Cinta Satu Malam Eps 18

0
(0)

Entah sejak kapan, dunia Dilla bisa terasa terhenti sejenak hanya karena Kenzo. Pada saat ini, Dilla bertanya-tanya. Perasaan ini muncul entah karena Kenzo pernah menolongnya dulu, atau, mungking memang karena …

Dilla segera mengeluarkan ponselnya, ia menelepon Ardi, asisten Kenzo.

Tak butuh lama untuk diangkat oleh Ardi.

“Halo, Dilla, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ardi pelan.

“Pak Ardi, saya butuh bantuan Bapak, sekarang juga! Saya ada di rumah Kenzo sekarang, kesini ya, makasih.” Ucap Dilla.

Sebelum baca, ayo like halaman facebook dan subscribe youtube kami agar tidak ketinggalan info update!! ((PLEASE KLIK SALAH SATU IKLANNYA YA KAKAK, SEBAGAI PENGGANTI KOIN, AGAR AWNOVEL BISA TERUS BERKEMBANG, LAFYUU :*))

Bi Nirah tak mengerti kenapa Dilla bisa sepanik ini. Namun, melihat pemandangan ini, Bi Nirah tak banyak bertanya, dan langsung mempersilakan Dilla untuk masuk terlebih dahulu.

“Dill, tenang dulu. Jangan panik, kalo panik otak lo jadi buntu gak bisa mikir apa-apa. Nih minum dulu.” Ucap Lastri sambil memberikan botol mineral miliknya.

Dilla meraih botol itu dengan tatapan yang kosong. Ia tak tahu harus berbuat apa. Setelah beberapa menit berlalu, Dilla segera memanggil Bi Nirah.

“Bi, di kamarnya Kenzo ada komputer atau laptopnya gak?” tanya Dilla.

“Ada Non, ada, ayo bibi antar ke kamarnya sekarang.” Ucap Bi Nirah.

Bi Nirah, Dilla dan Lastri pergi bersama ke kamar Kenzo. Dilla dan Lastri agak terpukau melihat kamar milik Kenzo. Kamar yang bernuansa black and white, dengan dekorasi dan tatanan yang elegan, Dilla merasa Kenzo benar-benar seorang pria yang memiliki selera.

Fokus Dilla segera tertuju pada komputer milik Kenzo. Ia segera menyalakannya, lalu membuka email milik Kenzo.

“Dilla, mau ngapain?” tanya Lastri.

Dengan mata yang fokus tertuju pada layar komputer, Dilla menjawab, “Mau lacak lokasi terakhir Kenzo. Email ini harusnya terhubung sama handphone Kenzo.”

Setelah mengotak-atik komputer milik Kenzo, Dilla berakhir menemukan lokasi terakhir Kenzo. Itu pun, jika ponsel Kenzo masih bersama Kenzo.

Lokasi itu menunjukkan sebuah alamat hotel yang terletak sekitar 50km dari rumah Kenzo. Pada saat ini, Ardi sudah sampai di rumah Kenzo. Ia segera naik ke lantai atas, menuju kamar Kenzo.

“Ada apa ya Dilla? Saya kaget loh, takut ada hal urgent yang terjadi.” Ujar Ardi.

“Kenzo ilang dari kemarin sore, tadinya saya mau cari tau dia kemana aja kemarin, cuman, ini saya udah nemu lokasi terakhirnya. Terakhir update sekitar 1 jam yang lalu. Pak Ardi, bisa antar saya ke sana?” tanya Dilla.

“Pantas aja, saya ngerasa tumben banget pak Kenzo pergi tanpa ngabarin saya. Okay, okay, kamu tenang dulu ya. Kita pergi ke sana sekarang, tapi sebelum itu, saya mau telepon teman saya dulu. Kita gak bisa gegabah pergi sendirian ke sana. Kita enggak tau situasi di sana kayak gimana.” Jawab Ardi, setelah itu segera merogoh ponselnya untuk menelepon rekannya yang berprofesi sebagai polisi.

Setelah memastikan semuanya sudah siap, mereka bertiga segera pergi menuju alamat hotel tersebut. Teman Ardi sudah mengkordinasikan rekannya untuk berjaga di sekitar hotel itu, untuk memastikan Kenzo belum meninggalkan hotel tersebut.

Perjalanan selama 35 menit yang begitu mendebarkan ini, akhirnya berakhir. Mereka sampai di sebuah hotel yang terlihat agak tua. Setelah Ardi berbicara dengan pihak resepsionis, pihak resepsionis yang awalnya tidak ingin memberikan informasi apapun terkait tamu mereka, tetapi pada akhirnya mereka berhasil luluh dan memberikan informasi kamar itu.

Dilla, Lastri, Ardi dan tiga teman Ardi, di bawa ke sebuah kamar vip. Setelah memencet bel, tak lama kemudian seorang wanita segera muncul dari pintu kamar itu. Dan wanita itu adalah, Vera.

“Eh Ardi, cari Kenzo ya? Kenzo gak ada di sini, dia udah pulang tadi sore.” Ucap Vera.

Melihat wajah Vera, Dilla awalnya ingin langsung pergi, tetapi keyakinan dalam hatinya langsung mengubahnya.

Dilla langsung mendorong pintu yang hanya terbuka sedikit saja, “Mana Kenzo?”

Vera menahan pintu kamar itu, ia berkata, “Dia, uh,”

Dilla mendorong pintu kamar itu lebih kuat lagi sampai terbuka lebar.

“Dia lagi tidur! Apa sih!” ujar Vera.

Dilla tak langsung kesal sama sekali, semua ucapan dan tingkat Vera sangat aneh sekali. Dilla dan Ardi langsung masuk untuk memeriksa tubuh Kenzo.

Kenzo hanya memakai celana saja, celana bahan yang sangat rapi. Terlihat tidak ada aktivitas ranjang dari pakaian yang dikenakan oleh Kenzo.

Pada saat ini, vera seperti gelagapan ingin kabur. Namun, Lastri berhasil menahannya.

“Ada apa nih? Enak aja mau kabur gitu aja!” teriak Lastri.

Dilla dan Ardi sudah berulang kali membangunkan Kenzo, tetapi Kenzo masih tak sadarkan diri.

Pada saat ini, Dilla meminta Ardi dan temannya untuk memindahkan Kenzo ke bathtub. Kemungkinan besar, Kenzo sedang dalam pengaruh obat bius. Dilla mulai mengguyur tubuh Kenzo, dari atas kepala sampai ke kakinya. Air mulai merendam seluruh tubuh Kenzo.

Setelah 20 menit berlalu, Kenzo mulai terbangun dari tidurnya.

“Ya Tuhan, badan saya sakit semuanya.” Ucap Kenzo pelan.

“I’m here, Kenzo, you’ll be fine.” Ucap Dilla, sambil memeluk Kenzo.

Bersambung …

Rate cerita ini yuk Kak!

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

Cinta Satu Malam

Cinta Satu Malam

Status: Completed Author: Artist:

Beberapa orang berpikir, hubungan seks hanya untuk kebutuhan saja. Padahal, tetap saja, banyak atau sedikit, selalu ada cinta yang terlibat di dalamnya.

Banyak orang memiliki pemikiran, pihak laki-laki-lah yang sering menjadi pihak yang jahat dalam suatu hubungan. Padahal, faktanya tak selalu seperti itu. Terkadang, bahkan sering, pihak perempuan-lah yang paling tega berbuat jahat.

Setelah cinta satu malam itu berlalu, mungkin Dilla tidak merasakan apapun. Mungkin... Hanya perasaan puas karena rasa sepinya sudah tertutupi oleh kehadiran Kenzo. Walau hanya semalam saja.

Lain dengan Kenzo. Kenzo yang selalu percaya akan cinta pada pandangan pertama, merasakan perihnya ditinggalkan begitu saja. Setelah ditinggalkan pergi oleh Dilla, Kenzo menangis sendirian di kamar hotel itu. Konon katanya, air mata paling jujur adalah air mata seorang laki-laki.

Kenzo menangisi nasibnya, lagi-lagi harus ditinggalkan oleh orang yang berhasil merebut hatinya. Setelah melajang cukup lama, sekitar 6 tahun lamanya. Kenzo akhirnya bisa membuat hatinya tidak memikirkan mantan kekasihnya, yang tega meninggalkannya demi menikahi selingkuhannya. Kenzo selalu menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya kenapa tidak bisa berusaha lebih keras untuk membuat mantan kekasihnya lebih mencintainya.

Kenzo menangis sampai tertidur kembali. Tiba-tiba, ia bermimpi ayahnya yang sudah lama meninggal datang menghampirinya, lalu berkata, "Laki-laki tidak boleh cengeng, kejar dia, buktikan kalau kamu sangat berharga, sangat pantas untuk wanita itu miliki. Ayah yakin kamu bisa, kamu kuat, semangat!"

Ayah Kenzo meninggal sejak Kenzo berusia 10 tahun. Meninggal karena serangan jantung saat sedang menonton pertandingan bola, di depan tv, bersama Kenzo. Namun, sampai sekarang, baru kali ini ayah Kenzo datang ke mimpinya. Dalam mimpi itu, Kenzo ingin memeluk ayahnya, namun ia malah terbangun.

Begitu terbangun, Kenzo langsung menghapus air matanya. Dalam hatinya ia bertekad, kali ini, apapun rintangannya, halangannya, ia harus terus berjuang mendapatkan hati Dilla. Kenzo yakin, Dilla bukan orang jahat, ia hanya seorang korban dari jahatnya kesepian...

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Plugin Kapsule Corp

Options

not work with dark mode
Reset
Part of PT. King Alin Jaya