Cinta Satu Malam Eps 17

0
(0)

 Suasana hati Dilla langsung berubah begitu mendengar orang yang mengangkat telepon itu. 

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh, tapi Kenzo masih belum datang juga. Dilla tak ingin langsung berburuk sangka terlebih dahulu, ia memutuskan untuk menelepon kembali Kenzo. Dilla sudah mencoba menelepon Kenzo sebanyak sepuluh kali, dan jawabannya selalu sama, “Nomor yang Anda hubungi, sedang tidak aktif.”

Dilla merasa sangat kecewa. Ia berpikir, mungkin Kenzo sedang bersama mantan pacarnya saat ini. Karena terakhir melihat mereka bersama pun, Dilla masih bisa melihat keintiman di antara mereka berdua.

Saat ini, Dilla memutuskan untuk menghabiskan makan malam yang sudah ia pesan untuk dirinya sendiri. Semua orang yang berlalu lalang, sesekali menatap ke arah Dilla dengan tatapan yang aneh. Bagaimana tidak, di sebuah restoran fine dining seperti ini, orang-orang merasa sangat aneh jika ada tamu yang datang hanya sendirian saja. Namun, Dilla tak memedulikan tatapan-tatapan itu. Ia hanya fokus pada makanannya saja.

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))

Setelah selesai memakan hidangannya, Dilla bergegas untuk membayar tagihan lalu kembali ke apartemennya.

Setelah selesai menghapus make up dan mengganti pakaiannya, Dilla kembali mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan singkat kepada Kenzo, yang berisi:

“Kenzo, kalo emang gak mau ketemu tolong bilang ya. Gak perlu kayak gini caranya. Well, saya gak akan banyak ngomong sekarang, yang pasti safe flight. Bye!”

Setelah mengirimkan pesan itu, Dilla segera pergi ke kamar mandi untuk mandi lalu pergi tidur. Setelah selesai mandi, rasa kesal Dilla semakin memuncak saat melihat pesannya sudah terkirim dan juga terbaca, tapi sama sekali tidak dibalas.

Keesokan paginya, Dilla terbangun dalam keadaan seluruh tubuhnya terasa sakit. Mungkin karena tidurnya tidak begitu nyenyak. Sebelum sarapan, Dilla memeriksa ponselnya dan mendapati Kenzo sudah membalas pesannya.

“Dilla, saya berangkat sekarang. Gak usah cari saya lagi, saya mau fokus menata hidup baru di tempat yang baru. Nice to meet you!!”

“Sial.” Ucap Dilla pelan.

Setelah selesai bersiap-siap, Dilla segera berangkat ke kantornya.

PT. Awnov

Lastri agak terkejut saat melihat Dilla dengan wajah yang kusut, ia segera bertanya, “Hei, lu kenapa deh? Kok kusut banget sih?”

“Kurang enak tidur aja nih, malam mau massage gak?” Tanya Dilla.

“Oh gitu. Ayo massage, besok kan Sabtu, libur, jadi enak tuh kalau malam ini massage, cuman, sayang banget gak ada Karin.”

“Lah, Karin kemana?” Tanya Dilla.

“Tadi dapet kabar dari anak HR katanya cuti, ada urusan mendadak harus pergi ke London kemarin. Parah banget kan dia gak ngabarin kita huh.”

“Hah London? Jauh banget.”

***

Tak terasa, hari Jumat yang melelahkan ini pun berakhir. Dilla dan Lastri pergi bersama menuju salah satu tempat massage yang cukup terkenal di kota ini.

Sambil menikmati massage, Lastri berkata, “Dilla, lu gak perlu tutupin sesuatu kalau ada masalah. Kalau butuh temen cerita, cerita aja ya. Jangan apa-apa dipendam sendiri. Gak baik tau.”

Entah kenapa, mungkin karena Dilla memang sedang dalam keadaan yang sensitif juga, ia langsung menitikan air mata saat mendengar perkataan Lasti. Dilla sangat tersentuh mendengar betapa pekanya Lastri.

“Las, makasih yah udah jadi teman yang baik. Gue bersyukur punya lu di hidup gue. Umh, jadi, kemarin malam gue udah janjian sama Kenzo ….”

Dilla menceritakan semuanya kepada Lastri.

Setelah mendengar cerita dari Dilla, Lastri berkata, “Seinget gue, pesawat tujuan London cuma ada sekali sehari. Gue rasa Kenzo gak mungkin kayak gitu. Kita harus pastiin, kita coba tanya Karin ya.”

“Gak perlula, gue gak mau sakit hati. Udah cukup.” Ucap Dilla.

Sambil mengeluarkan ponsel dari tasnya, Lastri berkata, “Dilla, Dilla, gak peka banget sama diri sendiri.”

Dilla agak bingun dengan ucapa Lastri, ia kembali bertanya, “Hah? Maksudnya?”

“Tuh kan, lu suka sama Kenzo. Valid, no debat. Tunggu ya, semoga diangkat sama Karin.”

Lastri menelepon Karin. Setelah menceritakan apa yang terjadi pada Karin, Lastri mulai menanyakan soal Kenzo.

“Karin, kemarin liat Kenzo gak di pesawat? Kali aja merhatiin gitu.” Tanya Lastri.

“Bisa dipastiin enggak, penumpang pesawat kemarin bener-bener dikit banget, dan gue hampir liat semua penumpangnya. Gak ada Kenzo.” Jawab Karin.

DEG!

Ada yang tidak beres, sesuatu pasti sudah terjadi pada Kenzo. Dilla yakin, sesuatu sudah terjadi pada Kenzo.

Setelah selesai massage, Dilla mengajak Lastri untuk pergi ke rumah Kenzo.

Sesampainya di rumah Kenzo, Dilla langsung disambut oleh bi Nirah.

“Bi, Kenzonya ada?” tanya Dilla.

“Dari kemarin magrib masih belum pulang Non, mungkin nginep di luar.”

Bersambung …

Terima kasih sudah membaca novel kami. Untuk menyemangati author agar terus update, jangan lupa share, komen dan klik salah satu iklan di web kami(Hehehe lumayan bisa beli cemilan untuk menemani author nulis XD) 

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Cinta Satu Malam

Cinta Satu Malam

Status: Completed Author: Artist:

Beberapa orang berpikir, hubungan seks hanya untuk kebutuhan saja. Padahal, tetap saja, banyak atau sedikit, selalu ada cinta yang terlibat di dalamnya.

Banyak orang memiliki pemikiran, pihak laki-laki-lah yang sering menjadi pihak yang jahat dalam suatu hubungan. Padahal, faktanya tak selalu seperti itu. Terkadang, bahkan sering, pihak perempuan-lah yang paling tega berbuat jahat.

Setelah cinta satu malam itu berlalu, mungkin Dilla tidak merasakan apapun. Mungkin... Hanya perasaan puas karena rasa sepinya sudah tertutupi oleh kehadiran Kenzo. Walau hanya semalam saja.

Lain dengan Kenzo. Kenzo yang selalu percaya akan cinta pada pandangan pertama, merasakan perihnya ditinggalkan begitu saja. Setelah ditinggalkan pergi oleh Dilla, Kenzo menangis sendirian di kamar hotel itu. Konon katanya, air mata paling jujur adalah air mata seorang laki-laki.

Kenzo menangisi nasibnya, lagi-lagi harus ditinggalkan oleh orang yang berhasil merebut hatinya. Setelah melajang cukup lama, sekitar 6 tahun lamanya. Kenzo akhirnya bisa membuat hatinya tidak memikirkan mantan kekasihnya, yang tega meninggalkannya demi menikahi selingkuhannya. Kenzo selalu menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya kenapa tidak bisa berusaha lebih keras untuk membuat mantan kekasihnya lebih mencintainya.

Kenzo menangis sampai tertidur kembali. Tiba-tiba, ia bermimpi ayahnya yang sudah lama meninggal datang menghampirinya, lalu berkata, "Laki-laki tidak boleh cengeng, kejar dia, buktikan kalau kamu sangat berharga, sangat pantas untuk wanita itu miliki. Ayah yakin kamu bisa, kamu kuat, semangat!"

Ayah Kenzo meninggal sejak Kenzo berusia 10 tahun. Meninggal karena serangan jantung saat sedang menonton pertandingan bola, di depan tv, bersama Kenzo. Namun, sampai sekarang, baru kali ini ayah Kenzo datang ke mimpinya. Dalam mimpi itu, Kenzo ingin memeluk ayahnya, namun ia malah terbangun.

Begitu terbangun, Kenzo langsung menghapus air matanya. Dalam hatinya ia bertekad, kali ini, apapun rintangannya, halangannya, ia harus terus berjuang mendapatkan hati Dilla. Kenzo yakin, Dilla bukan orang jahat, ia hanya seorang korban dari jahatnya kesepian...

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya