menghakimi. Tolong jangan kasih tau ibu sama ayah aku ya perihal ini.”

Bella melepaskan pelukannya, lalu berkata, “Memangnya boleh aku lanjut ikut kontesnya sampe beres? Kamu gak cemburu gitu?”

“Cemburu kok sama cewek sih hahaha.” ucap Reza.

Bella tersenyum. Dalam hatinya, ia tahu, Reza tak sepenuhnya mengerti perasaan ini. Padahal perasaannya sama saat awal berpacaran dulu dengan Reza.

“Ya udah, kalau gitu aku telepon kak Arlina dulu ya.”

“Oke silakan.”

***

Satu minggu pun berlalu. Malam puncak final kontes model ini akan segera dilaksanakan pada malam ini. Walaupun akan menghadapi ujian nasional, namun Reza selalu mendampingi Bella. Hal ini membuat Arlina merasa kesal juga pada Bella. Bella tak seperti saat pertama kali bertemu dengannya. Arlina selalu merasa, Bella seolah sedang menghindari dirinya, selalu sengaja bermesraan dengan Reza tiap kali ada dirinya di sana.

Arlina menghampiri Bella yang sedang duduk menunggunya di sana.

“Bella, costume kamu udah ready. Pake dulu ya.”

Bella merasakan juga aura dingin dari Arlina. Sama seperti yang dirasakan oleh Arlina, Bella juga merasa Arlina tidak seperti saat mereka pertama bertemu dulu.

“Baik, Kak.” lalu Bella menoleh pada Reza, “Yang aku pergi dulu ya. Nanti langsung ke kursi penonton aja ya. See you when I’m done.”

“Semangat ya babe.” ucap Reza.

Arlina tak menunggu Bella, ia langsung pergi meninggalkan Bella dengan wajah yang masam. Hanya saja, Bella tak menyadari ekspresi wajah Arlina yang masam tadi.

Saat costume selesai dipakai, Arlina menatap dalam ke arah Bella, “Bella, semangat ya. Jaga diri baik-baik ya.”

Bella terkejut, “Kenapa Kakak bilang gitu?”

Arlina mencium bibir Bella! Wajah Bella langsung memerah, apa-apaan ini!

“Kakak apaan sih!” Bella marah.

“Aku bisa rasain perasaan kamu. Kakak mau pamit pergi, gak bisa sampe akhir di sini. Nanti ada junior Kakak yang bakal beresin masalah costume.”

Bella menitikan air mata, “Kakak mau kemana?”

“Kuliah aku udah beres. Aku mau lanjut kerja di Inggris. Kita sama-sama gak mau punya perasaan ini. Jadi… Aku pamit pergi.”

Mereka berdua sama-sama menangis. Bella merasa sangat terpukul mendengar berita kepergian Arlina…

*****

Bersambung…

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Episode 6 Episode 8 

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Dua Sisi – Eps 7 : Aku Ingin Berubah

Dua Sisi – Eps 7 : Aku Ingin Berubah

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!!

Orang-orang selalu menganggap kehidupan Bella benar-benar sangat sempurna. Namun, jauh di lubuk hati Bella, Bella merasakan nestapa yang tak berujung karena bisa memiliki perasaan seperti ini.

Bella berhasil mengontrol emosinya. Ia menyeka air matanya lalu berkata, "Kamu betul Za. Apa yang kamu katakan semuanya benar sekali. Karena Arlina. Aku juga gak ngerti kenapa aku bisa ngerasain perasaan yang aku rasa dulu ke kak Arlina." Reza masih belum meresponsnya, Bella pun melanjutkan, "Makanya aku mau ngundurin diri dari kontes itu. Aku mau fokus sama hubungan kita, aku mau fokus jaga rasa cinta yang ada di hati aku buat kamu Za. Aku sayang sama kamu..."

Untuk ukuran anak SMA, Reza terbilang cukup dewasa. Ia bisa menyikapi hal ini dengan kepala dingin, tak terburu-buru marah kepada Bella. Dalam hatinya, Reza yakin, Bella masih bisa berubah. Perasaan kepada Arlina hanyalah perasaan kagum saja, tidak lebih.

"Kita lanjut ngobrol di bawah yuk. Aku gak mau ayah sama ibu kamu tau, gimana kalo mereka pulang lalu liat anaknya nangis gini. Udah ya sayang, yuk cuci muka dulu." ajak Reza.

Bella segera pergi mencuci muka lalu mengikuti Reza ke ruang tamu di lantai satu.

Hati Bella terasa lebih hancur saat melihat Reza masih saja sabar menghadapinya. Reza sudah begitu baik padanya, tapi kenapa ia malah membalas dengan munculnya perasaan aneh ini.

"Bella..." ucap Reza pelan.

Hati Bella berdertak kencang mendengarnya. Seketika, ia merasa takut Reza akan meninggalkannya. Jadi, ia hanya bisa menunduk, mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh Reza.

"Bella, aku yakin perasaan kamu ke Arlina cuma sesaat aja. Akhir-akhir ini, mungkin kamu bakal ngerasa tertekan, bingung, risih sama diri sendiri. Tapi, percaya ya sama aku. Apapun yang terjadi, aku bakal setia dampingi kamu." Reza mengelus kepada Bella, lalu melanjutkan, "Kamu udah nyiapin kontes ini dari jauh hari banget, yakin mau nyerah gitu aja? Malah aku saranin mending ikut, semakin sering liat Arlina, maka perasaan kamu pun pasti akan pulih kembali. Rasa antusias dalam hati kamu bakal mereda secara perlahan."

Apa yang dikatakan oleh Reza memang ada benarnya juga. Bella pun langsung memeluk Reza, "Makasih ya sayang. Makasih banyak atas dukungannya. Kamu satu-satunya orang yang mau mengerti perasaan aku, mau mengerti tanpa menghakimi. Tolong jangan kasih tau ibu sama ayah aku ya perihal ini."

Bella melepaskan pelukannya, lalu berkata, "Memangnya boleh aku lanjut ikut kontesnya sampe beres? Kamu gak cemburu gitu?"

"Cemburu kok sama cewek sih hahaha." ucap Reza.

Bella tersenyum. Dalam hatinya, ia tahu, Reza tak sepenuhnya mengerti perasaan ini. Padahal perasaannya sama saat awal berpacaran dulu dengan Reza.

"Ya udah, kalau gitu aku telepon kak Arlina dulu ya."

"Oke silakan."

***

Satu minggu pun berlalu. Malam puncak final kontes model ini akan segera dilaksanakan pada malam ini. Walaupun akan menghadapi ujian nasional, namun Reza selalu mendampingi Bella. Hal ini membuat Arlina merasa kesal juga pada Bella. Bella tak seperti saat pertama kali bertemu dengannya. Arlina selalu merasa, Bella seolah sedang menghindari dirinya, selalu sengaja bermesraan dengan Reza tiap kali ada dirinya di sana.

Arlina menghampiri Bella yang sedang duduk menunggunya di sana.

"Bella, costume kamu udah ready. Pake dulu ya."

Bella merasakan juga aura dingin dari Arlina. Sama seperti yang dirasakan oleh Arlina, Bella juga merasa Arlina tidak seperti saat mereka pertama bertemu dulu.

"Baik, Kak." lalu Bella menoleh pada Reza, "Yang aku pergi dulu ya. Nanti langsung ke kursi penonton aja ya. See you when I'm done."

"Semangat ya babe." ucap Reza.

Arlina tak menunggu Bella, ia langsung pergi meninggalkan Bella dengan wajah yang masam. Hanya saja, Bella tak menyadari ekspresi wajah Arlina yang masam tadi.

Saat costume selesai dipakai, Arlina menatap dalam ke arah Bella, "Bella, semangat ya. Jaga diri baik-baik ya."

Bella terkejut, "Kenapa Kakak bilang gitu?"

Arlina mencium bibir Bella! Wajah Bella langsung memerah, apa-apaan ini!

"Kakak apaan sih!" Bella marah.

"Aku bisa rasain perasaan kamu. Kakak mau pamit pergi, gak bisa sampe akhir di sini. Nanti ada junior Kakak yang bakal beresin masalah costume."

Bella menitikan air mata, "Kakak mau kemana?"

"Kuliah aku udah beres. Aku mau lanjut kerja di Inggris. Kita sama-sama gak mau punya perasaan ini. Jadi... Aku pamit pergi."

Mereka berdua sama-sama menangis. Bella merasa sangat terpukul mendengar berita kepergian Arlina...

*****

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)  

Episode 6 -- Episode 8 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset