Cinta Satu Malam Eps 16

0
(0)

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))

 “Aamiin!!!” Ucap Kenzo, memecah keheningan yang terjadi di apartemen Dilla itu.

Dilla terdiam beberapa saat, lalu baru merespons, “Udah make a wishnya dalam hati. Gue tiup ya lilinnya. Makasih banyak ya kalian.”

Dengan tatapan sekilas saja, Karin dan Lastri bisa melihat ada sesuatu di antara Kenzo dan Dilla. Namun, sayang sekali, Dilla seolah masih terus mengelak.

Setelah berbincang singkat, Dilla berkata kepada Kenzo, “Okay Kenzo, karena saya udah sampai dengan selamat, jadi kamu bisa pulang, makasih banyak ya.”

Kenzo agak kecewa saat mendengar ini, ia sangat ingin merayakan ulang tahun Dilla, tetapi Dilla tampaknya tak mengharapkan kehadirannya.

“Okay okay, saya gak ganggu moment kalian bertiga ya, have fun guys!” Ucap Kenzo sambil bersiap pergi.

Saat langkah kaki Kenzo baru melangkah, Karin segera menghentikannya, “Tunggu, Kenzo mending gabung sama kita aja. Kita masak banyak nih, gak akan abis kalo bertiga.”

Kenzo masih agak ragu, sampai akhirnya Dilla berkata, “Kalo sekiranya gak akan ganggu kerja besok, gabung sama kita-kita aja!”

Karin dan Lastri agak terkejut mendengar respons Dilla. Bagaimana tidak, Dilla biasanya sangat galak pada pria manapun yang mencoba untuk mendekatinya.

Kenzo sendiri tak menyangka, Dilla akan menawarinya untuk tetap tinggal di sini.

Tanpa banyak berpikir, Kenzo segera menghentikan langkah kakinya, dan berkata, “Tentu saja gak akan sampe ganggu kerjaan.”

Mereka bertiga pun menghabiskan malam itu dengan penuh suka cita. Karin dan Lastri sengaja membeli makanan kesukaan Dilla untuk makan bersama di apartemennya. Karin dan Lastri mengerti, Dilla masih tidak begitu nyaman dan merasa aman untuk pergi ke luar.

***

Seminggu pun berlalu sejak hari ulang tahun Dilla. Selama waktu itu juga, Dilla melakukan aktivitasnya seperti biasa. Bangun pagi, pergi ke kantor, lalu pergi berolahraga atau mengunjungi caffee shop sesaat setelah pulang bekerja.

Namun, ada yang berbeda dengan hari ini. Jika mengingat perkataan Kenzo minggu lalu, harusnya hari ini menjadi hari terakhir Kenzo berada di Indonesia. Dilla merasa, dirinya harus memberikan sebuah kenangan untuk Kenzo. Namun, terlalu menghabiskan waktu jika harus membeli sesuatu. Akhirnya Dilla pun memutuskan untuk mengajak Kenzo untuk bertemu, dan makan bersama dengannya.

Dilla mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Kenzo.

Baru saja menelepon, Dilla langsung mendengar suara serak Kenzo, “Halo, ada apa Dill?”

Entah kenapa, Dila agak grogi, tetapi tak lama kemudian ia berhasil mengontrol rasa grogi itu.

“Halo Kenzo, masih di Indonesia kan?” Tanya Dilla.

“Iya masih, flight saya dini hari besok.” Ucap Kenzo.

Dilla terdiam sesaat, sebelum berkata, “Umh, Kenzo, malam ini ada waktu gak? Saya mau ngajak kamu buat dinner bareng. Gimana? Em, itung-itung sebagai rasa terima kasih saya buat kamu.”

Kenzo tertawa pelan, lalu menjawab, “Dari kemarin, rasa terima kasih muluh yang dibahas. Hahaha, okay, jam tujuh bisa?”

“Karena jasa kamu gak akan pernah bisa terbayar dengan apapun, jadi, mari kita dinner bareng. Jam tujuh di Atma Restaurant ya. Saya udah pesan tempat buat kita berdua di sana.” Ucap Dilla.

Kenzo agak terkejut mendengar ucapan Dilla, saya sudah pesan tempat? Berarti, dia sudah tahu kalau Kenzo pasti mau makan malam bersamanya?

“Udah pesan tempat? Wow, impressive.” Jawab Kenzo.

Dilla langsung ingin menjelaskan hal ini kepada Kenzo, tetapi, baru saja berkata, “Maksud saya,”

“See you Dilla.”

Tut tut tut ….

Kenzo merasa sangat bahagia, Dilla berinisiatif untuk mengajaknya makan malam bersama. Setelah menutup telepon itu, Kenzo segera meninggalkan kantornya dan bergegas menuju sebuah barber shop untuk merapikan rambutnya. Tak hanya itu, ia juga pergi ke sebuah butik untuk mencari pakaian yang akan menambah ketampanannya saat bertemu dengan Dilla nanti malam.

Begitu pun dengan Dilla. Khusus untuk hari ini, Dilla izin untuk pulang lebih awal dari kantor hanya untuk pergi ke salon. Sampai saat ini, Dilla masih tak menyadari perubahan yang ada dalam dirinya. Hal seperti ini, benar-benar tak pernah ia lakukan sebelumnya.

***

Seperti biasa, waktu selalu berlalu dengan sangat cepat. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. Dilla tak ingin membuat Kenzo menunggunya lebih dulu, oleh karena itu, ia segera bergegas berangkat menuju Atma Restaurant, sebuah restoran di salah satu hotel bintang lima di ibukota.

Walaupun letak restoran itu terbilang dekat dari tempat tinggal Dilla, namun tetap membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai, karena berbarengan dengan waktu jam pulang kantor. Untungnya, Dilla berangkat lebih awal, walaupun sedikit macet, namun ia tak terlambat sedikit pun.

Waktu menunjukkan pukul 6.48. Dilla tahu, Kenzo sangat menghargai waktu, jadi, tak mungkin sekali ia sampai terlambat datang ke tempat mereka bertemu.

Detik berubah menjadi menit, dan menit berubah menjadi jam. Namun, Kenzo masih belum terlihat kehadirannya di restoran itu.

Dilla takut terjadi sesuatu pada Kenzo, ia segera menelepon Kenzo.

Namun sayang sekali, bukannya mendengar suara Kenzo, Dilla malah mendengar suara seorang wanita berbicara, “Eh kepencet, siapa sih.”

Bersambung …

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD)   

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Cinta Satu Malam

Cinta Satu Malam

Status: Completed Author: Artist:

Beberapa orang berpikir, hubungan seks hanya untuk kebutuhan saja. Padahal, tetap saja, banyak atau sedikit, selalu ada cinta yang terlibat di dalamnya.

Banyak orang memiliki pemikiran, pihak laki-laki-lah yang sering menjadi pihak yang jahat dalam suatu hubungan. Padahal, faktanya tak selalu seperti itu. Terkadang, bahkan sering, pihak perempuan-lah yang paling tega berbuat jahat.

Setelah cinta satu malam itu berlalu, mungkin Dilla tidak merasakan apapun. Mungkin... Hanya perasaan puas karena rasa sepinya sudah tertutupi oleh kehadiran Kenzo. Walau hanya semalam saja.

Lain dengan Kenzo. Kenzo yang selalu percaya akan cinta pada pandangan pertama, merasakan perihnya ditinggalkan begitu saja. Setelah ditinggalkan pergi oleh Dilla, Kenzo menangis sendirian di kamar hotel itu. Konon katanya, air mata paling jujur adalah air mata seorang laki-laki.

Kenzo menangisi nasibnya, lagi-lagi harus ditinggalkan oleh orang yang berhasil merebut hatinya. Setelah melajang cukup lama, sekitar 6 tahun lamanya. Kenzo akhirnya bisa membuat hatinya tidak memikirkan mantan kekasihnya, yang tega meninggalkannya demi menikahi selingkuhannya. Kenzo selalu menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya kenapa tidak bisa berusaha lebih keras untuk membuat mantan kekasihnya lebih mencintainya.

Kenzo menangis sampai tertidur kembali. Tiba-tiba, ia bermimpi ayahnya yang sudah lama meninggal datang menghampirinya, lalu berkata, "Laki-laki tidak boleh cengeng, kejar dia, buktikan kalau kamu sangat berharga, sangat pantas untuk wanita itu miliki. Ayah yakin kamu bisa, kamu kuat, semangat!"

Ayah Kenzo meninggal sejak Kenzo berusia 10 tahun. Meninggal karena serangan jantung saat sedang menonton pertandingan bola, di depan tv, bersama Kenzo. Namun, sampai sekarang, baru kali ini ayah Kenzo datang ke mimpinya. Dalam mimpi itu, Kenzo ingin memeluk ayahnya, namun ia malah terbangun.

Begitu terbangun, Kenzo langsung menghapus air matanya. Dalam hatinya ia bertekad, kali ini, apapun rintangannya, halangannya, ia harus terus berjuang mendapatkan hati Dilla. Kenzo yakin, Dilla bukan orang jahat, ia hanya seorang korban dari jahatnya kesepian...

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya